"Itu buat lo!"
"Serius?" Aya menatap Dion berkaca-kaca.
"Yaapp," Dion mengangguk.
"Gak boong?"
"Enggak!" Dion menggeleng.
"Lo gak nge-prank gua kan?"
Dion mengusap wajahnya gemes, "Enggak Aya! Gua seris, eh buka tapi seratus juta riusss."
"Gua tahu dua minggu ini lo gak bisa ngeliat idola lo kan, makanya gua inisiatif buat ngasih ini setidaknya rasa kesal lo terhadap teman-teman di kampus terobati walau ya Cuma ini yang gua bisa."
Tak terasa mata Aya yang berkaca-kaca itu meneteskan air mata sangking harunya. Ia tak menyangka Dion memberinya sebuah topi dengan tanda tangan idolanya, bukan hanya itu Dion juga mengiriminya video dari idola Aya yang berisi semangat untuk Aya dalam menjalani hari-harinya. Sungguh, semuanya amat berarti bagi Aya.
"Makasih banget ya Ion, lo bener-bener bikin mood gua membaik seribu persen. Asli gua seneng banget," histeris Aya langsung berhambur memeluk Dion sangking bahagianya.
Dion yang tiba-tiba mendapat perlakuan tersebut kaget, namun sedetik kemudian membalas pelukan Aya meski sedikit canggung.
Jujur, Dion tak pernah berpikir jika hadiah sekecil itu ternyata bisa membuat Aya sebahagia ini. Tak sengaja, ia menciptakan bulan sabit di bibirnya.
"Eh sorry ya Ion, Aya reflex meluknya." Aya begitu melepas pelukannya dari Dion. Rasa malunya tercetak jelas dari wajah putihnya yang memerah.
"I-iya, gak apa-apa kok Ay. Selow aja," balas Dion menggaruk belakang kepalanya sedikit nyengir dengan harap kecanggungan mereka tidak terlalu.
Sayang seribu sayang, semua itu tak berhasil. Justru membuat Aya semakin salah tingkah dibuatnya.
"Lo masih mau main gak? Mumpung belum terlalu sore," tawar Dion demi menghilangi kecanggungan mereka.
"Boleh." Langsung saja Aya mengiyakan disertai dengan anggukan mantap.
Mereka pun kembali menikmati wahana yang tersedia di area taman bermain. Topi pemberian Dion, Aya kenakan guna melindungi kepalanya dari matahari. Sebenanya itu bukan alasan utamanya, tetapi ajang pamer kepada pengunjung taman karena depan topi tersebut tertera tanda tangan artis Korea idolanya yang sangat kontras dengan warna topi tersebut yakni putih.
Ada rasa bangga tersendiri bagi Aya melihat beberapa pengunjung mengarah kepadanya dengan tatapan kagum. Tentu saja berkat dari topi pemberian Dion yang amat langka sekali. Senyum bahagia Aya terbit tanpa pernah pudar lagi.
"Terima kasih ya, Ion." Aya membuka suara ditengah bermain ayunan bersama Dion.
"Untuk?" Dion menghentikan ayunannya dan mengarah ke Aya.
"Topinya. Gua seneng banget tahu gak."
Lagi dan lagi, Aya memperlihatkan senyum termanisnya buat Dion dan itu membuat Dion mau tak mau ikut tersenyum juga.
"Oh, kirain apa. Sama-sama, Ay. Syukur deh kalo lo suka," balasnya sembari melanjutkan ayunannya.
"GUEEE SENENG BANGET DIOONNNNN!!!" teriak Aya tanpa memedulikan pengunjung taman. Ternyata, rasa senang berlebihan terkadang membuat seseorang menjadi percaya diri dan tak tahu malu memperlihatkan perasaannya.
Dion tersenyum dan menggeleng pelan.
"Sama, Ay. Gua juga senang liat lo sesenang ini. Selalu kayak gini ya sama gua."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Pak Setan! || SELESAI
Novela Juvenil[AWAS NGAKAK!!] [DISARANKAN TERLEBIH DAHULU MEMFOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA!] Berawal diciduk dosen mengagumi K-POP di kelas, Aya akhirnya mendapat hukuman menjadi asisten dosen selama satu semester. Siapa sangka yang awalnya cuma asisten dosen m...