18

3.9K 216 0
                                    

"Tumben Pak Anta masuk kelas, bukannya lo yang gantiin, Ay?" Clara membuka suara kala dosen yang dimaksud telah meninggalkan ruang perpustakaan.

"Iya nih, tadi malam aja lo ngabarin kalo di kelas beliau kita gak usah belajar. Eh kok subuhnya tiba-tiba dapat info dari Pak Anta buat kuliah pagi di ruang perpus sih," protes Maudy tak terima.

"Ya mana gua tahu, gua juga baru liat pas paginya. Tuh dosen emang gak ada akhlak banget sih. Katanya gua asisten, tapi masih aja seenak jidatnya ngatur2 kelas. Lah apa gunanya gua dong sebagai asisten," gerutu Aya sembari mengambil tugas teman-temannya dan membawanya ke ruangan Pak Anta.

"Abis ke ruangan Pak Anta, mau ke mana?"

"Ke kantin Fakultas teknik aja gimana? Lumayan cuci-cuci mata Oppa lokal," usul Clara.

"Ogah gua. Gak ikut gua kalo ke sana," ujar Aya cepat

"Kenapa, Ay?"

"Masih trauma ya ketemu Dion?" goda Maudy.

Aya diam saja, tak berselera menanggapi. Bukannya sudah jelas alasan dia tak ingin ke sana beberapa waktu ke depan.

Malang emang nasib Aya hari ini, usai mengumpul tugas ia dan teman-temannya berpapasan dengan makhluk yang baru saja  digibahi.

"Halo, fans!" sapa Dion sok ramah membuat Aya bergidik ngeri.

"Siapa ya? Ada suara gak ada gambar?" Clara berusaha mencari-cari asal suara tersebut padahal sudah ada tepat di depannya.

"Tahu tuh, paling penghuni kampus yang iseng," jawab Aya iseng.

Hal tersebut membuat Dion merasa terhina, lantara ia sudah ada di depan ciwi-ciwi tersebut tapi tidak dianggap.

"Kalian gak anggep gua?" tanya Dion.

"Lo? Kita anggap? Hahahaha.. jang mimpi deh!" sarkas Maudy.

"Aura-aura roh jahat udah mulai tercium nih, yuk buruan pergi. Ntar jadi santapan roh jahat," Aya menarik kedua sahabatnya menghindari Dion.

Sementara Dion berteriak tak jelas setelah kepergian Aya beserta kedua sahabatnya.

Aya bernapas lega setelah jauh dari Dion dan tertawa karena habis mengerjai cowok nyebelin itu.

"Emang enak dikerjain," Maudy membuka suara.

"Hahaha.. seru juga tuh ngerjain tuh anak."

"Pasti dia bakal kesel sama kita."

"Siapa suruh ngejekin hobi kita, sok tahu banget kalo Oppa-oppe korea kita plastik," sungut Aya.

Clara dan Maudy mengangguk mengiyakan ucapan Aya.

"So, kita jadi makan di mana?"

"Kafe aja deh, takutnya kalo di kampus malah ketemu lagi tuh sama roh jahat," usul Aya.

"Ya udah, kita cusss kalo gitu."

Baru aja beberapa langkah meninggalkan gedung fakultas, ponsel Aya berdering. Sempat Aya abaikan, namun tak lama kemudian kembali berdering membuat Aya mau tak mau harus mengangkatnya.

"Halo!"

"Aya ke ruangan saya sekarang!" ucap seseorang diseberang sana berhasil memekak telinga Aya.

"Aya mau makan dulu, Pak, udah laper nih."

"Saya tidak menerima penawaran, Aya."

"Tapi, Pak..."

"Saya bilang apa? SEKARANG!!"

Dosen Pak Setan! || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang