PART # 14

5 3 0
                                    

Pagi ini seperti biasa aku bersiap dan berangkat sekolah. Aku berangkat diantar oleh pak sopir. Aku bertemu dengan Jeje di koridor, dan kita masuk kelas bareng.

Hari ini cukup biasa saja, tak ada hal bagus atau sekedar hal unik yang bisa kuceritakan. Setelah menyelesaikan dua mapel, aku dan Jeje pun pergi ke kantin. Setelah dari kantin aku dan Jeje memutuskan untuk langsung pergi ke kelas. Tapi tiba" ponsel ku bergetar.

+628**********
" rofftop kelas 11, gue tunggu. Agas"

Setelah mendapat pesan itu, aku menunjukkan nya pada Jeje.

" kesana aja, gapapa. mau gue temenin ga?" tawar Jeje.

" ga usah gapapa, aku sendiri bisa ko" tolak ku halus.

" yauda, kalo kenapa² telpon gue yaa. lo masih inget jalan ke rooftop kan?" tanya Jeje.

" masih ko, yauda aku kesana ya nanti aku kabarin kalo gimana²" jawab ku lalu berjalan menuju rooftop.

Aku tak apa jika sendiri, tapi yang Jeje dan aku takutkan adalah bahwa orang yang mengirim pesan itu bukan Kak Agas. Hanya waspada saja, namun tak apa. Setelah sampai di rooftop aku pun membuka pelan pintu itu, dan ya ternyata aku menemukan Kak Agas yang sedang menikmati angin sambil menatap jalanan.

" tutup pintu nya" pinta Kak Agas tanpa menoleh ku.

" ngapain nyruh aku kesini kak?" tanya ku sambil menutup pintu sesuai perintah Kak Agas. Ya katakan saja aku mau disuruh², tapi ak berfikir positif saja.

" duduk" ucap nya sambil menyuruh ku duduk disamping nya.

" kenapa kak, ada apa?" tanya ku setelah duduk.

" gak, gue cuma kangen sama lo"

" astagfirullah aku kira urgent atau kenapa, kalo ga ada apa² aku balik dulu ya" ucap ku dan hendak bangun.

" diem disini, gue nyruh lo kesini untuk nemenin gue" jawab nya sambil menahan tangan ku.

" tapi nanti keburu masuk kelas kak, aku gamau ketinggalan pelajaran"

" ga, guru lagi rapat sama osis"

" darimana kamu tau?" tanya ku penasaran.

" lo ga perlu tau"

Aku sangat jengkel pada orang ini, bagaimana tidak semua perkataan ku seolah di pojokan. Tau gitu aku ga akan datang kesini tadi. Dan sekarang kita hanya diam, untuk apa aku repot" kesini kalau cuma diam aja. Tapi aku akui angin disini sejuk dan kita bisa melihat pemandangan bagaimana padat nya Kota Jakarta.

" malem nanti gue jemput" ucap nya tiba².

" kemana?"

" liat nanti aja"

" jangan macem² ya kak" ancam ku padanya.

" ga usah geer lo" jawab nya sambil menidurkan kepala nya di paha ku.

" eh ngapain?" tanya ku kaget.

" bentar aja ra" jawab nya dengan raut wajah yang sulit kuartikan.

" elus kepala gue" perintah nya sambil mengambil tangan ku.

Aku tak tau dia kenapa, tapi yang pasti mungkin ada masalah. Dari raut wajah yang ditampilkan aku bisa melihat disana ada sesuatu. Ah ya sudahlah, aku juga tak ingin terlalu mencampuri urusan orang lain.

" gue kangen bunda sama ayah" ucap nya tiba² pada ku, dengan mata yang masih terpejam.

" mereka selalu sibuk dengan urusannya, gue tau mereka sayang sama gue, tapi gue ga pernah dapet waktu mereka"

AKU DAN CERITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang