39

2.6K 173 0
                                    

"Jaga diri baik-baik ya."

"Iya, Mi. Papi, Mami, sama Relhan juga baik-baik di Korea. Maaf, Anta gak bisa antar ke bandara."

"Iya, gak apa-apa kok. Mami ngerti, kamu juga sibuk di kampus."

"Abang jangan lupa nonton drama perdana gua ya," ucap Relhan usai memasukkan koper di bagasi.

"Emang tayangnya kapan?"

"Awal bulan depan. Awas aja kalau gak nonton."

Anta berdeham. "Kalo gak sibuk."

"Gak ada sibuk-sibuk. Pokoknya luangin. Mau jadi Abang durhaka lu."

"Hee, yang ada tuh adik durhaka kek lo."

"Eh, udah-udah. Kalian berdua inget umur, kelakuan kok kayak bocah," lerai Mami.

Anta dan Relhan pun menciut.

"Anta, Papi balik dulu. Papi gak maksa kamu buat gabung, tapi jika ada masalah kamu wajib bantu," Papi membuka suara dan memeluk Anta.

"Iya, Pi." Anta membalas pelukan Papi.

"Mami tunggu kabar baiknya ya," Mami mengedip sebelah matanya sebelum berjalan memasuki mobil.

"Cieeee, kabar baik apa nih?" goda Relhan yang sempat mendengar ucapan sang Mami seraya menjulurkan kepalanya ke jendela mobil.

"Kepo lu!"

Relhan tertawa.

"Pasti kabar baik pernikahan Abang sama Aya ya?" tebak Relhan membuat Anta memutar bola matanya malas.

"Sok tahu banget lu! Sana pulang."

"Ini juga mau pulang. Ingat drama gua, Bang," teriak Relhan sekali lagi sebelum menutup kaca pintu Mobil.

Anta mengiyakan saja.

Selepas kepergian orang tua dan adiknya, Anta pun bergegas ke kampus.

***

Aya dan teman sekelasnya baru keluar begitu matahari tak lagi tepat di atas kepala. Seketika mereka semua bernapas lega, tak sedikit yang menggerutu karena harus keluar melewati waktu perkuliahan. Beruntung, dosen yang mengajar berikutnya berhalangan masuk. Jadi, mereka bisa menghabiskan waktu lama di kantin atau langsung pulang.

"Btw, drama Dibalik Topeng tayangnya kapan ya?" Maudy membuka suara dalam perjalanan menuju kantin.

"Entahlah. Dengar-dengar dalam waktu dekat ini," Clara menjawab.

"Lebih tepatnya awal bulan depan," tambah Aya.

"Hee, kok tahu?"

"Ya tahulah. Liat aja nanti."

"Lo makin hari makin update aja ya, mana lagi dapat topi dengan tanda tangan Kim Oppa."

"So pasti itu," Aya menyelipkan rambutnya di telinga kanan, tersenyum bangga. Tentu saja ia tahu, lah informasinya langsung ia dapat dari pemeran utamanya.

Tadi pagi, ia sempat berbalas chat dengan Relhan. Ia juga tahu kalau hari ini, si actor Korea itu telah kembali. Tak perlu heran mengapa mereka bisa berbalas chat, karena mereka sempat bertukar nomor kontak saat di rumah Anta.

"Mau pesan apa, Ya?" tanya Maudy saat sampai di kantin.

"Seperti biasa."

"Lo?" Maudy bertanya ke Clara.

"Samain sama lo deh."

"Oke." Maudy langsung cus mengantri memesan makanan sama Ibu Kantin.

Sambil menunggu Maudy membawa pesanan, Aya dan Clara memilih memainkan ponselnya. Membuka media social, mencari info seputar idol favorit mereka. Kadang-kadang membuka grup chat perkumpulan fans fanatic Kim Oppa yang terlihat ramai perihal waktu tayang drama Dibalik Topeng yang baru saja Clara infoin.

"Ya, lo dapat topi bertanda tangan itu di mana?" Clara membuka percakapan.

"Ada yang kasih."

"Kasih?"

"Yeepp."

"Kak Arya?"

"Bukan, Kak Arya sibuk, jadi gak bisa pulang."

"Trusss.."

Belum sempat Aya menjawab, seseorang berjalan ke arah mereka dengan senyum tengilnya.

"Noh yang kasih." Aya menunjuk sosok tersebut dengan dagunya. Langsung Clara berbalik dan-

"DION!!!"

"Hai, fansss!" sapa Dion.

"Hai, Ion!" balas Aya.

Sementara Clara tidak, ia malah berekpresi muntah mendengarnya.

"Ngapain lo di sini?"

"Ketemu Aya lah," jawab Dion mengambil tempat dekat Aya.

"Ya?" Clara meminta tanggapan dari Aya.

"Iya, Cla. Gua emang ada janjian sama dia kerja tugas nanti pas pulang," jelas Aya.

"Eh sejak kapan kalian berdua deket?"

"Kepo lu," sungut Dion.

"Jadi nanti kita kerja tugasnya di mana?" Dion beralih ke Aya.

"Kafe favorit gua aja. Lo tahu kan?"

"Oke deh. Jadi gua tunggu di sana ya?"

"Enggak mau makan bareng dulu?"

"Ntar sekalian aja di sana."

"Hmm oke deh."

"Duluan kalo gitu."

"Iyaa."

Dion pun berlalu.

"Ya lo utang penjelasan sama gua," Clara menatap tajam Aya.

***

Dosen Pak Setan! || SELESAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang