Bel istirahat telah terdengar beberapa kali. Vlorence keluar dari kelasnya dan segera menghampiri Fanno. Namun, langkahnya terhenti saat seseorang memanggilnya.
"Vlo". Panggil Farzan yang telah duduk di bangku depan kelasnya bersama Maryve.
"Apa?".
"Gue besok mau ke lurkot sama Farzan, ikut ga? Ajak bebeb lo". Ucap Maryve
"Ngapain?".
"Jalan-jalan ke alun-alun"
"Iya coba deh, nanti gue tanya".
"Lol, sebenernya gue mau bilang ini ke lo". Ucap Maryve menjeda ucapannya "Lo inget yang Alev kata ga?Yang katanya Kak Fanno bilang kasih waktu Kak El sampai tanggal 24, kalau ga diterima, dia bakal ngajak lo pacaran".
"Iya, gue inget".
"Banyak yang ngira lo cuma pelampiasan dia doang,Lol. Gue banyak denger dari kelas-kelas lain dan banyak juga yang tahu".
"Yaudah, biarin aja". Sahut Vlorence dengan lembut dan tersenyum kearah Maryve "Gue ke Fanno dulu, ya".
Kemudian Vlorence meninggal Maryve dan langsung bergegas ke tempat tujuan awalnya. Namun,saat ia hampir tiba di kelas kekasihnya itu. Ia melihat dirinya sedang bersama temannya, begitu juga Elira sedang ada disana.
Vlorence terhenti sejenak disana, melihat kearah Fanno yang sedang bercanda tawa bersama temannya. Namun, mengapa tatapannya kepada Elira begitu berbeda dibandingkan saat ia menatap teman lainnya. Bahkan Fanno lebih terlihat seperti sedang 'caper' kepada Elira.
Mengetahui Vlorence yang kini sedang menatapnya, Fanno berlari kecil kearahnya dan menemuinya.
"Hei, sejak kapan disini".
"Sejak lihat kamu ngeliatin Kak El".
"Ya ampun, Lol, aku ga lihatin dia".
Wajah Vlorence kini berubah, menjadi lebih suram dari biasanya. Ia melihat ke arah lapangan dan tak mempedulikan Fanno yang sedang memperhatikannya.
"Coba lihat hp, kamu". Pinta Vlorence seketika
"Buat apa?".
"Tuh kan, takut?".
"Ya ampun, Lol. Baterai aku habis sekarang lagi aku titipin ke Keyla".
Vlorence menoleh kearahnya dengan tatapan yang datar sambil mengamati wajah Fanno dengan intens.
"Kamu bener ga liatin dia, kan?".
"Iya, sumpah demi apapun".
"Gausah pakai sumpah segala".
Kini keheningan menyapa mereka, mereka menatap kearah lapangan bersama dengan tatapannya masing-masing. Vlorence terus berpikir sehingga membuat pikiran dan hatinya bekerja tidak karuan.
"Maryve sama Farzan mau ke lurkot, ikut ga?".
"Motor aku masih gabisa".
"Hmm".
Vlorence memikirkan solusi supaya mereka berdua bisa ikut bersama dengan Maryve. Karena ia begitu menginginkannya. Saat berpacaran bersama Fanno, ia tidak pernah jalan-jalan kemanapun karena Fanno selalu mengunjungi rumahnya, hampir setiap hari.
"Pakai motor aku aja, gimana?". Ucap Vlorence
"Kapan-kapan aja deh sayang, uang aku lagi menipis, nanti ga cu-".
"Kalau kurang, aku nanti yang tambahin".
"PLISS YA PLISS". Mohon Vlorence kepada pacarnya yang kini sedang menatapnya itu. Kemudian tak lama setelahnya, Fanno mengangguk setuju untuk membuat wanitanya itu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEDOM [END]
Teen Fiction"pertahankan jika masih pantas, lepaskan jika sudah melampaui batas". Vlorence Edrea. Gadis yang tak lama lagi akan menginjakkan kakinya di masa putih abu-abu. Awal kisah baru yang ia harapkan akan lebih baik dari sebelumnya. Karena pernah merasa t...