55. 5 BULAN

10 3 0
                                    

Vlorence terduduk di meja belajarnya sambil termangu dan tak fokus dengan belajarnya. Ia terus memikirkan apa yang diucapkan Fanno saat tadi. Ia tersadar bahwa memang ia benar-benar egois kepadanya. Ia terlalu menjerat Fanno sangat erat demi keegoisannya supaya ia tidak kehilangan lelaki itu.

Kemudian, ia beralih pada ponselnya. menyalakan layar ponsel yang awalnya berwarna hitam kini menjadi terang. Setelahnya ia berniat untuk mengirim pesan kepada Fanno 'sini dong, aku mau ngomong'.

Beberapa menit kemudian saat ia menunggu di depan jendelanya sambil menatap langit atas. Suara berisik motor yang terhenti di depan rumahnya membuat Vlorence sontak langsung menoleh kearah sana.

Dengan cepat, ia berlari menuju ke bawah untuk menemui sosok itu yang sudah di nanti-nantikannya. Ia berjalan keluar teras dan berlari menuju depan gerbangnya untuk membuka gerbang rumahnya itu.

"Hei, maafin aku ya. Aku sadar aku egois".

"Aku cuma ga mau kehilangan kamu. Aku tadi juga cuma cemburu ngelihat kamu deket sama temen kamu cewek, apalagi kak Aurel. Karena kamu kan pernah deket sama dia. Aku takut kamu deket sama dia lagi". Jelas Vlorence sambil menundukkan kepalanya karena tak kuat menahan tangis. "Aku gamau putus".

Kemudian lelaki yang awalnya terduduk diatas motor itu kini pun turun. Mendekati gadis itu dan menariknya dalam pelukannya.

"Hei, Aurel itu suka sama cowok lain. Dia cerita sendiri ke yang lain. Ngapain,sih, kamu takut?". Jawab Fanno lalu melepaskan pelukannya. Kini lelaki itu mengangkat wajah gadis yang terus menunduk di hadapannya.

"Aku sebenernya juga gamau putus sama kamu. Aku sayang banget sama kamu".

"Aku gapernah sesayang ini ke orang, Vlo, kecuali kamu".

"Jadi ga putus ya..". Tanya Vlorence kemudian merekahkan senyumannya.

Fanno hanya menjawabnya dengan anggukan saja, lalu kembali menarik gadis itu kedalam pelukan nyamannya. Kenyamanan yang selalu diinginkan oleh Vlorence hingga ia tak mau lepas.

 Kenyamanan yang selalu diinginkan oleh Vlorence hingga ia tak mau lepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari di hari Jumat, membuat Vlorence merasa sangat mengantuk berat. Kini, ia tertidur pulas di atas mejanya sambil membungkam wajah dengan kedua lengannya sebagai bantal itu.

Karena banyak jam kosong pada hari ini bahkan bukan hanya Vlorence. Tetapi banyak teman Vlorence yang memanfaatkannya sebaik mungkin untuk tidur, beberapa juga ada yang ke kantin.

"Vlo, mana?". Tanya Fanno kepada Maryve yang datang ke kelas Vlorence. Terlihat disana Maryve sedang duduk berdua di depan kelasnya bersama dengan Farzan.

"Dia lagi tidur, mau di bangunin?".

"Oh, gue aja deh yang bangunin".

Disaat langkah kaki Fanno memasuki kelas Vlorence. Terlihat disana banyak temannya yang tidur lesehan dengan karpet yang tergelar. Tidur dibawah AC yang membuat mereka lebih nyenyak. Begitu juga Vlorence yang tidur sendiri diatas bangkunya mendekati AC.

FREEDOM  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang