Tahukah kalian dengan istilah 'a match made in heaven',sebuah ungkapan yang mendefinisikan dua orang yang sangat cocok satu sama lain.Dengan tingkat kecocokan lebih dari 90%.Seseorang yang dengan dia kau merasa yakin untuk menyerahkan seluruh hidupmu.Bahkan duka yang pahit bisa terasa manis selama dia ada di sisimu.
Aku cukup percaya diri mengatakan diriku dan Wilden sangat cocok jika kami bersatu dalam ikatan. Sebab melalui tatapan matanya yang lembut itu aku melihat masa depanku;hari-hari penuh cinta dengan dua atau tiga orang anak yang merupakan perpaduan kami berdua.Kalian boleh tertawa jika menganggap ini delusional, tapi itulah yang murni aku rasakan. Aku tidak bermaksud untuk menjadi pujangga, sungguh.
Selama kami latihan dialog, aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak mencuri pandang. Ketika aku perhatikan lebih detail, Wilden adalah Jayden dengan versi wajah lebih lembut. Batang hidungnya tinggi, alisnya sangat rapi dan seperti diukir lalu bibirnya tipis.Menggiurkan.Bagaimana rasanya mencium bibir itu?.
Aku menelan ludah dan lantas memalingkan wajah. Sial, pikiran busuk apa yang baru saja muncul itu?.Jangan-jangan aku menjadi cabul karena telah lama menjomblo.
"Sofia, ada apa?" Wilden menyadari tingkah anehku. "Apa kamu baik-baik saja?"
"A-aku baik-baik saja"
Wilden meletakkan telapak tangannya ke atas dahiku. "Kau tidak demam, tetapi mengapa wajahmu merah sekali"
Serius, apa dia sebodoh ini?.
Aku mendorong tangannya menjauh dari dahiku. "Kamu sungguh tidak mengerti?"
"Apa maksudmu?"
"Lupakan saja" Aku menghirup nafas dalam-dalam. "Omong-omong, apa kau tidak masalah tampil di hadapan ratusan orang?. Indentitasmu akan ketahuan"
"Aku akan memakai sihir penyamaran. Tenang saja"
"Oh, itu ide yang bagus"
Tidak tahu mengapa aku tiba-tiba merasa kecewa. Apakah itu karena aku tidak bisa pamer kedekatakanku dengan Wilden?.Atau penyebab lain yang tidak bisa diterangkan.Hal-hal seperti ini sering membuatku bingung.
Kami melanjutkan latihan dialog kurang lebih 15 menit sebelum para pengurus kostum menjemput.
Sebelum kami berpisah Wilden mengelus kepalaku seolah aku ini anak-anak."Jangan gugup, aku tahu kau bisa melakukannya"Betapa curangnya dia mengatakan hal itu sambil memberiku sebuah senyuman mematikan.Seharusnya dia melakukan itu ketika hanya ada kami berdua di ruangan ini, sebab aku tidak rela membagi senyuman itu dengan orang lain.Aku serakah bila menyangkut pria yang aku cintai.
Perasaanku campur aduk antara kekesalan dan ketertarikan. Kekesalan karena keindahan senyuman itu juga dinikmati orang lain yang ada di ruangan ini, ketertarikan karena senyuman itu begitu mempesona, membuatku lupa akan sekeliling.
Keserakahanku inilah yang membuat cinta ini terasa begitu nyata dan penuh gairah.Gairah itu membakarku secara perlahan.Dan bila nantinya itu membuatku menjadi abu, aku sama sekali tidak menyesal. Aku akan menari di atas abu itu seperti perempuan gila paling bahagia di dunia."Putri, detak jantung anda cepat sekali"
"Diam kau Beru"
●○●○●○●○
Pertunjukan akhirnya dimulai. Adegan demi adegan ditampilkan.
Hingga tiba kesempatanku untuk muncul dan memerankan karakter utama wanita,Yelena Darconer.
Tidak susah bagiku untuk memerankan karakternya karena aku adalah orang yang berasal dari dunia lain yang sudah membaca seluruh kisahnya melalui web novel.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomanceSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...