bab 37

2.1K 259 28
                                    

Sita sudah teramat jenuh dengan Jaka, dan ia ingin segera mengakhiri ini semua.

Jaka bahkan tak pernah menghubungi dirinya untuk membahas soal perceraian. Sebenarnya apa sih maunya?

Akhirnya Sita ambil inisiatif, ia menghubungi Jaka lebih dulu untuk membahas soal perceraiannya.

Setelah lama menghubungi akhirnya ada jawaban.

"Kapan kamu urus perceraiannya, jangan hanya meminta tapi tidak mau mengurus!" Sita tak mau lagi basa-basi.

"Aku sibuk, Ta. Tak bisakah kamu yang urus? Lagipula kamu dan keluargamu kan yang lebih paham soal itu."

"Oke, kalau begitu aku yang urus kamu yang berikan uangnya."

"Uang apa sih?"

"Kamu kira bercerai tidak butuh modal???"

"Astaga, kamu tau kan aku ini baru bekerja, mana mungkin aku bisa berikan uang untuk itu. Pakai uangmu dululah."

"Jaka, apa sih mau mu, jangan keterlaluan semua diserahkan kepadaku! Kamu bajingan tidak berperasaan!!!!" bentaknya kesal.

"Sudah ya aku sibuk, maaf."

Sita menatap kosong ke arah ponsel yang mati itu. Ia kembali meneteskan air mata, bagaimana mungkin dulu ia begitu bodoh mencintai laki-laki tak bertanggung jawab sepertinya.

Ya Tuhan, baru kali ini ia bersyukur tak memiliki anak dari seorang Jaka.

****

Sita menguatkan hatinya, ia tak ingin berlama-lama digantung seperti ini. Baiklah, ini terakhir kali ia berkorban demi Jaka. Ia ingin segera berpisah, dan tak ingin berhubungan lagi dengannya.

Jaka ia coret dari daftar nama di hati dan otaknya!

Sita mondar-mandir mengurus surat perceraian, dibantu Papa ia menjalankan sidang seorang diri.

Rasa lelah, kesal, kecewa dan juga sakit hati menumpuk dalam hatinya.

Kenapa ia bisa bernasib begitu buruk soal percintaan?

Banyak drama terjadi saat proses perceraiannya. Satu kalipun Jaka tak pernah muncul. Tapi, karena itu pula sidang berjalan lancar. Entah berapa uang yang digelontorkan Sita untuk mengurus perceraian.

Orang tua Sita bahkan mengutuk Jaka karena begitu tega pada putrinya. Rasanya ia tak sudi jika bertemu Jaka kembali.

Dan akhirnya setelah kira-kira 2 bulan lamanya ia selesai mengurus perceraian, Sita resmi menyandang status JANDA!

****

Hari-hari Sita menjadi lebih bebas, lebih ringan tanpa beban yang membelenggu dirinya.

Ia lebih enjoy dan merasa lebih bisa berekspresi. Menurut teman-teman Sita, ia jadi lebih ceria dan juga cantik.

Sita lebih sering belanja kebutuhan dirinya, memanjakan dirinya dan juga keluarga.
Waktunya dipakai untuk membahagiakan dirinya sendiri.

Sita seperti kepompong yang berubah menjadi kupu-kupu.

Namun, ketika ia sudah bahagia justru hal menyakitkan kembali datang. Jaka kembali dalam dunianya, ia benar-benar muak dengan itu.

Jaka seringkali menghubunginya, dan juga chat hanya untuk curhat tentang dirinya yang tengah didekati perempuan.

Ia heran kenapa pula Jaka harus bercerita soal itu padanya? Sita tak terlalu menanggapi cerita Jaka. Tapi, Jaka seolah ingin terus mengganggu hidupnya.

Bahkan Instagram Jaka yang dulu tak pernah ada foto Sita, mendadak penuh dengan Foto lama Sita. Foto kenangan indah mereka dulu.

Sita terharu??

Tidak! Sita justru tertawa miris melihat kelakuan Jaka yang seolah mengemis perhatian darinya lagi.

Mengemis setelah ia mencampakkan Sita, dan mengabaikan permintaan cerainya hingga Sita yang urus semua???

Lalu setelah resmi bercerai ia ingin mendekati Sita lagi??

Sinting! Itu kata yang pantas untuk Jaka dapatkan.

Sementara itu Jaka nampak frustasi, semenjak ia resmi bercerai entah kenapa tak ada lagi kawan yang mau diajak bergadang atau berkumpul bersama kala lelah bekerja.

Mereka semua mendadak sibuk dengan pacar dan istri mereka masing-masing. Ke mana mereka dulu saat Jaka juga punya istri?

Kenapa saat ia sudah bercerai, teman-teman justru sibuk dengan pacar dan istrinya. Bukankah ini aneh, atau jangan-jangan mereka sengaja melakukan hal itu agar Jaka berpisah?

Jaka selalu sendirian, tak ada teman, tak ada istri tak ada orang yang bisa diajak bicara. Dan entah kenapa disaat seperti itu ia justru rindu sosok istrinya yang selalu menunggunya pulang.

Memarahinya bila telat pulang, telat makan dan kesalahan lainnya. Kenapa saat ia sudah resmi bercerai ia baru sadar jika Sita adalah orang yang penting dalam hidupnya?

Bisakah ia kembali pada Sita?

Tapi, sulit karena tak akan mudah membujuk Sita yang terlanjur sakit hati padanya.

Jaka hanya bisa berbohong soal ia dekat dengan wanita lain, mencoba menghubunginya dan bahkan mencoba mengambil simpati dari foto-foto lama mereka di Instagram.

Tapi, semua itu nampaknya tak berpengaruh, Sita tetap jaga jarak dan tak ingin diganggu lagi. Jaka menyesal, sangat menyesal.

Ia bahkan habis di marahi keluarga besarnya. Mereka yang sangat menyayangi Sita, menjadikan Jaka tempat amukan. Bahkan adik-adiknya tak ada yang membela dirinya.

Jaka benar-benar seorang diri sekarang.

Akhir Sebuah HubunganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang