Seluruh tim yang memenangkan pertandingan kemarin kembali datang ke Gelanggang Pemuda untuk babak Final.
Vlorence terdiam sambil duduk termangu karena mata yang merasa kantuk luar biasa. Ditambah lagi ia sudah sampai di tempat bersama timnya pagi-pagi sekali. Untungnya ia dan timnya tidak mendapatkan sesi awal.
Sialnya lagi, kantuknya itu tidak bisa membawanya dalam lelapan tidur, yang ada kini ia merasa kelaparan. Maka dari itu, setelahnya Vlorence mengajak Maryve untuk pergi keluar mencari makanan penghilang laparnya itu.
Mereka berdua kini berjalan menuju gerobak penjual sempol setelah meninggalkan sentra kuliner karena awalnya Maryve memesan sebuah nasi bungkus. Terlihat hening diatara mereka karena masih belum memiliki cukup tenaga untuk mengomel.
"Pak sempolnya ya, 10 biji aja".
Setelah Vlorence mendapatkan jajan yang kini sudah berada pada genggamannya itu. Mereka berjalan kembali ke arah sentra kuliner sambil mengantar Maryve untuk mengambil pesanan nasi yang dia pesan tadi.
"Mar". Panggil Vlorence diikuti Maryve langsung menoleh kearahnya.
"Farzan dateng kesini ga?".
"Iya, nanti agak siang gitu katanya. Sekarang mah, dia masih tidur".
"Gue pengen Fanno juga kesini".
"Ya bilang ke dia, Lol. Suruh aja nanti berangkat bareng sama Farzan".
"Oh iya. Nanti aja deh gue chat dia".
Mereka berduapun akhirnya sampai di sentra kuliner, dimana makanan Maryve yang ia pesannya sedari tadi sudah siap. Mereka berdua memutuskan untuk makan di sentra kuliner saja karena mereka merasa bosan jika terus berada di dalam Gelanggang.
Vlorence kemudia teringat hal yang akan ia lakukan. Ia mengeluarkan ponselnya mencari ikon berwarna hijau dan segera mengirim pesan kepada seseorang. Ia mengetik beberapa kara yang kemudian ia kirim.
Beberapa menit menunggu balasan, sambil memakan sempol yang ada di tangannya itu. Kini, ponsel yangVlorence letakkannya disampingnya itu bergetar. Menampakkan notifikasi pesanmasuk yang terlihat di layar utama ponselnya. segera ia membalas pesannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM [END]
Teen Fiction"pertahankan jika masih pantas, lepaskan jika sudah melampaui batas". Vlorence Edrea. Gadis yang tak lama lagi akan menginjakkan kakinya di masa putih abu-abu. Awal kisah baru yang ia harapkan akan lebih baik dari sebelumnya. Karena pernah merasa t...