Sita akhirnya bisa menjalani kehidupannya dengan lebih baik, tanpa memikirkan suaminya. Ia bahkan lebih ceria dan mempercantik dirinya.
Ia sudah tidak lagi sulit mengeluarkan uang untuk dirinya sendiri, ia beli baju yang bagus, membelikan keponakannya yang mungil dan juga membahagiakan orang tuanya.
Ia sudah terlalu sakit hati pada Suaminya yang meninggalkan dirinya tanpa memberi nafkah sama sekali.
Justru dirinya yang selalu diminta uang dengan alasan bisnis. Sita sudah tak sudi lagi.
Ia sudah tak peduli jika memang akhirnya suaminya kesal dan minta cerai ia sudah siap.
Tapi wanita adalah wanita, ia tetap seorang istri yang memiliki hati malaikat. Bodoh, tolol, begitulah Sita dulu.
Setelah satu tahun lebih ia ditinggalkan. Jaka kembali Pada Sita, mengatakan jika ia ingin berbaikan dengannya. Menjalin hubungan yang lebih baik dan akan kembali ke kota bersama Sita.
"Aku tidak mau kalau kamu hanya bermain saja. Ini rumah tangga kita, bukan permainan yang bisa seenaknya kamu campakkan lalu kembali lagi."
"Sita, aku tau salah selama ini. Aku sadar banyak sekali kesalahan ku padamu. Terutama aku tidak pernah sekalipun memberikan nafkah padamu. Mama menasehatiku, Ta. Aku harus kembali padamu."
"Kalau Mama tidak bilang begitu kamu tidak akan kembali?"
"Bukan, salah. Aku yang ingin kembali dan Mama menasehatiku."
"Aku tidak mau dibohongi olehmu lagi."
"Aku janji tidak akan, Ta. Aku janji."
"Aku butuh bukti, Jak. Bukan janji."
"Baik, aku akan buktikan padamu. Aku akan ke kota, kita bangun rumah tangga kita lagi, ya?"
Sita tak tau harus jawab apa. Ia menggantung Jaka untuk pertanyaannya.
****
Setelah berdiskusi dengan orang tuanya, ia mendapatkan nasehat untuk kembali menerima Jaka. Sebagai orang tua tentu tak ingin pernikahan anaknya hancur. Apalagi sudah hampir berjalan 10 tahun.
Semua manusia memiliki salah, dan sebagai sesama manusia harus sling memaafkan, saling memberi kesempatan.
Sita menguatkan hati untuk kembali menerima Jaka. Ia sangat berharap apa yang Jaka janjikan menjadi kenyataan.
Jaka benar-benar telah kembali padanya. Dan apa yang Jaka janjikan benar-benar ditepati.
Jaka melamar kerja di restoran dan tak butuh waktu lama untuk ia diterima. Sebelum ia bekerja, ia meminta pada Sita untuk membelikannya pakaian yang pantas kalau nanti bekerja, lalu sepatu dan sebagainya.
Sita menuruti itu semua dan setelahnya Jaka pun mulai bekerja dengan semua pakaian baru yang Sita belikan.
Satu bulan kemudian saat Jaka gajian ia benar-benar memberikan seluruh uang gajinya pada sang istri. Sita sampai bengong mendapatkan uang itu.
"Maaf, baru sekarang aku paham arti menafkahi." Begitulah ujar Jaka.
"Untuk biaya baju dan sepatu, bulan depannya ya, aku lagi rajin lembur biar dapat bonus." Mendengar itu Sita tak tega.
"Nggak usah, Mas. Asal kamu bekerja dengan baik, sikapmu tak berubah aku tak masalah dengan itu semua."
Jaka meneteskan air mata.
"Terima kasih, Sita. Terima kasih banyak." Mereka berpelukan, sama-sama memberi semangat.
Bulan kedua Jaka meminta ijin pada Sita untuk mengganti nama motor. Karena Sita sudah percaya pada suaminya ia mengabulkan itu.
Akhirnya motor berhasil balik nama menjadi Jaka, lalu bulan ketiga tiba-tiba Jaka mengganti motor viction nya menjadi motor trail.
Sita sampai shock melihat itu.
"Kok diganti motornya?" tanya Sita.
"Viction udah gak keren, banyak temen yang nyaranin motor trail. Enak banget loh."
Sita sampai kehabisan kata melihat tingkah suaminya yang hampir kembali seperti dulu.
Di rumah Sita marah karena sikap Jaka yang kembali seperti dulu. Dan Jaka langsung bersimpuh meminta maaf pada Sita.
"Aku khilaf, maaf."
"Buat apa motor kaya gitu, Mas. Buat apa?"
"Aku salah aku minta maaf, Ta."
"Setidaknya kamu ngomong dulu kek sama aku, jangan kaya gitu. Motor itu aku loh yang lunasin, kamu jangan egois lah."
"Iya sayang, aku minta maaf, benar-benar aku khilaf. Maaf." Jaka berusaha memeluk Sita agar sang istri tak marah lagi.
"Kalau kamu mau aku jual lagi, besok aku jual. Tapi jangan marah ya, aku minta maaf."
Sita menghela nafas.
"Nggak usah, jatoh lagi nanti harganya. Udahlah terserah aja aku capek."
"Kamu maafin aku kan?"
Sita tak menjawab tapi Jaka tak pantang menyerah. Ia terus meminta maaf sampai akhirnya Sita mengalah dan memaafkan Jaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Hubungan
RomanceSita Narendra adalah seorang istri yang sabar dan selalu bisa memaafkan suaminya. namun sifat labil suaminya lah yang membuat dirinya hancur. rumah tangga yang ia jalani selama 9 tahun. tak mampu membuat sang suami berubah menjadi lebih baik. hingg...