21. LARANGAN

14 6 0
                                    

Sebelumnya mau ngucapin makasih banyak karena udah nyempetin baca sampaj chapter ini❤

semoga ga bosen dan akan selalu jadi readers tetap yaaa, luvv🥰

SELAMAT MEMBACA BROOOO🤎🤎🤎🤎

Saat isitirahat Vlorence dan Maryve sudah berada diluar kelas sebelum bel berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat isitirahat Vlorence dan Maryve sudah berada diluar kelas sebelum bel berbunyi. Dan disana juga ada sesosok Dendra dan Angkasa yang duduk di samping mereka. Seperti biasa, terlihat Dendra dan Angkasa sedang menggoda mereka berdua.

Mereka beradu mulut hanya karena hal sepele. Mereka berdua mencuri lauk dari bekal Maryve dan meminum hingga hampir habis minuman Vlorence, sehingga membuatnya menjadi sangat kesal.

Vlorence berusaha lari untuk menangkapnya. Dan saat Vlorence sudah menangkap Angkasa, ia melingkarkan tangannya itu di leher lelaki itu. Seperti ia sedang menyergapnya secara paksa. Kemudian saat itu juga, Maryve kembali mengambil lauknya yang berada di tangan Angkasa.

Tanpa sadar Fanno memperhatikan mereka berempat yang sedang bermain dan becanda. Lalu ia berjalan mendekat menuju mereka untuk menemui Vlorence.

"Hei". Sapa Fanno kepada semuanya.

"Gaya ada pacarnyaa". Ejek Angkasa

"Wah kak apakabar, nih?". Ucap Dendra kepada Fanno berusaha untuk menjadi akrab.

"Udah ayok masuk, pasti Vlorence mau diajak pacarnya pergi". Setelah Maryve mengucapkan itu, Dendra dan Angkasa pun kemudian mengikuti Maryve memasuki kelas dan sepasang kekasih itu segera meninggalkan temannya menuju ke kantin.

Selama perjalanan melewati koridor Fanno terlihat lebih diam, seperti ia memendam sesuatu. Vlorence terus menebak-nebak apa yang ada di pikirannya. Namun sama sekali ia tidak bisa mendapatkan permasalahannya.

"Ada apa?". Tanya Vlorence

"Jangan deket-deket sama temen kamu cowok".

"Emang kenapa?".

"Iya ga pantes aja".

Jawaban dari Fanno tiba-tiba membuat rasa hati Vlorence sedikit sakit. Layaknya Fanno sedang mencibirnya atau mungkin suatu hal lain yang dimaksud oleh Fanno, tetapi mungkin ia belum pahami.

Ia hanya merespond dengan menganggukkan kepalanya dan akan berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan teman lelakinya.

Ia hanya merespond dengan menganggukkan kepalanya dan akan berusaha untuk tidak terlalu dekat dengan teman lelakinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FREEDOM  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang