⚠️ Part ini mengandung sedikit rasisme. Percakapan dalam cerita ini hanya untuk kebutuhan cerita tanpa ada maksud mendiskreditkan suku tertentu. ⚠️
19 August 2021
8 PM
Roy Pov
Kita semua sudah siap grak ditempat yang sudah direncanakan. Tinggal nunggu sang tersangka datang aja. Trio wadam atau wanita adam beserta oom-oom toko emas berjalan dan tambah satu personil lagi. Ujang salah satu anggota divisi yang dipimpin olehku sukarela membantu kami dengan menyamar sebagai germo. Lancar tenan si Ujang pas bilang germonya hahahaha.
" kok belum pada datang??" ku bertanya-tanya sambil melihat jam tangan Rolex keluaran terbaru.
" sabar Kangmas, Kang Idoy bilang Emma sama Papanya lagi mau parkir baru nyampe" jawab perempuan berkebaya biru ini tersenyum mengusap tanganku sambil tersenyum tanpa memamerkan gigi.
" oalah lama tenan! Pasti pada nyari mangsa dulu mereka!" aku ngedumel sambil benerin beskap warna hitam.
Istriku sing ayu tenan cuma bisa terkekeh pas aku ngedumel, yo wes. Aku menyiduk sup krim jamur dan meniupnya. Kita sedang berada di hotel bintang lima langganan keluarganya Emma, kita juga sudah duduk dengan jarak tidak terlalu dekat namun masih bisa mendengar percakapan duet maut Bapak anak ini dan para pasukanku yang sedang menyamar menjadi orang terdekat duet maut ini. Tidak hanya aku dan istriku saja yang hadir untuk mengetahui fakta besar ini. Tapi ada Frederic dan istrinya Linh, ada si bungsu Bell, sepupu-sepupuku Carlyn dan Riri, dan tiga lelaki tampan sepupu istriku sing ayu tenan. Hampir aku lupa, ada satu perempuan berbadan mungil yang setipe dengan istriku sing ayu tenan bersolek bak boneka Barbie, nanti juga kalian tau gadis spek barbie ini hahahaha.
" ndak apa-apa lama sedikit Kangmas, biar kita makan dulu" sahut istriku memakan sup krim jamur ambil tersenyum.
" lama, Kangmas pengen cepet-cepet pulang" aku yang sudah bosan hanya bisa mengaduk-aduk sup bertekstur kental ini.
" halo Fahrul, jangan lupa kalian pancing Emma sama Bapaknya dan rekam untuk barang bukti oke?".
Sambil nyeruput sup pake sendok aku menggerakkan leher ke sebelah kanan istriku lagi kasih instruksi ke Fahrul dengan suara berbisik. Yo wes aku nempelin telingaku ke ponsel Diajeng Liz sing ayu tenan.
" siap atuh Nyah van Stolch. Erul dan rekan-rekan semua yang ada disini bakalan mancing mania mantap, Nyonya tenang ejes ( saja) yeus?" jawab Fahrul kedengeran.
" mancing mania mantap adalah keahlian kita heheeeuummm... halo Ndoro Ayu, menurut ingpormesyen dari sang pecinta wanita alias Tuan Rafael, beliau sedang menuju kesindang otewe naik lip ( lift) bersama putri tercintanya" Idoy nyaut wes lancar logat perbencongane.
" Nyai sinden Liz van Stolch yang semakin melokal dan Ki dalang Roy van Stolch yang semakin melokal beserta keluarga siap siaga grak dan jangan ada pergerakan yang mencurigakan sedikitpun a.k.a nengok ke arah kita, karena beliau-beliau ini sudah otewe kemarindang (kemari). Laporan selesai" itu suarane Doni, ngasih info kok estafet?.
Roy Pov End
Liz Pov
" laporan diterima. Dank je wel ( terima kasih) Kang Idoy, Fahrul, Doni yang encongable hehehe. Selamat menjalankan tugas semoga sukses" aku langsung kasih semangat trio hebring sambil tersenyum.
" laksanakeun!" mereka bertiga kompak sambil berbisik.
Kegiatan menelfonku selesai, tinggal menunggu dua pengkhianat datang saja. Dibalik ketegangan yang aku alami, aku dan suamiku sedikit malas melihat duo bucin Vicky oppa dan cinta pertamanya yang sudah menjadi mantan. Cieeeee bentar lagi ada yang CLBK kayaknya hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lizzy, Ik Hou Van Jou
Romance" Ini ceritaku, cerita Roy van Stolch si jomblo tiga dekade yang sangat mencintai sekretaris pribadiku yang bernama Lizzy Charlotte Konnings. Dia sangat profesional, ramah, dan murah senyum. Tapi saat diluar jam kerja Lizzy adalah tipe perempuan din...