15. ANEH

17 6 0
                                    

HAI BROKUUUU👋
just fyi..

Mulai hari ini aku bakal upload 2 chapter tiap harinya sesuai jadwal upload (Rabu, Jumat, Sabtu). Karena aku mau ngejar target selesai sekitaran bulan Januari/ Februari gituuuu...

gitu aja si

SELAMAT MEMBACAA BROOOO🤎🤎🤎🤎

Berdiam di kelas sambil menyembunyikan wajahnya diantara lengan-lengannya, walaupun suara tangisnya masih terdengar cukup jelas. Semua temannya terlihat sangat bingung hal apa yang harus diperbuat karena cukup lama mereka mencoba menenangkan, tetapi tetap saja hasilnya sama.

"Udah lah Lev, itu kan cuma juga becanda". Ucap Yunna

"Iya tapi becanda mereka keterlaluan". Sahut Marissa sambil mengelus kepala Alevia, sedangkan Abelle hanya melihat dan bermain dengan kuku-kukunya. Bocah terlalu polos akan cinta maka dari itu Abelle memilih untuk diam.

Beberapa saat kemudian Alevia bangkit dan menghapus air matanya, lalu ia mengambil botol minumnya dan minum sejenak untung lebih menenangkan dirinya.

Namun tiba-tiba Dhaffin datang menghampiri kelasnya dan berusaha untuk menenangkan Alevia pula. Tetapi saat Dhaffin memegang pundaknya, ia malah menepis tangan lelaki itu dan menyuruhnya untuk pergi , karena ia masih belum ada mood untuk membahasnya.

Dhaffin memilih untuk pergi meninggalkan Alevia supaya ia tidak lebih terganggu karenanya dan akan menjelaskan jika Alevia sudah merasa lebih baik.

"Mentang-mentang sekarang ultah mantannya, semua anak kelasnya jodoh-jodohin mereka lagi, disuruh balikan, terus gue ditaroh mana?!". Ucap Alevia kesal

"Iya itu tadi kan temen-temennya, bukan mereka sendiri". Jawab Marissa

"Iya, tadi gue juga lihat mereka b aja juga waktu di jodoh-jodohin". Sahut Abelle

"Bahkan Aneska aja ngejauh, Dhaffin juga ngejauh". Ucap Yunna menambah penjelasan.

Alevia semakin terlihat lesu dan sedikit kesal, hanya terdiam saja dan terus berpikir panjang. Entah, semua temannya bahkan tidak bisa menebak apa yang ada dipikirannya dan apa yang akan dilakukan Alevia.

"Percaya aja sama dia, Lev". Ucap Yunna

"Lihat dia aja tadi kesini pengen nenangin lo, tapi lo malah masih diem aja dari tadi". Jelas Marissa lalu terdiam sejenak "Buktikin ke mereka kalau Dhaffin itu punya lo, jangan ke makan omongan mereka karena Dhaffin di jodoh-jodohin sama mantannya dan bikin lo jadi pengen mundur. Buktiin, seberapa panasnya omongan mereka, lo ga akan mundur kalau dia punya lo ya tetep punya lo". Lanjut Marissa

Seketika Alevia langsung bangkit dan pergi keluar kelas dengan langkahnya yang terlalu cepat, seperti petir yang menyambar. Hingga langsung membuat ketiga temannya itu tak kalah terbirit-birit untuk menyusul gadis itu.

FREEDOM  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang