PART #19

4 2 0
                                    

Pagi ini seperti biasa aku bangun jam 4 pagi. Saat terbangun posisi tidur ku dan Kak Agas saling berpelukan, seperti suami istri :v

Setelah membangunkan Kak Agas, aku dan dia pun bersiap. Aku di kamar ku dan Kak Agas di kamar bang stef. Aku pikir ia akan pulang, tapi ternyata dia membawa baju nya di mobil.

Selesai bersiap, sekitar jam 6 aku dan Kak Agas pun berangkat. Tapi kami akan mampir sarapan dulu karna dirumah tak ada bahan makanan jadi aku tidak memasak. Kami makan di penjual bubur pinggir jalan, kata Kak Agas itu adalah bubur favorit bunda nya. Tidak buruk, bubur nya lembut di bibir ku.

Menyelesaikan sarapan, kami pun berangkat ke sekolah. Seperti biasa Kak Agas menurun kan ku di parkiran kelas 11 dan bergegas menuju kelas 12. Hari ini aku menjalani hari ku seperti biasa dengan Jeje. Oh ya aku memakai hoodie yang dibelikan oleh Jeje, dan yaa dia sangat antusias.

2 mapel berakhir, jam istirahat pun tiba. Setelah menghabiskan makanan di kantin, aku dan Jeje pergi ke Perpustakaan. Yaa sejujurnya ini adalah ajakan ku, aku bosan dikelas dan ingin mencari suasana baru.

" Je kira² aku bisa ga ya menang olimpiade?" tanya ku sambil memilih buku.

" bisa lah, lo kan pinter"

" aku ga yakin aja"

" keturunan Lawrence pinter semua setau gue stef" ucap nya padaku.

" yaa tapi ini kan lomba nya sekabupaten Je"

" ya optimis aja menang sayang, lo belum apa² uda optimis kalah" ucap nya greget.

" just tell you Jeje kuuu" sahut ku geram.

" iyaa bundaa iyaa" sahut nya.

Setelah menghabiskan waktu di perpus, aku dan Jeje kembali ke kelas. Hari ini tak ada yang menarik menurut ku, sama seperti biasanya. Saat akan membaca novel sambil menunggu guru datang, tiba² ponsel ku berbunyi...

Kak Agas
nanti pulang sama gue, tunggu di parkiran

Steffani. R
oke ka siap

Kak Agas
gue sayang lo rara.

Steffani. R
iya ka hmm

Aku tak tau harus menjawab apa padanya, bahkan aku belum mengetahui pasti hatiku. Entah lah, aku belum bisa berkata bahwa aku juga sayang padanya. Tapi yang jelas setiap di dekatnya, ada rasa berbeda yang kurasasakan.

Setelah selesai mapel terakhir, aku dan Jeje pun pulang. Jeje pulang dijemput oleh sopir keluarga nya, sedangkan aku masih menunggu Kak Agas. Cukup lama menunggu, akhirnya yang ditunggu pun datang.

" oh iya kak, kita boleh mampir belanja dulu ga? soalnya bahan masakan dirumah aku habis ka" tanya ku.

" oke" sahut nya singkat.

Dalam perjalanan sangat tumben Kak Agas menceritakan hari nya pada ku, bagaimana tidak, biasanya juga dia hanya diam seperti patung. Mulai dari susah nya mapel lah, persiapan ujian nanti, dan masih banyak lagi.

Aku cukup senang, karna aku merasa Kak Agas tak begitu kaku lagi. Hanya saja ya masih sedikit kaku lah, tapi tak masalah untukku. Biarlah itu sifat nya, aku tak bisa memaksa dia untuk jadi apa yang aku mau bukan?.

Setelah sampai di pusat perbelanjaan yang cukup ramai di daerah ini, aku pun turun diikuti oleh Kak Agas. Setelah mengambil trolly, aku menuju tempat perdagingan.

AKU DAN CERITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang