PART #11

8 4 0
                                    

Oke setelah 3 hari 2 malam berdiam diri di rumah sakit, akhirnya aku pulangg. Aku pulang dibantu bibi, karena Jeje masih sekolah. Kak Agas? Entah lah bahkan aku pun tak punya no nya. Ya aku juga tidak berharap lebih, meskipun aku home scholling aku sedikit tau tentang percintaan dari novel yang kubaca.

Kembali pada topik awal, setelah infus dilepas bibi membantu ku untuk berganti pakaian dan segera pulang. Perjalanan menuju parkir ditemani oleh Dira, aku senang bisa mempunyai waktu lebih lama dengannya. Awal kenal Dira, aku sangat ragu. Aku pikir semua hantu jahat, tapi tidak dengan Dira.

Sedikit aku ceritakan, awal mula aku bertemu Dira yaitu saat bangun dari koma. Aku masih ingat jelas saat baru membuka mata, dihadapan ku Dira berdiri dengan wajah ceria. Awalnya aku mengira dia adalah salah satu perawat, ya karena dia memakai baju putih. Aku yang saat itu masih seorang anak kecil, tak tau jelas kalau perawat harus menggunakan Name tag. Yang kutau hanya lah perawat memakai baju putih.

Dia menemaniku selama Bang Stef mengurus pemakaman mama dan papa. Setelah sembuh, aku pulang dan ditinggal oleh Bang Stef ke London. Setiap hari nya aku selalu histeris di kamar, dengan gangguan dari hantu hantu lainnya. Bahkan aku sempat tidak tidur 2 hari karna terlalu takut. Setelah Bang stef tau, akhirnya dia memutuskan untuk membawa ku ke psikolog dan home scholling.

Aku tak tau berapa lama aku melakukan konsultasi, tapi seiring berjalan waktu Dira muncul kembali di kamar ku malam itu. Aku tak takut, karna dia menampakkan wujud nya yang begitu cantik dan menawan. Setelah bisa menerima semua kenyataan bahwa mata batin ku sedikit terbuka, barulah Dira mulai menceritakan dirinya padaku.

Saat itu aku sedang menyisir rambut, aku sadar bahwa Dira yang terlihat dicermin saat itu kaki nya tak napak pada lantai kamar ku. Aku kaget dan hampir histeris, namun Dira menenangkan ku. Perlahan dia bilang pada ku bahwa dia memang bukan manusia. Dia hanya lah arwah yang sama seperti arwah lain ku temui, Dira memiliki wujud seram juga sama seperti hantu lain. Aku pernah meminta agar dia menunjukkan padaku, tidak begitu seram hanya saja wajah nya yang sangat pucat.

Dira memiliki mata besar yang mengeluarkan darah. Kuku yang panjang dan berisi ulat, hanya itu saja. Ah ya satu lagi, wajah yang sangat pucat. Sangat berbeda ketika dia melihatkan wujud cantik nya padaku. Aku sudah menganggap nya sebagai kakak ku. Bagaimana pun, ketika aku dalam bahaya hanya Dira yang mampu memberiku energi, seperti saat aku tertimpa pot beberapa hari lalu.

Bang stef tak mengetahui tentang aku yang bisa melihat hantu, hanya bibi dan itu pun aku minta bibi tak bilang apapun pada abang.

Ah sudahlah, aku sampai tak sadar bahwa aku sudah sampai dirumah. Dan mengejutkan lagi ternyata Jeje sudah sampai duluan dirumahku, tentunya masih menggunakan pakaian sekolah nya.

" aaaaa akhirnya lo balik gue seneng banget sih sumpa" ucap nya histeris dan memeluk ku.

" seneng juga, oh ya kamu uda lama disini?" tanya ku sambil masuk kedalam.

" ga si cuma 10 menit aja nunggu lo, oh yaa btw gue bawa novel baru untuk lo" ucap nya sambil memberiku novel dari dalam tas nya.

" ehh, repot repot banget sih. makasii yaa Je" ucap ku tak enak hati.

" santuy aja kali, yauda yo masuk ke kamar lo gue mau tau kamar lo" ajak nya pada ku.

" iyaiya sabar"

" bi aku mau masuk dulu ya, nanti tolong bawain cemilan sama jus jeruk ya bi, makasi bi" ucap ku pada bibi.

" wahhhh kamar lo luas banget, sumpahhh bagus bangett" histeris Jeje.

" eh gue boleh tidur gaa?"

" boleh dong, tidur aja anggap kaya kamar sendiri" ucap ku lalu menuju lemari pakaian.

AKU DAN CERITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang