4. [30]

1.2K 256 33
                                    

Hari keberangkatan menuju Surran.

Tidak banyak barang yang bisa dibawa selain beberapa helai pakaian, buku, dan Betsy. Aku tidak tahu mengapa aku ingin membawa boneka monyet ini, diantara benda lain yang lebih berguna.Barangkali karena halusinasi yang aku liat disaat mimisan minggu lalu. Boneka ini memberiku perasaan positif semenjak saat itu, terlepas dari wajahnya yang menyebalkan. Omong-omong aku masih belum menyukainya, jika kau penasaran.

Beralih kepada Charla, ia tampak berantakan dengan mata bengkak dan berair.Aku tidak tahu sudah berapa lama ia menangis di bahu Tony. Dan sudah berapa kali pula ia membujukku tetap tinggal di Baterville-membatalkan beasiswa Surran. Di matanya, aku tetap gadis cilik yang membutuhkan kehadirannya setiap saat-tidak peduli seberapa besar usahaku untuk terlihat mandiri. Memang dimana-mana orang tua itu sama saja. Di mata mereka kau tetap anak kecil.Selamanya.

Sebelum aku masuk ke dalam kereta kuda, Charla memelukku erat. Dengan suara terisak ia memberitahuku kewajiban mengirim surat setiap minggu. Aku mengangguk, lantas mengusap ujung matanya dengan jempolku. Kadang mulutku gatal untuk menyindirnya. Bertanya apakah ia sebuah 'air mancur' di kehidupan terdahulu. Mungkin saja kan, ada orang yang menjadi benda di masa lalu.

"Aku akan baik-baik saja. Ibu harus baik-baik saja bersama ayah."

"Ini tidak akan lama" tambahku meyakinkannya.

Waktu satu tahun, jika kau menghitungnya memang akan terasa lama.

"Kami akan menjaga Sofia dengan baik, Nyonya Ladelwyn" Miss Rollet membantuku menenangkan Charla. Perannya sebagai guru pendamping sangat dibutuhkan sekarang. Orang dewasa biasanya memang lebih percaya kepada orang dewasa lainnya.

"Kamu dengar itu Charla, Sofia pasti akan baik-baik saja" Tony yang selesai memindahkan barang-barangku ke dalam kereta barang, memeluk bahu Charla."Percayalah kepadanya, ia putri kita"

"Huh, tidak perlu memberitahuku!" Charla mengusap matanya. Tindakan itu tidak berguna karena sedetik kemudian air matanya keluar lagi. "Baik-baiklah di negri orang, selalu ingat pesan ibu" ucapnya kemudian mengantarku ke depan pintu kereta kuda.

Aku mengangguk, kemudian naik ke atas kereta kuda bersama Miss Rollet.
"Aku akan mengirim surat!"

"Apa kamu sedih berpisah dengan orang tuamu sementara waktu?" komentar Miss Rollet khawatir. Ia mungkin merasa bersalah karena melihat Charla menangis.Tidak bisa dipungkiri bahwa ia adalah orang yang mendorongku mengambil beasiswa ini.

"Tidak ada anak yang tidak sedih berpisah dengan orang tuanya" jawabku santai sembari menyandarkan tubuh. Beasiswa ini memakan waktu satu tahun. Charla dan Tony bisa saja berkunjung kalau mereka mau, tapi biayanya pasti tidak murah. Lagian Suran, memiliki jarak tempuh yang cukup jauh, bahkan lebih jauh daripada Aragos. Aku lebih senang mereka menghemat pengeluaran-menabung untuk keperluan lain yang lebih penting. Apalagi belakangan bisnis sayur dan buah-buahan Tony tidak berjalan lancar karena harga pupuk organik merangkak naik.

"Miss Rollet, kira-kira seperti apa Kerajaan Surran?" tanyaku kepada Miss Rollet.

Di kereta kuda ini hanya ada kami berdua. Para murid beasiswa dipasangkan dengan guru pendamping mereka. Total ada lima pasang yang berangkat ke Surran hari ini.Kereta kudaku dan Miss Rollet berada di tengah-tengah.

" Kerajaan Surran lebih kecil dari kerajaan kita, tapi mereka lebih kaya karena banyak tambang mineral"

"Aku dengar mereka dulunya bagian dari Kerajaan Aragos, apa itu benar?"

"Lebih tepatnya bekas daerah koloni.Mereka memisahkan diri di masa lampau" terang Miss Rollet.

Sepertinya kabar itu benar. Miss Rollet juga menguasai sejarah dasar walau ia guru matematika minor.Aku yakin perjalanan ini tidak akan membosankan karena ada banyak hal yang bisa ditanyakan kepadanya.

The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang