Menjadi 'kakak yang baik', sejujurnya bukan kalimat yang cocok karena secara harfiah, aku jauh lebih tua dari Wilden dan lebih seperti bibi.Cangkang enam tahun tidak bisa mengubah jiwa yang sudah berumur 27 tahun.Dunia yang aku lihat sama dengan cara pandang orang dewasa.Setidaknya itu yang kupikirkan dulu, sebelum tahu kalau satu persatu kebiasaan anak kecil mulai melekat di keseharianku.Dimulai sekarang ini, dimana aku dengan bodohnya berebut pie kismis dengan Wilden tanpa mau mengalah.
Kami berdebat dua puluh menit untuk menentukan siapa yang berhak mendapat potongan terakhir.Yelena tidak punya niat menghentikan kami karena sibuk dengan ketiga balitanya.Dan para pelayan tidak bisa membuat pie kismis baru karena persediaan kismis habis.Ini situasi yang buruk bagiku dan Wilden karena kami berdua sama-sama keras kepala."Berikan itu kepadaku!," desisku sambil mengambil pie kismis itu.Naluri anak-anakku sepenuhnya mengambil alih.Dengan senang hati aku akan berdebat anpa setitik keraguan.
" Itu punyaku!," Wilden menggertakkan gigi lalu merebut potongan pie kismis itu dari tanganku, tepat saat mulutku baru saja terbuka untuk menggigitnya.
Dengan kecepatan yang seolah perlambat, bibir Wilden yang tipis dan merah muda alami, terbuka dan menggigit ujung pie kismis.Dia mengunyahnya pelan dengan binar riang khas anak-anak. "Ini sangat enak!".
Lalu ada dorongan menangis yang menyergap.Aku merasa sedih luar biasa ketika otakku mengingat kualitas rasa sepotong pie kismis.Aku menginginkan pie kismis itu lebih dari siapapun.Dan Wilden mencurinya seperti rubah dalam film Dora.
"Uaaaaaaaa". Tangis dari anak perempuan yang selama ini mengaku wanita dewasa 27 tahun.Ini memalukan tapi aku tidak bisa berhenti.Tidak sampai para pelayan membuat pie kismis baru.
Yelena terhenyak.Dia menitip ketiga balita pada pelayan dan memelukku lembut.
"Ya Ampun Sofia, mengapa kamu menangis?", tanyanya lembut-sangat lembut sampai aku ingin menangis lebih keras, dan berharap Charla adalah wanita sewaras Yelena.
"Wilden mencuri pieku, huhu".Aku terisak di rangkulan Yelena dan menunjuk Wilden.
Wilden menggembungkan pipi."Itu memang milikku sejak awal!",sanggahnya kesal.Dan dia terlihat menahan tangis karena marah melihat Yelena memelukku.Jelas laki-laki kecil itu cemburu.Pemandangan yang bagus!.
"Will,kamu bisa mendapatkannya setiap waktu tetapi Sofia tidak",Yelena melepas rangkulannya dariku dan mengusap pipi Wilden lembut."Mama harap kamu belajar cara berbagi".
Wilden-dengan mata yang masih berair, melirikku gusar.Jangan bilang dia menaruh dendam padaku!. Aku mengharapkan hubungan harmonis sebagai kakak-adik dengannya di masa depan.Dan berjanji akan melindunginya dari perempuan-perempuan nakal yang mendekatinya hanya untuk mengincar posisi duchess.Wilden haruslah berakhir dengan gadis anggun yang memiliki kebaikan hati berlimpah.Yang nantinya akan menjadi ibu yang baik bagi cucu-cucu Yelena dan Jayden.
Beberapa saat kemudian, Charla dan Tony muncul didampingi pria yang kuyakini adalah Wolfie-asisten kepala keluarga Winchester.Wolfie lumayan tampan untuk ukuran karakter pembantu.Jika aku berada di tubuh wanita dewasa, sudah pasti Wolfie berada di urutan pertama sebagai pria yang harus aku jadikan suami.Tapi itu berbeda jika seandainya Sebastian Ruberius masih hidup.Bagaimanapun Sebastian mencuri nyaris keseluruhan hati pembaca web novel The Villainess Seduce The Widower Duke dengan sikapnya yang sinting dan pecinta ulung.
Orang-orang akan selalu menaruh hati pada karakter pria tampan yang haus darah."Maaf bila anak kami membuat kerusuhan Duchess".Tony menunduk dalam rasa takut berlebih.Berpikir aku melakukan kegiatan buruk yang dapat merusak reputasi Keluarga Ladelwyn.
" Jangan cemas berlebihan Tuan Ladelwyn".Yelena tersenyum kemudian menatap ramah aku yang membatu karena takut Charla kambuh."Sofia sangat sopan dan anak-anakku nyaman bermain dengannya".
Aku membelalakkan mata.Bagaimana mungkin dia menyebut seorang gadis kecil yang baru saja membuat putranya menangis dan balita-balita ketakutan sebagai anak sopan?.Apa berbohong adalah salah satu kepribadian Yelena yang tidak kuketahui?.Tapi apapun motifnya, aku bersyukur Charla tidak jatuh pingsan.
"Jika tidak keberatan, aku ingin Sofia menjadi teman bermain Wilden".
Tony dan Charla saling pandang kemudian berkata, " Apa anda yakin?, anak kami sedikit liar dan susah diatur".
Yelena tertawa kecil."Oh itu bagus.Aku ingin Wilden berteman dengan anak yang aktif".
" Itu adalah kehormatan besar bagi keluarga kami, Duchess".
Yelena, aku harap kau tidak menyesali keputusanmu yang sembrono ini,aku tertawa licik dalam hati.Wilden yang malang ditaruh ke dalam kandang macan oleh ibunya sendiri.Dan dia tidak menolak karena sangat patuh.
"Terimakasih Duchess, Sofia akan berusaha menjadi teman yang baik bagi Wilden".Aku berujar dengan sedikit cadel guna menambah rasio keimutan.
" Ya ampun, kamu sangat menggemaskan sekali, Sofia".Yelena kembali menarikku dalam rangkulan. Menggosokkan pipi putihnya dengan pipi bulat milikku yang penuh, besar, dan nyaris meledak.
Sementara itu Wilden terperangkap dalam kecemburuan.Dia menatapku kesal dengan iris delimanya yang menawan.Aku seperti dipelototi kelinci galak karena mencuri wortel kesayangannya.Teruslah membuat ekspresi cemburu yang lucu itu, dan aku akan terus menyedot perhatian Yelena dengan bertingkah sok imut-yang dapat membuat orang lain muntah dan kayang.
●○●○●○●○
Kami sampai di Kediaman Ladelwyn menjelang sore.Martinez dan dua pelayan tampak menyapu halaman rumah yang penuh dengan daun-daun kering.
" Bibi....... ". Aku menghambur memeluk Martinez.
" Bagaimana pertemuanmu dengan Duke?".Martinez mengusap pucuk kepalaku lalu bertanya kepada Tony yang sedang memapah Charla turun dari kereta kuda.
"Semuanya berjalan lancar", jawab Tony sumrigah." Duke menyetujui rancangan kegiatan yang aku ajukan".
" Oh itu bagus Tony.Festival panen akan lebih meriah dari tahun lalu".Bibir Martinez melengkung seperti bulan sabit dan kerutan di sudut matanya terlihat semakin jelas."Orang-orang butuh pengetahuan berguna, dan tidak hanya sibuk berbelanja".
Berbicara tentang festival panen, itu adalah hari dimana para petani Baterville berkumpul di lapangan terbuka, dan menjual hasil kebun mereka dengan harga yang jauh lebih murah karena tidak dikenai pajak.Mereka bisa menjual lebih banyak ketimbang hari biasa.Aku tidak sabar menantikan hari festival itu, lalu berbelanja sayuran organik segar.Aku butuh banyak agar dietku lancar.
Sven menyalak dari dalam rumah, lalu berlari ke dalam pelukanku.Anjing putih itu menghujaniku dengan liurnya yang bau.Salah seorang pelayan pasti memberinya makanan aneh lagi. Dan sebenarnya tidak baik untuk memberi makanan manusia kepada hewan.
"Jangan memberi makanan manusia kepada Sven!", tegurku pada Amy yang sedang memilah daun kering.
" Maafkan saya, tapi Sven terlihat begitu menggemaskan saat menatap lapar sisa kue krim keju semalam".
Pikiranku kalut saat Amy menyebut kue krim keju.Semalam aku menahan diri untuk tidak menyentuh kue itu, agar bisa menikmatinya sore ini dengan secangkir susu panas. Perutku berbunyi keras melayangkan protes.
" Kue krim kejuku huaaaa".
Tangis kedua hari ini, dari seorang anak yang jiwanya diisi wanita 27 tahun.
Dan aku tidak tahu sama sekali, kalau kesadaranku sebagai wanita dewasa perlahan-lahan mulai memudar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomanceSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...