Vlorence terus memikirkan hal kemarin yang membuatnya bimbang untuk percaya atau tidak. Kalimat yang diucapkan Fanno terakhir kali adalah kelemahannya.
Kini, ia melihat Fanno datang menghampirinya dengan senyum terukir di wajah lelaki itu. Semakin kesini, semakin membuat Vlorence merasa bersalah.
"Maafin aku". Ucap Vlorence sendu sambil menundukkan kepalanya.
"Aku gatau harus percaya sama siapa".
"Kalau kamu ga percaya sama aku, yaudah terserah".
Sial, ucapan ini adalah kelemahan Vlorence untuk membuat dirinya percaya kepada orang lain. Layaknya seseorang itu memberikan harapan kepada Vlorence untuk mempercayainya. Mengapa ia sangat lemah dengan kata itu?.
"Ngga kok ngga, aku percaya sama kamu". Sahut Vlorence dengan cepat lalu melanjutkan ucapannya "Asalkan emang aku bukan pelampiasan kamu, kan?".
"Vlorence..". ucap Fanno lembut dengan salah satu tangannya memegang pipi Vlorence "Aku ga pernah jadiin kamu pelampiasan".
"Bener ya?".
"Iya, yaudah kita baikan aja".
Mendengar kata yang diucap Fanno membuatnya sedikit merasa lega walaupun ia masih bimbang dengan kata hatinya.
Setelah itu, Fanno mengajak Vlorence ke kelasnya. Terlihat banyak temannya sedang sibuk mengerjakan tugas, bahkan kini Keyla terlihat dengan sangat serius mengerjakannya.
"Ga kaya ini, pacaran mulu. Tugas lo tuh, selesain". Cibir Keyla kepada Fanno
"Gue males".
Mendengar jawaban santai dari Fanno membuat Vlorence membelalakkan matanya kaget. Bagaimana bisa anak ini dengan santainya mengabaikan tugas disaat ia sedang berada di kelas 11.
"Ih ngapain males, nanti kamu kena hukum lo".
"Biarin aja".
"Emang tugas apa sih?".
"Bahasa inggris, disuruh buat kalimat yang ada adjective clause nya". Jelas Fanno sambil menyondorkan buku ke arah Vlorence.
"Oh yang ini, aku bisa. Mana aku kerjain sini".
"Beneran kamu kerjain?".
"Iya".
"Makasih sayang". Ucap Fanno sambil mencubit kedua pipi Vlorence.
Mungkin memang ini pelajaran yang belum diajarkan dikelas Vlorence karena sangat jauh tingkatan kelasnya dengan pacarnya itu. Namun, karena ia suka sekali dengan Bahasa Inggris, maka ia suka sekali belajar sendiri dengan menonton video atau aplikasi belajar Bahasa Inggris yang membuatnya lebih dulu mengerti.
"Woi!".Suara yang mengagetkan Vlorence itu langsung membuatnya terbangun. Itu adalah Tirta yang sudah memiliki kebiasaan buruk untuk tidak mengetuk pintu dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM [END]
Novela Juvenil"pertahankan jika masih pantas, lepaskan jika sudah melampaui batas". Vlorence Edrea. Gadis yang tak lama lagi akan menginjakkan kakinya di masa putih abu-abu. Awal kisah baru yang ia harapkan akan lebih baik dari sebelumnya. Karena pernah merasa t...