PART #4

14 3 0
                                    

Setelah sampe dirumah tadi siang, aku langsung bergegas mandi dan makan siang bersama bibi. Setelah selesai aku naik ke kamar dan melanjutkan cerita novel yang baru mulai ku baca dijalan tadi. Ngomong" soal kesan pertama sekolah, menurutku cukup baik tapi sangat menguras energi ku. Disaat seperti ini, aku sangat rindu mama papa, bahkan bang stef pun sangat sibuk sekarang.

Oh ya sampe lupa, aku masih memikirkan tentang toko buku dan Jln. Kenanga itu. Aku merasa seperti pernah ada sesuatu disana, tapi ahh sudahlah aku tidak bisa ingat banyak. Satu" nya solusi ku adalah yapp dia, dengan itu aku bisa dapat segala informasi. Tapi entah kemana, sejak kejadian dikantin tadi, bahkan sampe sekarang tak muncul.

" hey, kamu kemana? aku perlu kamu" monolog ku dengan mata terpejam.

" ayo lah datang, aku kesepian"

" ah sudahlah, aku tidur saja kalau begitu" putus ku, dan ya tiba" saja dia ada disamping ku, seperti biasa mengagetkan.

" kamu hobby ya buat aku kaget, untung gada penyakit jantung" ucap ku dengan nada kesal.

" maaf lawrence, barusan saya melakukan sesuatu agar tak ada yang berani mengusik kau lagi"

" kamu ngapain? jangan sampe aneh aneh ya" jawab ku penasaran.

" tidak lawrence, saya hanya sedikit membuat dia jengah dengan menampakkan wujud asli saya"

" huhff, aku ga tau gimana kaget nya dia"

" tidurlah lawrence, sore nanti saya akan bangunkan"

" oke oke, aku tidur yaa" jawab ku dan segera berbaring, kalian tau aku adalah tipe manusia yang sangat mudah tidur dimanapun itu.

tempat lain.......

Seorang gadis remaja sedang berdiri sambil menatap panas nya siang hari di Jakarta. Entah apa yang dia pikirkan, dengan senyum sejuta makna sambil membawa sebuah foto ukuran 4×3 ditangannya.

" sudah saat nya manis, sudah saat nya kita mulai permainan ini"

" kita akan liat, siapa yang tersakiti dan siapa yang menyakiti" ucap nya lagi sambil memandangi foto itu.

" semuanya akan segera berakhir, pilihan hanya ada di gue. lo hidup tanpa kaki dan tangan, atau lo mati ditangan gue hahaha" sambung nya dengan tawa yang serius.

Sekarang sudah jam 17.00, ya artinya jam 5 sore. Entah mengapa aku sudah terbangun tanpa dibangunkan, aku jenuh dengan rasa sepi ini. Perlahan rasa sepi ini membuat ku mati, tak ada pilihan. Hidup dengan kesendirian, atau mati meninggalkan bang stef. Hanya aku yang bang stef punya untuk sekarang, begitu pun sebaliknya. Aku tak bisa egois, tapi hati ku selalu menangis meminta jawaban dari Tuhan. Aku rindu mama dan papa, mengapa tuhan memilih aku? Mengapa tidak yang lain? Rasanya tak adil bagiku.

Ah sudahlah, jika ingin diceritakan sangat banyak. Aku terlalu lelah cerita, tapi aku juga ingin didengar. Huhff, aku mau mandi dulu dan turun kebawah menemui bibi.

Okee, setelah selesai semua aku turun dan liat bibi nyiapin makanan untuk malam ini. Hari ini aku ga ada tugas sekolah, ya karna kan aku masih siswi baru disana. Oh ya, jeje juga uda share jadwal ke aku. Ternyata bukan hanya jeje, kiran dan masih banyak teman lainnya juga save no aku. Yaa ga semua aku save balik sihh, hanya beberapa aja. Dan ya kayanya malam ini bang stef ga call aku, mungkin dia sibuk disana.

Perlu kalian tau bang stef memutuskan untuk tinggal di London sekaligus mengurus bisnis papa disana. Biasanya bang stef akan pulang 6 bulan sekali, atau kalau sibuk banget bisa 1 tahun sekali. Itulah mengapa membuat ku selalu merasa sepi, walau ada bibi sih. Tapi sekarang karna aku uda sekolah normal, ada jeje dan kiran yang akan mengisi hari" ku. Dan ya, aku mau makan malam dulu sama bibi sekarang, ku harap kalian juga makan malam yaa.

" bibi, masakan ini?"

" maaf non, bibi sengaja buatkan masakan kesukaan non ini"

" rasanya hampir sama dengan masakan mama, bumbu dan wangi ayam nya ngebuat aku rindu mama bi" ucap ku sambil menunduk, aku ga mau bibi ngeliat aku nangis.

" maaf non, bibi ga bermaksud tapi bibi mau non makan ayam lagi. sejak kepergian tuan dan nyonya non ga pernah makan ayam, padahal itu kesukaan non kan" jawab bibi dengan raut wajah merasa bersalah.

" ah iya, makasi bi aku gapapa kok. masakan bibi enak, aku suka. ayo lanjut makan, habis ini aku langsung keatas ya bi aku ngantuk"

" iya non, makan yang banyak ya" jawab bibi dengan senyum tulus.

Yaa setelah makan malam selesai, aku langsung naik ke kamar. Entah pikiran ku selalu melayang ke masa lalu, tragedi malam itu selalu melayang di pikiran ku.

"huhff mama papa, rara kangen kalian" ucap ku dengan air mata yang sudah tak bisa ku tahan.

" kalian apa kabar, maaf ya rara jarang jenguk" sambung ku sambil melihat bintang dari balkon.

" lawrence, berhenti lah menangis"

" tidurlah..." ucap dia pada ku yang entah datang darimana.

" gimana aku bisa tidur, pikiran ku penuh dengan kenangan buruk itu. beri aku satu jawaban, apa hubungan Jln. Kenanga dengan masa lalu ku?" tanya ku dengan masih menatap bintang di langit gelap itu.

" tunggu, kau akan tau beberapa hari kedepan nanti. sekarang tidurlah " jawab nya dan langsung lenyap begitu saja.

" nyebelin banget si, oke fine aku tidur sekarang " putusku dan segera tidur, padahal ini masih jam 8.30.

sisi lain....

" mama papa tolong aku... "

" tidak, pergilah! kau sangat menakutkan! "

" abang... abang dimana? abang jangan pergi"

" aaaaa tolonggg" triak ku bangun.

Oh tuhan, itu mimpi yang sangat buruk untukku. Mimpi itu sudah datang berulang kali padaku, dan aku kebangun jam 01.00 yang artinya masih malam. Sial, mimpi itu membuat ku selalu terjebak dalam masa lalu. Air mata ku pun tak bisa ku tahan lagi, sungguh aku rindu mama dan papa. Aku rindu gurauan papa, aku rindu omelan mama, aku rindu abang yang masih punya banyak waktu untukku. Sekarang? Semua nya berubah. Dan aku benci akan hal itu.

" Lawrence mengapa kau bangun?" tanya nya pada ku yang entah darimana.

" ohh sial, kamu ngagetin banget tau. ya aku tadi mimpi yang sama lagi, jadi ga bisa tidur" jawab ku sambil mengusap air mata ku.

" jangan menangis Lawrence, buatlah dirimu bahagia" ucap nya yang mencoba untuk menyentuh ku namun tak bisa.

" bagaimana aku bisa bahagia? kamu pikir saja apa yang udah terjadi sama aku selama ini. ga gampang untuk bahagia sementara peran utama dalam kebahagiaan ku aja ilang" ucap ku marah sambil menangis.

" tidurlah, aku akan menjaga mu" ucap nya lalu lenyap.

" kamu selalu gitu, aku ga ngerti sama semua ini. darimana dan kenapa, argghhh sial" ucap ku lalu menenggelamkan kepala ku kedalam bantal.

Seni Sakit Yang Paling Dalam Adalah Iklas Dalam Kebohongan.

# Halo guys, kalian apa kabar? Gimana part ini apa kalian suka? Jangan lupa follow dan vote aku yaa, trimakasih atas kritik dan saran nya. Salam hangat dari author, see u di next part yaa 🙏😘

# IG : @riiskaagsdy

SELAMAT MEMBACA

AKU DAN CERITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang