43. BAJU

6 3 0
                                    

Aku mau nyampein dulu ke kalian sebelum baca, tandain kalau typo ya terimakasih❤

SELAMAT MEMBACA SEMUAAA❤❤

Maryve kembali dari kelas Farzan dengan keadaan sudah menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maryve kembali dari kelas Farzan dengan keadaan sudah menangis. Ia segera berlari menuju kearah Vlorence dan menangis di dalam pelukannya. Terdengar sangat tersedu-sedu dan sesekali ia mendengar bahwa ia tidak ingin untuk melihat Farzan.

Tak lama kemudian kini sosok yang sedang Maryve tangisi datang. Vlorence menatapnya sambil bertanya kepada Farzan dengan berbisik. Namun, Farzan hanya diam dan memandang gadisnya yang kini berada dalam pelukan Vlorence.

"Hei, kenapa?".

"D-dia boh-hong. Katanya ga chat sama B-Belia tapi dia chat". Jawab Maryve terisak-isak sama tangisannya.

Kemudian kedua teman lelaki resek itu datang menghampiri Maryve sambil mengamatinya ke seluruh arah. Bahkan Angkasa terus mencolek lengan Maryve dan bertanya mengapa. Sudah jelas ia menangis, masih saja bertanya lagi.

Sedangkan, kini Dendra berjalan kearah Farzan sambil meletakkan salah tangannya ke pundak Farzan.

"Ada apa bos". Tanya Dendra

"Oh gapapa bos".

"Udah ah, selalu resek, sana pergi". Pinta Vlorence kepada kedua temannya itu walaupun mereka berdua tak kunjung pergi dan malah menyandarkan dirinya pada meja dan terus memandangi.

"Lo coba ngomong baik-baik sama dia". Pinta Vlorence kepada Maryve

"Gamau, isk".

"Dengerin dia dulu, pilah semua ucapannya dari awal sampai akhir". Ucap Vlorence menjeda ucapannya " Nanti, saat itu lo tau dia pantes dipercaya apa ngga".

"Gamau, gue ga percaya".

Kemudian Vlorence berusaha untuk melepaskan pelukan gadis itu, ia memegang kedua pundaknya sambil menatapnya dengan tulus.

"Lo belum dengerin dia, gimana lo bisa pilah katanya?gimana lo bisa ga percaya sama dia".

Vlorence memberi isyarat kepada Farzan untuk mendekat. Disaat lelaki itu sudah mendekat, ia mencoba memegang tangan gadisnya itu yang selalu berpegangan kuat kepada Vlorence.

Maryve terus menepisnya dan selalu mencoba untuk melepaskan tangan Farzan yang menggenggam tangannya. Bahkan tangisannya semakin pecah saat ia sesekali melihat Farzan.

"Ayo lah, dengerin dia dulu, ya?".

Permintaan berulang kali Vlorence kini diberi anggukan oleh Maryve. Vlorence kemudian mencoba untuk meninggalkan mereka berdua sendiri supaya bisa lebih leluasa untuk menyelesaikannya.

Namun, disaat ia akan pergi meninggalkan Maryve, tak disangka gadis itu malah menahannya dengan memegang tangan Vlorence erat-erat.

"Lo disini aja,isk". Pinta Maryve dengan raut wajah yang lucu sehingga membuat Vlorence dan Farzan terkekeh melihatnya.

FREEDOM  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang