Setelah sampai di mall, kami pun memutuskan untuk menuju toko pakaian terlebih dahulu.
Mall ini adalah salah satu mall besar di kota Jakarta. Orang" melihat ku dan Jeje dan berbagai macam tatapan, ya wajar karna kami masih memakai pakaian sekolah.
" stef kira² ini cocok ga buat gue?" tanya Jeje sambil memperlihatkan gaun selutut berwarna kuning cerah.
" hmm menurut aku mungkin kamu pilih yang warna biru galaksi, warna nya lebih nyala dan cocok dikulit putih kamu" jawab ku memberi saran.
" oke deh, gue coba bentar yaa. lo pilih² aja dulu disini" sahut Jeje lalu pergi menuju ruang ganti.
" okee aku tunggu" jawab ku sambil mengangguk.
Seraya menunggu Jeje berganti, aku jatuh hati pada gaun selutut dengan lengan seukuran siku. Warna nya sangat cantik, perpaduan silver dengan perak pernik indah. Sungguh cantik sekali.
" lo suka? coba aja stef" ucap Jeje yang baru datang.
" loh kamu udah selesai coba? gimana bagus ga?" tanya ku.
" bagus, gue beli dehh ya pake kalo ada acara formal atau party gitu"
" ohh oke lahh, aku mau coba deh gaun ini, bentar ya je" ucap ku dan mengambil gaun itu.
" okee santui, gue mau pilih² juga ni" jawab Jeje.
Saat sudah mengenakan gaun nya, pantulan diri ku dicermin sangat berbeda dari yang sering kulihat. Gaun nya sangat pas dibadan ku, perpaduan warna nya menyatu dengan warna kulit ku. Yaa aku putuskan akan memberi ini.
Setelah membayar gaun ini, aku dan Jeje juga mampir ke toko sepatu. Tak hanya itu, Jeje juga membelikan ku hoodie oversize sebagai tanda persahabatan katanya.
Setelah selesai membeli banyak barang, aku dan Jeje akhirnya memutuskan untuk makan. Berbelanja juga memerlukan tenaga ternyata, aku bahagia bisa melakukan banyak aktivitas ini yang biasanya aku hanya dirumah saja.
Sehabis makan, aku dan Jeje pun pulang karna hari pun sudah sore. Setelah mengantar ku Jeje pamit pulang, awalnya ia ingin menginap karna tau aku sendiri dirumah. Tapi aku memaksa nya pulang saja, aku tak mau membuat nya repot.
Ya setelah selesai mandi aku pun lanjut belajar, sehabis belajar aku lupa bahwa hari sudah malam. Awalnya ingin memasak, yahh sayang bahan² dirumah sudah habis. Ya sudah lah aku akan membeli lewat gofood saja. Saat aku akan naik keatas, pintu ruang tamu diketok.
tok tok tok....
" iya sebentar" jawab ku sambil berjalan membuka pintu.
" lohh kak Agas ngapain kesini?" tanya ku heran melihat Kak Agas kesini malam².
" ga boleh?"
" ya boleh, tapi ini kan uda malem kak"
" nih makanan buat lo" ucap nya tanpa menjawab pertanyaan ku.
" baru mau pesen gofood padahal"
" gue uda beliin nasgor sama martabak"
" okee ayo masuk dulu" ajak ku sambil menutup pintu.
" gue nginep disini" ucap Kak Agas membuat ku kaget.
" hahh are u crazy kak?" tanya ku kaget. yaa kali dia nginep disini.
" no, iam good baby" sahut nya sambil duduk di sofa ruang tamu.
" jangan kak, aku ga terbiasa serumah sama orang lain" tolak ku pelan.
" gue bukan orang lain ra, udah cepet makan gue temenin"
" tapi hmm bunda sama ayah kamu gimana kak?" tanya ku pelan.
" mereka ga di Indonesia, gue bosen sendiri dirumah" sahut nya.
" hmm yauda kamu tidur di kamar bang stef aja" putusku sambil mengambil piring ke dapur.
Makanan yang dibawa oleh Kak Agas cukup enak, aku lahap memakan nya sampai habis, habis aku juga lapar. Setelah makan, jeda 15 menit aku nyemil martabak bersama Kak Agas.
" makanan nya enak, makasi ya kak" ucap ku sambil menyuapi nya martabak.
" hmm yaa, lo uda belajar?" tanya nya padaku yang masih sibuk bermain game.
" uda tadi sehabis mandi"
" udah malem, ayo tidur" ajak nya.
" sebentar yaa, aku sikat gigi dulu sama cuci kaki" jawab ku sambil merapikan bekas makanan diatas meja tadi.
Setelah selesai cuci kaki dan sikat gigi, aku pun mengajak Kak Agas untuk naik. Aku menunjukkan kamar bang stef untuk nya tidur, kamar nya cukup besar sama seperti ku. Hanya saja desain kamar nya sama seperti Kak Agas, gelap.
" nah yauda, aku ke kamar dulu ya kak, selamat malam" ucap ku pada nya lalu kembali ke kamar.
Saat sedang membereskan meja belajar dan menutup pintu balkon, tiba" pintu kamar ku terbuka dan menampilkan Kak Agas.
" lohh kenapa kak?" tanya ku heran.
" gue tidur disini" jawab nya.
" oh yauda aku yang tidur di kamar bang stef kalo gitu" sahut ku lalu menuju kamar abang.
" lo disini, gue kesini untuk nemenin lo bukan jadi satpam lo rara" jawab nya sambil mengunci pintu kamar ku.
" hah, tapi kak ki-....."
" uda diem, kita tidur sekarang" potong Kak Agas lalu menggendong menuju ranjang.
" stttt tidur yaa" sambung nya sambil meletak kan ku pelan.
Sungguh tatapan mata nya sangat teduh kulihat, aku memutuskan kontak mata dengannya. Tapi dia malah mengarahkan dagu ku untuk menatap matanya, perlahan tapi pasti ciuman itu kembali aku rasakan. Entah sudah berapa kali ia mencium ku tanpa ijin, dan aku sama sekali tak merasa marah padanya.
Semakin lama ciuman itu semakin dalam, decakan demi decakan kami ciptakan. Saat kurasa nafas ku sudah habis, aku pun memukul dada Kak Agas untuk melepaskan ciuman itu.
" huhff huhhh huhh" nafas ku rasanya sudah habis.
" emmm" erangan Kak Agas.
" kita tidur oke" putusnya lalu mencium lembut kening ku dan memeluk ku.
" selamat putri kecil" sambung nya.
Ohh sungguh jantung ku tak bisa dikendalikan, rasanya aku terbang melebihi batas bintang. Jika ini terus terjadi, akan tidak baik untuk kesehatan jantung ku. Huhhhff
Baiklah, hari ini usai sudah kegiatan ku. Malam ini kembali lagi aku tidur dengan rasa damai, cukup berbeda dengan malam" sebelumnya. Aku bersyukur, berharap semoga ini abadi. Aku tak ingin jika ini hanya sementara, aku takut untuk kehilangan lagi.
Menit demi menit, akhirnya mata ku pun tak bisa ku buka lagi. Rasa kantuk sudah menyerang ku, aku tidur dulu yaa, ku harap kalian juga. Selamat malam.
Ketika Aku bahagia, Yang Ku Takutkan Hanyalah Kembali Kehilangan ~
# Haii guyss, part 18 ready yaa. Jangan lupa vote dan follow aku biar tambah semangat lagi untuk update cerita nya. Oh iya jangan lupa tinggalin komen nya ya, aku ngucapin trimksi untuk saran dan kritik yang uda kalian berikan. Salam hangat dari author, see u di next part guyss🙏😘.
# IG : @riiskaagsdy
SELAMAT MEMBACA
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN CERITAKU
Teen FictionIni tentang aku yang selalu mengeluh pada semesta mengenai takdir ku. Tentang aku yang sangat membenci senja, sebab senjalah yang menjadi saksi bisu hari terakhir bahagia didalam hidupku. Akankah aku mampu menjalani ceritaku yang berdampingan dengan...