5.[38]

950 204 25
                                    

Mungkin ini hanya dugaanku. Tapi selepas malam itu kepalaku jadi sering tiba-tiba sakit. Hal ini membuatku beristirahat penuh, sehingga tidak bisa mengantar kepergian pasukan perbatasan dan rombongan Baterville keluar desa. Padahal mereka ingin mengucapkan terimakasih atas jamuan selama dua hari ini. Untungnya, ada Amber yang mewakili kelompok relawan dapur.Setidaknya mereka bisa menitipkan pesan kepada gadis itu.

Amber kembali dengan membawa pesan dari orang-orang, juga secarik surat yang yang isinya membuatku menautkan alis. Surat itu berisikan alamat dan tanda tangan dari Wilden Winchester. Dan diperuntukkan khusus untukku.

Jadi, jika seseorang memberimu alamat mereka, biasanya itu berarti dua hal. Yang pertama mereka ingin kau mengirim surat kepadanya, dan yang ke dua mereka ingin kau mengunjunginya. Tapi mengingat situasi yang terjadi di antara kami, aku rasa alamat ini ditulis untuk alasan pertama.

Masalahnya adalah mengapa?. Apakah dia tertarik kepadaku?.Aku rasa itu mustahil mengingat orang yang menyukainya adalah Marisa D'Carbelux, putri dari kerajaan ini. Jika dibandingkan gadis itu, aku hanyalah itik buruk rupa.

Aku berbaring di atas dipan kamarku sambil mengamati surat itu lekat-lekat.

"KREET"
Pintu kamarku terbuka.

Diaz muncul dari ambang pintu dengan semangkuk sup labu. "Apa kondisimu sudah membaik?" tanyanya, lalu meletakkan sup itu ke atas meja yang ada di dalam kamar. Ia baru saja kembali setelah mengecek kondisi Paman Sam di kediaman Tabib Tezet."Maaf aku tidak bisa menemanimu. Aku masih harus memantau keadaan ayah"

"Jangan cemaskan aku. Ini cuman sakit kepala biasa"

" Tapi kau mimisan" Diaz melirik bekas sapu tangan yang terkena darah mimisanku."Kemarin malam suhu tubuhmu tinggi Sofia. Apa kau tidak ingin memeriksakan kondisimu ke Tuan Tezet?"

"Sungguh aku tidak apa-apa. Lagian sekarang kita lebih membutuhkan sihir penyembuhan Tuan Tezet untuk paman" tolakku halus.

"Kau benar. Kita harus menghemat mana Tuan Tezet agar sihir penyembuhannya terus berjalan mengobati ayah, tapi tetap saja aku khawatir melihatmu sakit kepala"

"Aku akan membaik dalam tiga hari, percayalah" aku melempar senyum tipis ke arah Diaz. "Kapan Andrien dan Gillian kembali?."

" Harusnya besok mereka sudah kembali jika tidak ada kendala selama di perjalanan"

"Mereka pasti akan kembali dengan penawar racun itu" tanggapku, sembari milirik mangkuk sup labu.

Aroma dari sup itu terlalu susah untuk diacuhkan. Aku menahan diri agar tidak meraihnya. Menunggu Diaz berujar kalau itu sup itu memang untukku.

"Sup labu itu untukmu Sofia. Jena menitipkannya kepadaku. Ia tahu kau sedang sakit dan sendirian di rumah"
Diaz tampaknya menangkap lirikan mataku pada mangkuk sup labu.

Aku mencengir malu kemudian meraih sup labu itu. "Sampaikan terimakasihku pada Jena. Aku memang sangat lapar"

"Hati-hati, itu panas" ingat Diaz kemudian tersenyum lembut.

Aku senang Diaz tidak lagi menyalahkan diri.Sebelumnya ia begitu murung sampai susah makan.

"Sofia, aku tidak bisa lama-lama . Aku harus kembali ke kediaman Tuan Tezet untuk memantau kondisi ayah. Kau tidak apa-apa jika kutinggal sendiri?"

Aku mengangguk, "Pergilah. Aku bisa menjaga diri"

Kepalaku kembali sakit, tapi aku memilih untuk mengunci bibir rapat-rapat. Aku tidak mau merepotkan Diaz dan membuat fokusnya terbagi.

Begitu laki-laki itu pergi, mangkuk sup labu yang ada di tanganku jatuh.
"PRANG"

Rasa sakit itu kembali meremas kepalaku. Kali ini bahkan tidak tertahankan.

The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang