PART #51

4 0 0
                                    

Hari ini adalah hari pemakaman Agas. Dihadiri oleh beberapa guru disekolah dan kepala sekolah. Serta beberapa perwakilan rekan bisnis sang Ayah.

Saat ini, proses pemakaman sudah selesai. Kini hanya tinggal orang tua Agas, Fano dan Jeje yang ada dimakam.

" hiks - hiks, kenapa bisa begini nak" tangis sang bunda tak terhenti sejak mengetahui putra nya pergi.

" nanti bunda sama siapa hiks, jangan begini nak"

" sudah bun, belajar lah ikhlas" ucap ayah sambil merangkul istrinya.

" tante om, ini ada surat dari Agas. saya menerima dari dokter yang menangani Agas waktu itu" ujar Jeje sambil memberi surat yang berisi tulisan bunda&ayah di depan nya.

" terimakasih nak, kami pamit dulu" sahut sang ayah mengambil surat itu, lalu pergi darisana.

" duluan saja, saya menyusul" ucap Fano pada Jeje, lalu dijawab anggukan oleh Jeje.

Setelah semua pergi, kini tinggal Fano saja disana. Berdua dengan makam Agas. Lama terdiam, Fano pun berjongkok disamping makam Agas.

" saya berhutang pada mu" ucap nya pelan sambil mengusap batu nisan itu.

" terimakasih, maafkan saya" gumam Fano, dan tak terasa air mata nya lolos begitu saja.

" saya pamit" imbuh nya, laku pergi bersama yang lain.

Kini hanya ada kesedihan diantara mereka. Agas pergi untuk selama nya, ia tak akan kembali lagi. Ia pergi bersama cinta nya. Tak akan ada lagi seorang Agas. Tak ada lagi Agas yang pergi ke sekolah, Agas yang pergi kerumah Rara-nya, Agas yang baru pulang sekolah, dan Agas yang pendiam dengan banyak orang.

Semua itu kini hanya masa lalu. Sekarang tak ada lagi yang bisa menyentuh Agas. Menyentuh tangan nya, menyentuh wajah nya, melihat dirinya. Yang bisa dilihat hanyalah batu nisan. Batu nisan yang bertuliskan nama lengkap Agas. Yang masih basah dan ditaburi bunga.

Agas yang sekarang telah menyatu dengan alam, telah damai membawa cinta terakhir nya. Agas tak hilang, Agas hanya pergi menuju dunia yang berbeda...

.
.
.

1 minggu berlalu...

Sudah 1 minggu kepergian Agas. Semua sudah sedikit membaik. Ingat hanya sedikit.

Mengenai orang tua Agas, mereka sudah ikhlas setelah membaca pesan terakhir dari putra mereka tanpa membenci dan rasa marah. Jika kalian bertanya mengenai isi surat itu, biarlah itu menjadi rahasia Agas bersama orang tua nya. Tak ada yang tau, hanya Agas, bundanya, ayah nya, dan Allah.

Bertanya soal Jeje, dihati kecil nya ia masih belum ikhlas mengenai kejadian ini. Hati nya masih terasa ngilu jika mengingat dimana ia melihat tubuh damai Agas hari itu dan batu nisan yang bertuliskan nama Agas. Masih perih, luka itu belum kering untuk nya.

Sedangkan Fano?? Ia masih menetap di Indonesia. Menemani Jeje yang masih terpuruk. Siapa lagi yang akan Jeje butuhkan selain Fano? Itu karena orang tua Jeje tidak di Indonesia. Fano sendiri saat ini masih berduka, namun ia tak menunjukkan luka nya di depan siapapun. Ia simpan sendiri dengan rapi.

Dan soal Rara?? Ia sudah sadar kemarin malam. Namun karena belum stabil, ia diberikan vitamin oleh dokter dan tidur kembali.

Pagi ini ia akan dipindahkan ke ruang inap. Karena kondisi yang sudah stabil jadi ia diperbolehkan untuk pindah kamar.

Setelah selesai melepas alat" ICU yang masih menempel dibadan Rara, ia pun menuju ruang inap nya ditemani oleh abang nya dan Jeje.

" abang" panggil Rara pelan.

AKU DAN CERITAKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang