21 Mei 2021
8 PM
Ndak terasa besok adalah hari pernikahanku dan cah ayu Liz sekretaris pribadiku sing ayu tenan, aku gugup tenan iki cuma iso mondar mandir sambil memegang rosario berwarna merah dan memandang halaman belakang. Aduh welah dalaaaahhh.... hatiku deg-degan rasane ingin segera pemberkatan, jemariku terus-terusan menggerakan butir-butir berbentuk bulat yang ada di rosario... iki bikin hatiku sedikit tenang.
" halo Broer!" aku terkejut saat dua tangan mungil melingkar di perutku yang sudah menurun kadar kebuncitannya.
Aku tersenyum meraih kedua tangan adik bungsuku yang jarak usianya 20 tahun denganku dan Frederic, sudah seperti Papa muda dan anak saja hehehehe. Saat aku balik badan, gadis berambut silver ini tersenyum memamerkan giginya yang berderet rapi.
" Bell je deed me schrikken (Bell kau mengagetkanku)" aku terkekeh dengan tingkah adik kecilku yang sekarang sudah remaja sembari mencolek hidungnya yang mancung.
Bell tertawa sambil melompat-lompat kegirangan. Seneng yo lihat Kangmas kaget? Se... aku mendadak sedih iki melihat baby Bell yang sekarang bukan baby lagi. Dulu aku sering membantu Mama dan Papa mengurus Bell dari bayi sampai sekarang, saat Mama Papa kerja akulah yang mengurus baby Bell sendirian, Queen dan dua sepupuku hanya bisa menjahili Bell sampai menangis. Ku tarik gadis dengan tinggi badan 169 cm ini ke dalam pelukanku kemudian aku mengusap kepalanya.
" Gendhis... dek..." aku memanggil nama Jawanya Bell dengan mata berkaca-kaca.
" nggeh Kangmas Brotoseno pujaan hatine Mbakyu Lizzy?" sahut gadis dengan wajah perpaduan Mama dan Papa balas memelukku.
Aku melepaskan pelukan gadis ini dan menatapnya sambil tersenyum mengusap-usap puncak kepalanya kemudian ku gandeng tangannya mengajak gadis Capricorn ini duduk di sofa ruang kerjaku, tempat dimana cah ayu Liz sing ayu tenan menerima lamaranku diawal bulan Mei. Aku, Queen dan Bell terkadang suka memanggil nama dengan nama Jawa kami yang hanya keluarga dan para pelayan saja yang tahu, dan juga kami terkadang bicara dengan Bahasa Indonesia, Belanda, Inggris, Indonesia campur Jawa atau Sunda tergantung mood kita.
" Kangmas besok menikah dengan gadis pilihan Kangmas yang Kangmas cintai selama tujuh tahun, mengenalnya selama sepuluh tahun...." welah dalaaahhhh merembes iki air mataku bak air terjun.
Adik kecilku iki menatapku sambil menganga soale heran dengan Kangmasnya yang harusnya senang besok nikah malah nangis, aku mengeluarkan cairan tetes mata khusus untuk saat memakai softlens lalu meneteskan cairan itu kedalam dua mataku.
" terus?" tanyanya polos sembari mengusap kedua air mataku yang membasahi pipi dengan jemarinya yang mungil.
Aku tersenyum membenarkan poni Gendhis " Kangmas sedih nanti ndak bisa 24 jam sama kamu dan melihat tumbuh kembangmu seperti dulu dan sekarang nduk. Kamu mau yo nduk ikut pulang ke Belanda sama Kangmas, Mbakyu iparmu, Oma Rose, dan Nicky sepupu Mbakyu iparmu?" aku menangkup wajah gadis yang sering dikira oleh beberapa orang dia adalah putriku ketimbang adikku.
" mau Kangmas. Bahkan pas hari valentine saat ngasih cokelat dan boneka teddy bear mini Mbakyu nawarin aku ikut pulang ke Belanda sama kalian... aku seneng Kangmas punya Kakak ipar seperti Mbakyu Liz sing ayu tenan hihihihi. Mbakku satu ini cinta pertama dan terakhirnya Kangmas sangat baik hati" jawabnya dengan mata berbinar kemudian memelukku erat.
Praise the Lord, suatu berkat yang luar biasa Engkau berikan kepadaku calon istri yang baik hati menyayangiku dan keluargaku juga menerima semua kekurangan dan kelebihanku, keluarganya juga sangat menyayangiku dan keluargaku. Terima kasih Tuhan, aku sangat senang sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lizzy, Ik Hou Van Jou
Romance" Ini ceritaku, cerita Roy van Stolch si jomblo tiga dekade yang sangat mencintai sekretaris pribadiku yang bernama Lizzy Charlotte Konnings. Dia sangat profesional, ramah, dan murah senyum. Tapi saat diluar jam kerja Lizzy adalah tipe perempuan din...