Pagi ini sangat berbeda, kurasa aku tidak enak badan. Entah lah, nafas ku terasa berat. Kepala ku pening, dan suhu badan ku tak teratur. Ya tapi aku harus pergi kesekolah, setelah selesai bersiap aku pun turun kebawah untuk sarapan.
" pagi bi" sapa ku pada bibi.
" pagi non, tumben lemes gitu"
" gapapa bi, oya hari ini aku minta susu sama roti aja ya bi" ucap ku pada bibi.
" lohh kunaon atuh non? non sakit?" tanya bibi khawatir.
" ga bi, aku cuma pengen aja. nanti makanan yang masih banya bisa bagiin ke tetangga aja"
" oalah iya non, tapi yakin kan ga sakit?" tanya bibi memastikan kondisiku.
" aman bi aku, uda ga usah khawatir aku gapapa kok" jawab ku menenangkan bibi.
" yauda sok ini dimakan non" ucap bibi sambil memberi ku segelas susu hangat dan roti selai coklat.
Makanan yang ku makan sangat terasa hambar, sudah dipastikan kondisi ku tak baik" saja. Tapi tak apa, nanti juga hilang sendiri, mungkin karna kelelahan saja.
Sehabis makan, aku langsung diantar pak sopir ke sekolah, untung nya mobil kemarin sudah beres dan bisa dipakai lagi. Sampainya aku di sekolah aku langsung menuju gedung kelas 11, sial kepala ku sangat pening. Rasanya aku ingin tidur, tapi tak mungkin aku melewatkan mapel hari ini. Cukup penting untuk persiapan ku olimpiade nanti.
Sesampainya dikelas, aku melihat Jeje yang asik menonton ponsel nya. Apa lagi kalau bukan drakor, biasalah.
" Pagi Je" sapa ku sambil duduk.
" pagi bundaaa, lemes gitu"
" iya agak lemes hari ini, cuma gapapa si aku"
" kalo gakuat bilang gue, kita istirahat uks yaa" ucap Jeje tulus padaku.
" makasii, aku gapapa ko"
Habis mapel pertama, membuat kepala ku bertambah sakit. Suhu badan juga bertambah, oh sial aku lupa membawa alat nebu. Disaat seperti ini, aku sangat tak bisa mengontrol diri.
" Stef are u okay? muka lo pucet banget sumpah" tanya Jeje khawatir.
" gapapa Je, cuma pusing dikit"
" tapi muka lo pucet banget stef, kita uks aja yaa" ajak Jeje.
" udah gapapa, nanti pulang aku langsung istirahat ko" jawab ku.
" yauda kalo gitu"
Setelah dua mapel aku lewati, aku dan Jeje pun pergi ke kantin. Awalnya Jeje menolak mengajak ku, tapi aku bersikeras. Kalau diem dikelas, akan banyak dari mereka yang memanfaatkan kondisiku. Terlebih aku sakit, maka akan lebih sensitif dari biasanya. Ini lah yang tak ku suka jika aku sakit, huhhff.
Sehabis makan, aku dan Jeje memutuskan untuk pergi ke kelas. Kamu melewati lapangan sambil melihat kelas lain yang sedang melakukan olahraga. Saat sedang asik ngobrol, aku tak sengaja melihat keatas, yang tiba" pot dari tanaman anggrek akan jatuh tepat pada kepala Jeje. Dengan gerakan cepat, aku memeluk Jeje, alhasil leher ku terkena pot itu. Aku tak bisa menghindar, semuanya terjadi begitu cepat.
Nafas ku terasa berhenti, leher ku rasanya ditusuk seribu pisau. Saat aku melihat kearah atas, tepat pada rooftop aku melihat bayangan perempuan. Aku tau itu manusia, setelah nya semua objek sekeliling ku terasa berputar, gelap dan berbayang. Disaat seperti ini aku membutuhkan Dira, aku tak kuat menahan tubuhku, yang ku dengar hanya teriakan Jeje, setelah nya semua berhenti.
" astagfirullah stef, ya allah" teriak Jeje.
" Stef bangun, woi bantuin gue" panik Jeje.
" kenapa bisa gini si ya allah"
" ambil mobil gue, kita kerumah sakit sekarang" ucap agas yang datang tiba" membelah kerumunan dan melempar kunci mobil nya pada Jeje.
" hah, oke kak"
Mereka berdua membawa Steffani kerumah sakit terdekat. Semuanya terjadi begitu cepat, tak ada yang tau mengapa. Setelah sampai dirumah sakit, Steffani langsung ditangani dan masih dalam UGD. Sekitar 30 menit, akhirnya bisa dipindahkan kedalam kamar inap. Agas sengaja memesan kamar VIP untuk Steffani, mungkin dia tau sesuatu.
Setelah semua selesai diurus, barulah Agas dan Jeje menemui dokter diruangannya mengenai informasi kesehatan Steffani.
" kalian ini keluarga dari Lawrence?" tanya dokter itu.
" ga, saya sahabat nya" jawab Jeje cepat.
" saya pacar nya dok, ada masalah apa sama pacar saya?" jawab Agas yang membuat Jeje kaget.
" begini, Lawrence mempunyai asma dari kecil. Mungkin sebelum kejadian, imun tubuh nya sudah menurun, suhu tubuh nya pun tidak normal. Karna seharusnya istirahat tapi dia tetap memaksa diri, itu lah mengapa membuat imun tubuh nya menurun. benturan di leher belakang nya tidak terlalu keras, saraf dan tulang belakang nya aman. hanya saja, luka nya akan sembuh sedikit lama. karna sebelum nya dia juga memiliki luka di bagian yang sama, itulah mengapa luka yang sekarang akan lama untuk pulih. " jelas dokter itu.
" oke dok, sekarang apa kita bisa ketemu sama dia? " tanya Jeje.
" bisa, namun saya sarankan untuk menghubungi orang tua nya, mereka perlu tau keadaan putri nya " jawab dokter itu.
" baik dok, permisi " jawab Agas lalu mengajak Jeje untuk pergi darisana.
Setelah perbincangan tadi, membuat pikiran Jeje penuh dengan temannya itu, begitupun dengan Agas. Sekitar 1 jam lebih menunggu, akhirnya yang ditunggu pun membuka matanya.
" Stef, lo -... "
" air je"
" oke, ini minum pelan pelan" jawab Jeje sambil membantu nya minum.
" makasii" ucap ku tulus.
" aku bisa sambil nyender aja ya, leher aku sakit banget"
" oke, bentar gue ubah posisi bed nya dulu, nah uda" jawab Jeje seraya mengubah bed.
" stef maaf seharusnya gue yang kena, maaf banget, lo jadi kaya gini kan" ucap Jeje sambil menunduk.
" Je its oke gapapa, aku gamau kamu kena, gapapa ko udah" jawab ku sambil memeluk Jeje.
" Kita ngobrol ya, ada beberapa hal yang mau kita tanyain" sela Kak Agas tiba tiba.
" Emm stef kak agas yang bantu bawa lo tadi kerumah sakit" jelas Jeje yang melihat ku bingung.
" ohh, makasi ya kak maaf aku ngerepotin"
" gapapa, lo baik baik aja gue seneng" ucap nya sambil duduk di sisi kiri ranjang ku.
" Stef, maaf gue nanya nya lancang ya. bisa lo ceritain semua tentang lo sama kita, gue rasa kak Agas bisa jaga rahasia, kita sahabatan stef, gue seolah kaya orang goblok kalo gabisa bantu lo" ucap Jeje meyakinkan ku.
" ceritain sayang, gue yang akan turun tangan jagain lo" imbuh kak Agas menatap ku intens.
" Huhff oke, tapi tolong ketika kalian uda tau latar belakang ku, aku harap kalian bisa jaga baik", dan jangan pergi ya Je " jawab ku sambil menggenggam tangan Jeje.
" gue selalu ada stef, cerita nya pelan pelan okay " jawab Jeje sambil mengelus tangan ku.
Aku melihat Dira, dia mengangguk seolah mengizinkan ku untuk memberi tau mereka berdua. Aku harap ini keputusan yang baik, selama 16 tahun hidup aku akan berbagi cerita ku kepada orang lain.
" jadi aku....... "
Tak Ada Yang Jahat, Hanya Saja Tersakiti Lalu Berubah~
# Halo guyss, part ini masih belum mengguncang hati yaa. Jangan lupa vote dan follow aku, terimakasih atas kritik dan saran nya. Salam hangat dari author, see u di next part yaa 🙏😘
# IG : @riiskaagsdy
#maaf ya kalo banya typo :)
SELAMAT MEMBACA
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN CERITAKU
Teen FictionIni tentang aku yang selalu mengeluh pada semesta mengenai takdir ku. Tentang aku yang sangat membenci senja, sebab senjalah yang menjadi saksi bisu hari terakhir bahagia didalam hidupku. Akankah aku mampu menjalani ceritaku yang berdampingan dengan...