Liz Pov
" Kangmas, sebenarnya Liz gak mau ketemu klien kita yang kali ini ngakunya calon Opa tiriku. Tapi harus profesional hhhuuufffttt" meeting offline untuk yang terakhir kalinya saat pandemi lagi tinggi-tingginya terasa berat bagiku.
Suamiku yang baru selesai meneguk segelas cendol tersenyum manis mengusap rambutku yang di sanggul modern, ya... kita sengaja bertemu dengan klien sekaligus sahabat kita, seseorang yang sangat dekat dengan keluarga Konnings dan Soerjadinedjo di suatu cafe bertemakan Bandoeng tempo doeloe. Pas sekali dengan pakaian tradisional Indonesia yang kami kenakan sepulang dari undangan yang tentunya dibatasi.
" hehehehe, bagus dirimu wahai Diajeng Liz istri Kangmas Roy sing ayu tenan selalu profesional dalam keadaan apa pun. Kangmas lupa, klien kita datang jam berapa ya ke sini?" tanya suamiku yang sekarang kadang gampang lupa.
Aku tersenyum mengeluarkan tab dari tas khusus tab sambil mengusap tangan kanan suamiku dan memberinya senyuman. Sejak aku dinyatakan hamil Kangmas Roy terkadang jadi pelupa, mungkin gak ya pengaruh couvade syndrome yang dialami suamiku sing ganteng tenan?.
" harusnya dua puluh menit yang lalu sudah datang, kita tunggu lima menit lagi ya Kangmas? Kalo lima menit gak datang seperti biasa, Liz telfon klien kita ini" ku usap pipinya sambil menyuapinya pisang goreng.
" nggeh Diajeng, Kangmas...".
Belum aja Kangmas Roy selesai ngomong kami dikejutkan dengan suara bass berbahasa Indonesia Korea.
" halo... annyeong annyeong" sapa lelaki berpakaian formal tuxedo hitam dipadukan dasi kupu-kupu berwarna putih, dihiasi bros disebelah kiri.
" Diajeng, calon Opa mertua Kangmas itu hehehe" bisik suamiku ketika lelaki itu sudah berdiri di hadapan kami.
" nee! Enak aja Opa mertua... Liz gak mau punya Opa tiri" sahutku sebal ketika mantan artis K-Pop era tahun 90-an menyapa kami dengan sang ajudan.
Ok Lizzy van Stolch, kau harus prosfesional seperti yang sudah-sudah " annyeong Mario ssi dan ajudan, silahkan duduk" aku mempersilahkan lelaki yang terkadang menyebalkan di mataku duduk, tentunya aku harus pasang senyuman yang manis supaya memberikan kesan profesional walau aku kadang sebal dengan beliau.
* 🇰🇷 Ssi : Imbuhan '-씨 (ssi)' adalah salah satu kata sapa yang banyak terdengar di drama dan kerap digunakan di dunia nyata. Imbuhan '-씨 (ssi)' biasanya dipakai untuk memanggil seseorang dengan lebih sopan dan ditulis di belakang nama orang tersebut*.
" annyeong Lizzy ssi and Roy ssi hehehehe, kalian ini terlalu formal kayak ngomong sama siapa aja hehehehehe" ucapnya duduk sembari membenarkan tuxedo dan kacamata minus berbentuk bulat.
Aku dan Kangmas Roy senyum yang cenderung nyengir dan terkekeh sedikit, ku perhatikan suasana sekitar cafe yang sepi karena pandemi ini. Aku jadi flashback kalo ke cafe ini heheh.
" sudah nunggu berapa lama disini?" tanya Ahjussi rasa Oppa yang mau daftar jadi Harabeoji-ku menyunggingkan senyum yang bikin kaum Hawa histeris.
* 🇰🇷 Ahjussi : Oom atau Paman. Laki-laki yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang sudah berusia di atas 35 tahun. Harabeoji : Kakek *.
" wes nunggu seabad Kangmas, eh Hyung, welah dalah maaf salah hehehe. Harabeoji ehehehehehe" jawab Kangmas Roy sensi sama sepertiku yang tidak mau punya Opa tiri, suamiku ini mengerti gimana Oma sangat mencintai mendiang Opa.
Ku berikan senyuman sarkas pada lelaki blasteran Indonesia, Korea, dan Amerika Serikat ini " dua abad bahkan, kalau kelewat lima abad mau saya telfon Harabeoji tiri soon to be ehehehe".
KAMU SEDANG MEMBACA
Lizzy, Ik Hou Van Jou
Romance" Ini ceritaku, cerita Roy van Stolch si jomblo tiga dekade yang sangat mencintai sekretaris pribadiku yang bernama Lizzy Charlotte Konnings. Dia sangat profesional, ramah, dan murah senyum. Tapi saat diluar jam kerja Lizzy adalah tipe perempuan din...