2 minggu lebih 3 hari.
Yap selama itu sudah Rara dirumah sakit. Dan hari ini ia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Selama dirawatpun, tak hentinya ia menanyakan soal Agas. Selama itu pula Fano dan Jeje selalu mencari alasan dan jawaban yang mengecoh. Mau bagaimana lagi...
" Je aku udah lama banget ya gak sekolah" ucap Rara saat berkemas dibantu oleh Jeje.
" gapapa lah kan lo nya sakit, nanti setelah sembuh ka sekolah lagi" jawab Jeje sambil tersenyum simpul.
" iya aku juga gak sabar sekolah lagi, berangkat bareng kamu apalagi sama kak Agas" ucap Rara antusias.
Mendengar hal itu Jeje terdiam. Hanya diam. Lalu ia bisa apa saat ini?? Tak ada.
" ini udah siap, tinggal tunggu kak Fano aja" ujar Jeje yang sudah selesai
.
.
.15 menit setelah nya, Fano kembali datang bersama dokter yang menangani Rara.
" halo pagi nak" sapa dokter itu pada Rara.
" pagi dok" sahut Rara ramah.
" hari ini kamu sudah diijinkan pulang ya, namun beberapa hari kedepan sesuai jadwal kamu harus cek up rutin ya" ucap sang dokter.
" siap dokter, makasih" jawab Rara.
" yasudah, sehat² ya nak saya permisi dulu" ucap dokter itu, lalu pamit pergi dari ruangan Rara.
.
.Saat ini Rara, Fano, dan Jeje sudah sampai dikediaman Lawrence. Seperti biasa rumah ini sangat sepi. Seperti tak ada tanda kehidupan, namun orang didalam nya selalu berharap rumah ini akan selalu menjadi tempat ternyaman nya untuk pulang.
Kini mereka bertiga sudah duduk diruang tamu. Beristirahat sejenak, setelah banyak hal yang terjadi.
" abang" panggil Rara.
" kenapa sayang?"
" aku boleh pinjem ponsel abang gak? ponsel aku soalnya hilang waktu kecelakaan itu" ucap Rara.
" boleh, untuk apa?" tanya Fano sembari mengambil ponsel di kantong celana nya.
" aku mau nelpon kak Agas, aku rasa dia udah ada ponsel baru. aku bisa telpon lewat instagram nya dulu" sahut Rara antusias.
Jawaban yang diucapkan Rara membuat keduanya kembali terdiam. Bagaimana ini?? Mereka bahkan tak sanggup memberi tau mengenai Agas, melihat binar yang sangat semangat dimata Rara saat ini.
" kenapa kalian diem?" tanya Rara heran, melihat Jeje dan Fano hanya diam.
" tak apa sayang, nanti aku yang akan menghubungi Agas" sahut Fano, dengan senyum yang seolah dipaksa.
" aku merasa ada hal yang disembunyikan, kenapa Je?" tanya Rara pada Jeje.
Yang ditanya pun hanya diam dengan tatapan kosong nya. Mulut Jeje seolah kelu untuk berbicara saat ini. Ia tak mempunyai kemampuan untuk memberi tau Rara.
" abang jelasin ada apa? " desak Rara kembali pada Fano. Kini sudah mulai ada kepanikan diwajah Rara.
" tak a - ....."
" jangan bilang gitu aja, jelasin sama aku, aku mohon" potong Rara, saat ini bahkan pikiran nya tak tenang.
" jelasinnnn!! kenapa kalian diem aja?!" desak Rara dengan nada yang mulai meninggi.
" pertama, boleh aku minta sesuatu pada mu?" tanya Fano angkat bicara.
" apa?"
" kau harus berjanji, setelah apa yang kami ceritakan ini tidak akan membuat mu melakukan hal negatif " ucap Fano dengan nada serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN CERITAKU
Genç KurguIni tentang aku yang selalu mengeluh pada semesta mengenai takdir ku. Tentang aku yang sangat membenci senja, sebab senjalah yang menjadi saksi bisu hari terakhir bahagia didalam hidupku. Akankah aku mampu menjalani ceritaku yang berdampingan dengan...