" udara makin dingin, kita balik aja sekarang" ucap Kak Agas lalu menuntun ku menuju kursi roda.
Setelah selesai acara melihat bintang, aku dan Kak Agas kembali kekamar. Sampai sekarang pun aku masih belum mengantuk, sepanjang koridor rumah sakit sangat banyak dari mereka yang berlalu lalang. Untung nya aku tidak sendiri, wujud mereka sangat menyeramkan. Bagaimana tidak, baru saja ada wanita yang lewat disampingku. Ya kalian harus tau, wanita yang berlumuran darah membawa kepala bayi digendongannya, dengan kain putih yang kusut serta tusukan pada bagian leher.
Oh tuhan, ini sangat mengerikan. Aku saja ingin muntah, bukan hanya 1 tapi banyak. Kurasa Kak Agas mengerti dan mempercepat dorongan kursi roda ku. Untung nya dikamar ku, Dira sudah melindungi nya. Aku tak tau pasti, yang jelas di kamar ku tak ada satu pun yang kulihat sejak pertama sadar. Begitupun dirumah ku, Dira adalah orang yang pengertian. Walaupun dia irit bicara dan selalu pergi entah kemana, tapi aku sayang padanya.
Setelah sampai kamar aku pun dibantu naik oleh Kak Agas menuju tempat tidur. Cukup senang bisa menghabiskan waktu dengan bintang, walau memang antara aku dan Kak Agas saling diam. Itu hal wajar, karna aku pun baru mengenal nya.
" tidur ra, uda tengah malem" ucap Kak Agas sambil bermain game di sofa.
" aku gabisa tidur kak, mungkin nanti aja" jawab ku sambil membaca novel.
" uda malem, tar kondisi lo nurun lagi. tidur aja merem" ucap nya sambil beranjak ke tempat tidur ku.
" lohh kamu ngapain?"
" tidur"
" tapi ini tempat tidur aku, kamu bisa tidur di sofa aja kak"
" selagi bisa disini, kenapa gue harus sendiri di sofa" jawab nya sambil berbaring di samping ku.
" gak, aku gamau tidur bareng. nanti infus aku juga bermasalah kak"
" berarti kalo lo ga di infus lo mau tidur bareng gue?"
" ga, pokoknya pindah sekarang" tolak ku mutlak.
" makasi, tapi gue tetep disini. lo tidur aja repot banget" jawab nya sambil memejamkan mata.
" intinya aku ga mau tidur sm kamu, aku ga bisa ti-....."
" stttt, tidur sayang" ucap nya memotong perkataan ku.
" ishhhh minggir kak, aku ga suka deket deket sama orang yang baru kenal" ucap ku sambil mendorongnya.
" udah ngomel nya? berisik ya lo"
" ta-......"
Kalian tau apa? dia mencium bibir ku. Ya tuhan maafkan aku, aku sudah menolak tapi ciuman nya semakin dalam. Sama seperti tadi siang, namun kurasa yang ini lebih ganas.
" hmmm bales bby" ucap nya di sela sela bibir ku.
Entah kenapa, dari dalam diri ku seolah ingin membalas ciuman Kak Agas. Perlahan aku mulai mengikuti permainan nya, untung nya dia meletakkan tangan satunya di bawah kepala ku agar leher ku tak tertekan.
Ciuman itu semakin dalam, decakan demi decakan diciptakan. Sampai aku tak sadar bahwa Kak Agas sudah berada di atas ku. Setelah habis nafas ku, Kak Agas pun melepas ciuman itu.
" hmmm manis, gue suka" ucap nya sambil mengusap pelan bibir ku.
" tidur aja kak" jawab ku lalu memejamkan mata ku.
" jangan malu sayang, ini akan berlaku setiap hari. selamat malam putri kecil" ucap nya sambil mencium kening ku lalu tidur disamping ku.
Yang terjadi sebenernya itu, aku tak tidur. Justru aku sangat malu, rasanya ada gejolak dalam diri ku yang menginginkan lebih. Aku tak pernah merasa seperti ini, jantung ku berdebar keras. Apa ciuman mengakibatkan sakit jantung? Akan kutanyakan pada Jeje besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN CERITAKU
Teen FictionIni tentang aku yang selalu mengeluh pada semesta mengenai takdir ku. Tentang aku yang sangat membenci senja, sebab senjalah yang menjadi saksi bisu hari terakhir bahagia didalam hidupku. Akankah aku mampu menjalani ceritaku yang berdampingan dengan...