47. EVENT DISPORA

6 3 0
                                    

Hai gimana nih kabar kalian?

kabar baik atau kabarnya nunggu chapter baru di upload nih? heheheheh

sebelumnya aku ucapin banyak terimakasih kalian karena udah baca ini😆❤
Terutama untuk pembaca setia yang udah baca hampir ke end storynya, seneng banget dan terharuu😭😆❤


Baiklah selamat membaca semuanya❤

Vlorence menyiapkan botol minumnya di dalam tas basket yang biasa ia gunakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vlorence menyiapkan botol minumnya di dalam tas basket yang biasa ia gunakan. Ia juga meletakkan sepatunya di dalam tasnya dan kini ia hanya menggunakan sandal. Karena menurutnya sandal lebih ringan sehingga hanya saat dalam pertandingan saja ia menggunakan sepatunya.

"Gue mau pamit bebeb dulu, lo ngga?". Ucap Vlorence

"Ya pasti pamit, dong".

Kemudian Vlorence lebih dulu berjalan keluar kelas untuk menemui Fanno di kelasnya. Ia berjalan melewati koridor dengan pakaian jersy dan sandal itu. Terlihat sangat santai sekali ia berjalan.

"Heh, ada, Vlo tuh". Ucap salah satu teman Fanno yang duduk dihadapanya.

Kemudian Fanno dengan refleks menoleh. Terlihat disana gadis itu sedang mengintip dirinya di depan pintu kelasnya. Segera ia menghampiri gadis itu.

"Loh, tanding hari ini?".

"Iya, nanti mungkin sampai sore".

"Semangat ya". Ucap Fanno sambil mengelus puncak kepala Vlorence.

"Yaudah, aku balik ya". Jawab Vlorence lalu mempertajamkan tatapannya "Awas, jangan nakal".

Vlorence memberi peringatan kepada lelaki yang berada di hadapannya itu sambil mengarahkan jari telunjuknya. Namun, Fanno hanya tertawa karena tingkah gadisnya itu.

"Dadah!".

Gadis itu mulai melangkah jauh meninggalkan ruang kelas Fanno. Ia menoleh ke belakang sekali yang mendapati lelaki itu sudah memasuki kelasnya. Kemudian, ia menundukkan kepalanya, tiba-tiba saja berpikir hal negatif.

Semenjak hari dimana ia kembali lagi bersama Fanno. Vlorence merasa Fanno berubah tak seperti saat awal. Ia terlihat lebih pendiam dan mudah menuruti permintaannya. Hal itu juga bahkan membuat Vlorence khawatir walaupun sebenarnya itu yang diingkannya.

"Kak Bagas!!". Vlorence memanggil lelaki itu dan segera berlari terbirit-birit ke arahnya.

"Apa?".

Sebelum mengucapkan kalimatnya, Vlorence mengarahkan pandangannya kesana kemari. Setelah melihat keadaan yang sepi dengan segera ia mengucapkan kalimat yang ingin diucapkannya.

"Kak Bagas, Titip Fanno ya". Ucapnya pelan dengan masih mengarahkan pandangannya sibuk "Awasin dia kalau main sama cewek, atau ke Kak Elira, oke?".

"Iya-iya". Setelah menjawabnya Bagas kemudian memasuki kelasnya itu, namun langkahnya terhenti karena Vlorence menyangkal lengan segaramnya.

FREEDOM  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang