Hampir setiap minggu ia mendapat kabar tentang Jaka yang tak pernah bahagia. Ia bahkan dikirimkan foto terbaru Jaka yang terlihat amat kurus dan tirus.
Sita menghela nafas melihat foto itu. Ia sampai heran di mana Jaka yang selalu dominan, di mana Jaka yang tak pernah mau kalah dan selalu bisa membuatnya diam.
Kenapa dengan istri barunya ia begitu terlihat bodoh, kalah, dan tak bisa apa-apa.
Apakah berarti selama ini Sitalah yang terlalu bersabar menghadapi sikap kekanakan Jaka?
Ia tersenyum, ternyata benar, Jaka tak bisa menjadi imamnya karena ia terlalu kekanakan dan sepertinya Jaka tengah mendapatkan hukumannya.
Tingkah kekanakannya dipaksa hilang, dan menjadi pria tangguh yang harus bisa menafkahi keluarganya.
Sita dengar istri barunya tak bekerja, ia berhenti setelah menikah dengan Jaka.
Sita jadi agak prihatin, ia tau betul berapa gaji Jaka. Apalagi ia harus membiayai seorang anak dari istrinya.
Itukah kenapa ia jadi kurus, karena tak bisa membeli apapun yang ia inginkan?
Mungkinkah makan saja ia harus mendapatkan jatah?
Luar biasa gila, hidup memang berputar. Dan apakah ia bisa hidup lebih baik dari Jaka suatu hari nanti?
Malam itu Sita tak bisa tidur. Ia menyalakan tv yang dulu dibeli Jaka lalu yang melunasi adalah dirinya.
Satu-satunya barang yang berkaitan dengan Jaka hanya satu tv ini saja.
Ia nyalakan tanpa berniat menontonnya. Ia hanya butuh suara agar tak kesepian.
Bercerai walau karena tak lagi cinta tetap saja akan menimbulkan sebuah masalah baru.
Janda, adalah sebutan yang mengerikan di tengah kota seperti ini. Terkadang ada saja orang yang meliriknya dengan cara pandang menjijikan.
Ada juga ibu-ibu yang meliriknya waspada seolah ia adalah predator baru.
Sita adalah Sita. Ia selalu mencoba menutup masalahnya seorang diri. Entah berapa banyak masalah yang ia tumpuk dalam hatinya.
Bisa berfikir normal saja itu sebuah keajaiban.
Pikiran Sita teralihkan saat mendengar suara getar ponsel. Ia raih dengan malas. Tapi, langsung duduk tegak saat tau siapa yang meneleponnya.
"Jaka?!"
****
"Kamu tuh, bisa nggak sih, Mas, cari uang yang bener! Gaji segini mana cukup untuk sebulan!"
Jaka termenung di tempatnya. Ia mendapat perlakuan kasar padahal tengah memberikan seluruh uang gajinya.
Bukankah saat dengan Sita, ia tak pernah memberikan uang gaji, dan Sita tak pernah sekalipun mengeluh padanya.
"Kenapa diam! Mikir mantanmu lagi, iya!!" Jaka tersentak. Bagaimana istrinya tau hal itu.
"Sana, pergi lagi ke mantanmu! Kalau emang masih cinta! Aku juga ogah punya suami nggak bisa diandelin kaya kamu!"
Jaka tersentak dan buru-buru memohon maaf pada istrinya. Mana mungkin ia rela berpisah kembali, ia tak ingin terlihat lebih menderita lagi.
Ia ingin membuktikan kepada keluarganya, kepada Sita jika keputusan bercerai tidak salah. Ia bisa hidup lebih bahagia. Walau kenyataannya tidak ....
Jaka masih terdiam di teras rumahnya setelah sang istri berhenti mengomel dan masuk ke dalam kamar untuk menidurkan anaknya yang berusia 5 tahun.
Anak dari sang istri dari pamannya dulu. Yang artinya sepupunya sendiri.
Jaka menghela nafas panjang. Ia keluarkan ponselnya lalu menekan nama Lek Ta. Panggilan sayang Jaka pada Sita dulu. Jelek Sita. Masih tersimpan di sana tanpa sebuah foto...,
"Lek, jangan dandan terus dong. Nanti jeleknya ilang," goda Jaka. Sita langsung menoleh kesal.
"Istri jelek kok seneng sih, Mas?"
"Iya dong, biar aku aja yang lihat kamu, yang lain nggak boleh."
"Nggak suruh pakai cadar sekalian?"
"Maunya gitu, tapi, ibadah kita aja bolong-bolong hehehe." Sita ikut terkekeh mendengar itu.
"Mas."
"Apa?"
"Aku beneran jelek ya?"
"Ya enggaklah sayang. Kamu itu cantik, sangat cantik. Justru terlalu cantik. Sampai aku nggak sanggup bilang kamu cantik lagi karena nggak cukup."
"Apa sih."
"1000 orang bilang kamu cantik. Dan aku nggak mau mengatakan hal yang sama. Aku mau yang beda, dan jelek, justru kata yang ingin aku ucapkan untuk kamu agar kamu tau hanya aku yang tau semua tentang mu."
"Maksudnya aku jelek gitu aslinya."
"Ih, masa nggak paham sih, lek!" Jaka langsung menarik lengan Sita dan menindihnya. Jaka mulai mencumbu membuat Sita geli.
"Masssss."
"Siapa suruh bikin gemas."
Sita tertawa dan menerima cumbuan itu...,
Jaka meneteskan air mata kala jemarinya menekan tanda call. Bahkan tubuhnya merindukan Sita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Sebuah Hubungan
RomanceSita Narendra adalah seorang istri yang sabar dan selalu bisa memaafkan suaminya. namun sifat labil suaminya lah yang membuat dirinya hancur. rumah tangga yang ia jalani selama 9 tahun. tak mampu membuat sang suami berubah menjadi lebih baik. hingg...