" Ini ceritaku, cerita Roy van Stolch si jomblo tiga dekade yang sangat mencintai sekretaris pribadiku yang bernama Lizzy Charlotte Konnings. Dia sangat profesional, ramah, dan murah senyum. Tapi saat diluar jam kerja Lizzy adalah tipe perempuan din...
WFH lagi kitaaaa... tapi aku seneng WFH nya ditemani cah ayu Liz si sekretaris pujaan hatiku hahahaha. Setelah kondisiku mendingan pagi harinya aku jemput Liz sing ayu tenan datang ke mansion keluarga van Stolch kerja bareng sama aku layaknya di kantor, protokol kesehatan tetap berjalan selama pandemi. Memakai masker, pengecekan suhu tubuh, mencuci tangan terus aku suruh cah ayu Liz bawa baju ganti, mandi dan ganti baju.
" Meneer, sore ini jadwal meeting online sudah beres. Tinggal tanda tangan saja" cah ayu Liz ngasih map aja bikin hatiku dag dig dug.
Senyumnya sangat membuatku bergetar, ku ambil map biru itu sambil ku elus tangannya yang mulus.
" Kangmas... kita kan di rumah jadi manggilnya Kangmas aja hehehe, duh ayu tenaaannnn cah ayune Kangmas Roy iki pake kebaya putih lengkap dengan jarik cokelat rambut digelung hehehehe. Makin terpesona Kangmas Roy" cah ayu Liz masih malu-malu memandangku yang sedang menanda tangani jadwal meeting online.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Kangmas Roy bisa aja bikin Liz senyum hehehe. Mas Roy, Liz mau bicara sama Mas..." panggil gadis Sagitarius ini duduk berhadapan denganku.
" nggeh cah ayu Liz?" jawabku serius.
Dari raut wajah Liz sing ayu tenan mau bicara serius, aku ditolak opo diterima sama cah ayu Liz? Aduh Kangmas deg-degan lah dalah.
" sini Kangmas bicaranya di sofa biar kita hadap-hadapan" jawab cah ayu Liz berdiri dari duduknya.
Roy Pov End
Liz Pov
Aku dan Kangmas Roy sudah duduk di sofa yang empuk berwarna cokelat keabuan di ruang kerja Kangmas Roy yang terletak dilantai satu menghadap halaman belakang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" bicara opo cah ayu Liz sing ayu tenan hm? Serius sekali wajah ayumu iki" tanya lelaki dengan tinggi badan 195cm ini tersenyum manis seraya membelai rambutku.
Aku tersenyum menggenggam kedua tangannya yang besar seraya mengusapnya, ku tatap kedua bola mata berwarna biru langit itu dibalik kacamata minusnya penuh rasa gugup.
