1.[3]

3.7K 504 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Martinez Ladelwyn. Saudara Tony yang paling tua. Wanita berperawakan tinggi kurus dengan wajah penuh kerutan. Umurnya mungkin setengah abad.

Aku bersembunyi di belakang tubuh Charla, dan mengintip ragu-ragu pada wanita itu. Martinez menitipkan kopernya pada Tony. Mata wanita itu, melirikku yang berdiri kikuk di belakang Charla. "Apa kau tidak merindukan bibi, Sofia?", tanyanya lembut. Charla lalu mendorong tubuhku. " Pergilah, dan sapa bibimu!".

" Halo bibi". Aku menyapa Martinez.

" Oh Sofia, kau sudah sebesar ini saja". Lengan kurus Martinez memelukku. Kemudian dahiku dihujani beberapa ciuman basah.

"Aku tumbuh dengan baik". Aku tersenyum canggung, seraya mengutuk tingkah sok polos yang memalukan ini dalam hati.

Martinez mengelus pucuk kepalaku." Ya, Sofia sudah tumbuh dengan baik".

" Kakak, ayo kita makan malam bersama", ajak Tony. Pria itu merangkul bahu Martinez dan mengajaknya pergi ke ruang makan. Di belakang mereka, aku dan Charla mengekor.

Martinez, walau wajahnya terlihat galak, adalah sosok bibi yang penuh kasih sayang. Buktinya, ia membawakanku beberapa kotak donat dan kue kering. Air liurku menetes begitu aroma cokelat menyeruak dari kotak itu. Namun begitu melihat lipatan perut yang mencolok, aku segera membuang jauh pikiran untuk melahap seluruh donat itu sendirian. Bisa-bisa, aku tumbuh menjadi raksasa cebol.

" Ibu, apa ada sayur dan buah di meja makan?". Aku bertanya lesu pada Charla.

" Tentu saja ada", jawab Charla. "Tapi princess, kamu tidak pernah menyentuh nya".

" Kali ini akan kumakan semua". Langkahku semakin gontai ketika kami tiba di ruang makan.

Dibantu Tony, aku naik ke atas kursi makan yang lumayan tinggi. Mataku nyaris melompat keluar ketika melihat hidangan yang tertata di atas meja. Hidangan anak babi panggang yang mulutnya di sumbat apel, tampak mencolok karena ditaruh Charla di tengah-tengah.

" Hari ini kita makan jamuan besar menyambut kakak" Tukas Tony. Pria itu kemudian pergi ke dapur dan kembali dengan membawa dua botol anggur.

Air liurku menetes lagi. Sebagai pecandu alkohol, logo Winchester pada botol menarik sulur jiwa dewasaku. Dalam novel The Villainess Seduce The Widower Duke, anggur Winchester digambarkan sebagai yang terbaik dari yang terbaik.

Mataku membola, mendengar suara tegukan dari kerongkongan Tony, saat dia menenggak rakus anggur Winchester yang dituang Charla. " Oh Ya Tuhan, kualitas juara". Tony memeluk botol anggur itu mesra.

The Extra Seduce The Young Lord [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang