4 hari sebelum hari kelulusan Wilden dari akademi...
Bukit kecil yang berselimut bunga ungu.Tempat favorit Wilden, dan juga tempat favoritku.Kadang-kadang kami ke sini bersama Theresa dan juga Margareth. Hanya saja kalau ada kedua orang itu, Wilden menjadi lebih pendiam karena tidak begitu akrab. Mungkin karena itulah aku untuk pergi berdua saja hari ini.
Kami merebahkan diri di atas hamparan rumput-menerka bentuk dari awan yang suka berubah-ubah.
"Itu mirip kelinci" aku menunjuk segumpal awan yang bergerak pelan.
"Itu tidak berbentuk apapun.Matamu sepertinya harus diperiksa" cibir Wilden.
Aku terkikik, "Aku mengatakannya mirip kelinci untuk mengejekmu, tahu."
"Jangan mencoba memanggilku kelinci, anak imut, atau apapun itu."
Aku menghela nafas dan tertawa, "Ya ya. Kau selalu saja tidak suka kupanggil imut"
"Apa kau masih akan tetap memanggilku imut ketika kita bertemu lagi di tujuh tahun mendatang?" Wilden memutar badannya yang tadinya telentang menghadap ke arahku.
"Tentu saja" aku mencengir lebar. "Bagiku, kau selamanya bayi kelinci Lord Wilden"
" Bahkan jika badanku lebih besar, tegap dan tinggi. Apa itu tetap imut di matamu?" selidiknya.Mata indahnya menatapku curiga.
Aku meneguk ludah. Imajinasiku terbang pada sketsa Wilden dewasa-yang tentu 11-12 dengan ayahnya Jayden Winchester. Figur pria tampan yang tidak sehat bagi kesehatan jantung.
"T-tentu saja!" jawabku terbata."Tidak ada yang akan berubah!"
Wilden tertawa dengan suaranya yang cempreng."Setiap bersamamu aku selalu saja tertawa"
"Kau kira aku badut" tanggapku cemberut.
"Mau taruhan?" tawar Wilden.
"Taruhan apa?"
"Taruhan kalau kau pasti akan tersipu melihat penampilanku saat dewasa"
Aku menggigit bibir. Sinting. Bahkan sebenarnya ia tidak perlu bertaruh karena reaksiku pasti sama persis dengan dugaannya itu. Tapi itu, sekali lagi kutegaskan adalah ketertarikan fisik. Bukan mengarah ke hubungan romantis. Bagiku, Wilden itu seorang adik dan keponakan.Jangan lupakan fakta dimana aku aslinya wanita berumur 27 tahun.
"Hahaha, lelucon yang bagus" Aku memejamkan mata.
"Jika kau memiliki kesempatan untuk memilih jenis perhiasan. Kau akan memilih apa Sofia?" tanya Wilden kemudian.
Aku menggaruk dagu, "Sebuah bros" jawabku asal. "Mengapa memangnya?"
"Tidak. Aku hanya bertanya"
"Oh"
"Empat hari lagi yaa..." gumamku-berusaha sebisa mungkin mengabaikan rasa sedih karena kami akan berpisah.
"Iya"
" Lord Wilden, apa aku boleh bertanya mengenai sesuatu?"
"Apa yang ingin kau tanyakan?"
"Selain menjadi penerus Winchester, apa kau mempunyai cita-cita yang lain?"
"Sejujurnya sampai saat ini tidak ada gambaran lain di dalam kepalaku. Bagaimana denganmu?"
"Aku ingin tumbuh menjadi wanita dewasa normal yang kemudian menikah dan memiliki anak."
"Hanya itu?"
"Iya. Sesederhana itu"
"Hmm, apa kau tidak tertarik menjadi bangsawan misalnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]
RomanceSEQUEL THE VILLAINESS SEDUCE THE WIDOWER DUKE Leonor Amercia [27] adalah seorang pembaca setia dari serial web novel The Villainess Seduce The Widower Duke. Di antara banyaknya tokoh yang ada dalam serial tersebut, Leonor malah terobsesi denga...