Tak Terasa, 3 hari lagi aku akan mengikuti olimpiade. Dan baru saja aku menyelesaikan bimbingan ku.
Komentar dari para guru juga sudah cukup bagus, meski awalnya aku ragu karena tertinggal banyak materi. Namun ternyata, komentar guru tak begitu buruk bagiku.
Sore ini, aku pulang bersama Kak Agas. Aku kasihan sebenarnya melihat dia, menunggu ku sedari aku bimbingan.
Malam ini aku menginap dirumah nya. Awalnya aku menolak karena tak enak hati, namun dia memaksa ku. Ya sudahlah, toh juga ayah dan bunda nya tak mempermasalahkan itu. Meski orang tua Kak Agas tak di Indonesia, namun tadi dia sudah meminta izin langsung kepada mereka melalui telepon.
Dan aku juga percaya, bahwa Kak Agas tak mungkin bertingkah aneh. Bisa dibilang, aku sudah memberi nya 95 % kepercayaan ku. Mengapa begitu? Kalian bisa melihat dari cara nya merawat ku selama aku sakit.
Ya begitulah kira" nya. Tak terasa, akhirnya aku sampai dirumah Kak Agas. Ah lebih tepat nya bisa dibilang mirip sebuah istana. Bagaimana tidak, rumah ini saja sangat besar dan luas. Aku tak habis pikir, apa dia tak jenuh tinggal seorang diri disini, ya meski ada ART juga.
Turun nya aku dari mobil, Kak Agas langsung mengajak ku ke lantai atas untuk bersiap makan malam karena hari juga sudah mulai malam. Tentunya aku duluan yang mandi dan bersiap, dengan pakaian yang sudah aku bawa dari rumah.
30 menit menunggu Kak Agas bersiap, akhirnya ia keluar juga dari kamar mandi. Sungguh lama sekali, aku kira laki" mandi hanya 20 menit. Setidaknya tak setara dengan perempuan lamanya. Apakah kalian setuju?
Saat aku menoleh, ohh sial. Kak Agas hanya memakai handuk sepinggang saja, dan bertelanjang dada.
" astagfirullah kak, kamu ngapain?" pekik ku kaget refleks menutup mata.
" habis mandi lah, kamu kira ngapain?" tanya nya balik.
" itu, ngapain ga make baju sih"
" ya kan habis mandi sayang"
" udah sana pake dulu" perintah ku lalu berbalik badan menghadap balkon.
" hmmm, kamu kenapa?"
" gapapa, udah sana ih kak"
" salting nih?" tanya nya mengejek ku.
" ihh engga ya, udah sana ih" elak ku kesal. sungguh dia ini, apa tidak malu didepan ku seperti itu.
" hey hadap sini dong liat aku" ucap nya lalu memutar tubuh ku tiba² membuat ku kaget.
" dibilang ganti baju dulu ya allah bandel banget sih" ucap ku sambil menutup mata.
" sayang, liat aja. kapan sih lagi dapet liat perut aku"
" gak!!"
" heyyy, emmm" tangan nya bergerak menaikkan dagu ku yang awal nya menunduk.
" buka mata kamu" perintah nya, dan entah kenapa secara perlahan akupun membuka mataku.
Hal yang pertama kali aku lihat adalah wajah nya yang sangat tampan. Sungguh, dengan look rambut basah, membuat nya terlihat cool didepan ku. Mata tajam, alis tebal, hidung mancung dan bibir nya yang Pink alami.
" ya allah ciptaan mu sungguh luar biasa" ucap ku dalam hati sambil memandang lekat mata indah itu.
dan... cup
Yap kembali lagi, bibir nya mendarat di bibir ku. Basah, itu lah yang aku rasakan pertama kali. Perlahan lumatan lumatan kecil mulai aku rasakan, dan tangan kekar nya menarik pinggang ku untuk lebih dekat dengan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU DAN CERITAKU
Teen FictionIni tentang aku yang selalu mengeluh pada semesta mengenai takdir ku. Tentang aku yang sangat membenci senja, sebab senjalah yang menjadi saksi bisu hari terakhir bahagia didalam hidupku. Akankah aku mampu menjalani ceritaku yang berdampingan dengan...