Aku Harus Jujur

92 3 52
                                    

Liz Pov

" sorry Liz gue kentut hehehe, tunggu ya? Ja Oma, ik opende de deur ( ya Oma, aku bukain pintunya)" ucapnya sambil terima telefon dari Oma.

Sang kepala suku the Konnings junior beranjak dari kursi sebelahku, walau kentutnya gak sebau Meneer Roy tapi tetep aja bau bagiku. Aku jadinya ngerjain tugas sambil kipas-kipas pake buku tulis, untung juga aku bisa ngetik pake satu tangan.

" hahahaha Vicky gede juga ya kentutnya, kayak Kangmas. Wes cah ayu, cocok tenan jadi sepupu ipar Kangmas Roy hahahaha" cerocos larva kuning datang ke tempatku.

" yaaaaa... karena kalian laki-laki kali, kan kalian punya microphone alami. Jadi wajar kalo suara kentut kalian stereo" aku tanggapi Meneer Roy sambil fokus mengetik perjalanan dinas yang hampir selesai.

" kamu bener cah ayu hahaha. Hampir selesai toh nulis agenda perjalanan dinase, cah ayu Liz pujaan hati Kangmas Roy. Sini lihat Kangmas dulu sebentar" mulai modus ini oom-oom, tulung Liz takut.

Ia meraih tangan kananku dengan lembut sambil diusap. Mau gak mau, aku memutar kursi ke sebelah kanan. Jujur agak geli melihat Meneer Roy senyum pepsodent sambil menggenggam kedua tanganku dengan dua tangannya yang besar.

" i... iya Meneer Roy?" tanyaku agak takut memundurkan badanku.

" looohhh kok mundur? Ndak apa-apa cah ayu, ndak usah takut sama Kangmas Roy, santai aja relax hehehe. Pengen dipanggil Kangmas sama cah ayu Liz, rasane romantis tenan dipanggil Kangmas sama pujaan hati eheee" tanyanya dengan lembut, jujur aja senyumnya Meneer hitutable mirip sama oom-oom genit yang sering aku temui kalo meeting ke sana kemari.

" gak mau Meneer, nyaman manggil Meneer Roy aja heheheh" aku menolak halus sambil memundurkan badanku, Liz geli pas lihat muka sok imut Meneer Roy pas minta dipanggil Kangmas sama aku.

" yo wes... kalo begitu. Tapi cah ayu janji nggeh jujur ke Oma tentang hal ini. Ini harus ditindak dan Papa juga harus tau biar perusahaan punya keluarga duo acha nehi itu diputus kerjasama dengan Divtone Company" ujar Meneer Roy lembut namun tegas.

Apa aku juga harus jujur ya??? Bentar... sebenarnya aku tuh suka atau cinta juga gak sih sama Meneer Roy?? Soalnya aku tuh gak rela kalo Meneer Roy jauh dari aku, kalo berpisah sama Meneer Roy aku sedih kerasa berat. Kalo Meneer Roy di deketin lawan jenis dalam urusan pekerjaan aja kadang aku ada rasa cemburu, naluri melindungi dalam diriku bergejolak ketika Meneer Roy diganggu wanita-wanita gatal sampai ketakutan. Aku juga seneng kalo melindungi dan menjaga Bos bawel kemanapun dan kapanpun, begitupun dengan aku yang selalu dijaga dan dilindungi oleh Pak Bos bawel.

Sejujurnya aku punya panggilan khusus untuk Meneer Roy yang hanya aku sendiri yang tahu. Gula pasirku... karena senyum dan sikapnya manis jadilah ku panggil beliaunya ini gula pasir ehehehe. Dulu ketika masih duduk di sekolah menengah pertama saat pertama kali aku lihat Meneer Roy di akun youtube dan internet bahkan televisi, aku sangat menginginkan suami seperti Meneer Roy yang jago masak, kebapakan, suamiable, pekerja keras, setia sama satu pasangan, dan banyak lagi hal positif yang dulu aku dambakan ketika melihat Meneer Roy sebelum bertemu langsung dengannya.

Apa aku juga harus jujur dengan perasaanku?? Entahlah... aku masih bingung dan takut. Sejujurnya aku gak mau jauh dari Meneer, aku juga seneng banget kalo Meneer Roy perhatian sama aku biarpun aku geli sama sikap genitnya Meneer ke aku.

Liz Pov End

Roy Pov

" cah ayu??? Nduk?? Calon istri Kangmas Roy sing ayu tenan??".

Lizzy, Ik Hou Van JouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang