Kehamilan Sita sudah memasuki 7 bulan. Keluarga Sita pun mengadakan syukuran nujuh bulan. Karena memang dana yang terbatas jadi mereka membuat acaranya sesederhana mungkin. Yang terpenting terlaksana dengan baik.
Yuna membantu apa yang ia bisa. Bahkan Yuna dengan rajinnya membuat rujak untuk di bagikan ke tetangga. Bukan 100% Yuna sih yang bikin, tapi ibu-ibu di sana. Yuna cuma bagian masukin rujak ke dalam wadahnya. Hehehe
Selesai mengepak rujak. Yuna pun mengajak sang kakak untuk berkeliling membagikan rujak. Dengan membawa perut besarnya. Sita nampak bahagia membagikan rujak itu. Be
Sebagian orang bahkan memberikan uang untuk sekedar membeli rujak bikinan mereka.
"Seru ya, Mbak," ujar Yuna. Sita mengangguk.
"Ia hehehe."
"Kalau aku tiap hari jualan rujak, laku enggak ya?"
"Hah? Jangan deh."
"Loh, kenapa?"
"Nanti orang yang beli pada pingsan."
"Sialan Lo, mbak." Sita tertawa. Yuna manyun karena kesal.🍁🍁🍁
Siraman di lakukan setelah sore menjelang. Tujuh orang termasuk Yuna mulai menyirami tubuh Sita yang hanya di balut kain batik. Secara bergantian mereka menyirami dan mengusap perut Sita yang besar. Mendoakan akan kelancaran dan kesehatan si jabang bayi.Semua berjalan lancar hingga malam menjelang dan pengajian pun di gelar. Sita dan keluarga perempuan lainnya mendengarkan di dalam ruangan. Sementara para laki-laki di luar menggelar karpet. Hingga acara selesai dan mulai membagikan besek makanan.
Sita nampak bahagia dengan semua acara yang ia laksanakan. Karena waktu anak pertama ia tak sempat merasakan hal seperti ini. Air mata Sita menetes, mengingat anak pertama yang ia beri nama Ikhtiar. Sita terus mengusap perutnya. Berdoa, agar anak kedua ini menjadi penguat hidupnya, lahir dengan selamat dan sehat.
Yuna mendekat ke arah sang kakak dan ikut mengusap perut Sita.
"Mbak, panggil dedek nya dong. Aku mau rasain dedek gerak." Sita tersenyum dan mengusap perutnya. Mencoba membelai anaknya yang ada di dalam kandungan.
"Dedek, Tante tuh mau lihat kamu, gerak dong sayang." Masih diam tak ada gerakan.
"Ih, dedek ini Tante loh, Tante imut. Nggak pengen kenal apa?" Tanya Yuna membuat Sita menahan tawanya. Dan tak lama sebuah gerakan terasa. Yuna tersentak dan langsung heboh sendiri.Mereka berdua terus saja asik menggoda anak Sita di dalam perut.
🍁🍁🍁
Sita kembali ke aktifitasnya. Di tempat kerjaan Sita. Semakin terasa tidak adil saja. Paman Lambang bahkan hampir keluar dari sana karena merasa tidak adil. Semua karyawan lama merasa kesal karena gaji mereka di samaratakan oleh bos baru mereka.
Hingga di toko Sita. Terjadi mogok kerja. Termasuk Sita karena di ajak teman-temannya. Hingga kabar ini terdengar oleh kedua orang tua Angel pemilik toko. Mereka bahkan sampai datang dan memarahi angel. Angel kesal namun tak ada pilihan lain selain kembali membuat gaji karyawan normal.
Gaji karyawan lama dan baru harus berbeda. Agar tidak ada ketimpangan. Setelah akhirnya Angel merubah peraturan. Mogok kerja pun berhenti. Angel menatap semua karyawan dengan tatapan dingin dan merendahkan.
Sita merasa lega, setidaknya gajinya akan naik dan membantu perekonomiannya. Sita mengusap perutnya.
Rezeki kamu dek, makanya kamu sehat ya dek. Nanti lahirnya juga yang gampang. Jangan kecewakan mama ya, dek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Hubungan
RomansaSita Narendra adalah seorang istri yang sabar dan selalu bisa memaafkan suaminya. namun sifat labil suaminya lah yang membuat dirinya hancur. rumah tangga yang ia jalani selama 9 tahun. tak mampu membuat sang suami berubah menjadi lebih baik. hingg...