《Bagian 10》

119 23 13
                                    

"Kamu merindukanku?" Ucap seseorang yang menepuk pundak Luffy.

"N-Nami?" Luffy terkejut saat mendapati sesosok yang menepuk pundaknya tadi adalah Nami.

"Kok kamu bisa disini?" Lanjut Luffy.

"Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar, dan ternyata aku melihatmu disini, jadi aku memutuskan untuk menghampirimu disini" Nami menjelaskan.

"Kalau kamu sendiri kenapa bisa disini?" Giliran Nami yang bertanya.

"Aku hanya sedang bersantai sebentar disini sambil menikmati pemandangan alam sekitar sini" ucap Luffy.

"Ngapain kamu berdiri saja disitu? Sini duduk" Lanjut Luffy menawarkan Nami untuk duduk disampingnya.

"Ah... ya, baiklah" Nami pun duduk disamping Luffy dibawah pohon yang rindang ditepian danau.

Nami dan Luffy sama sama menikmati pemandangan indah nan menyegarkan mata serta hati yang tersaji didanau tersebut.

Nami perlahan mencuri-curi kesempatan menggapai tangan Luffy supaya bisa ia genggam erat-erat.

Luffy yang menyadari gerak gerik dari tangan Nami lantas mengambil inisiatif untuk menggenggam tangannya lebih dulu.

Saat ini tangan mereka saling menggenggam satu sama lain, mereka saling bertatapan dan saling berbagi senyuman.

"Apakah kamu tau saat ini aku sangat merindukanmu Nami?" Ucap Luffy sambil menatap lekat wajah Nami.

"Aku tahu padahal hanya baru beberapa waktu saja kita tak bertemu, namun hati ini tak kuasa menahan rindu dirimu" Luffy kini menangkup pipi Nami dan mengelusnya pelan.

"Aku pun rindu padamu, Luffy" balas Nami tersenyum seraya menggenggam tangan Luffy yang saat ini sedang mengelus pipinya.

"Banyak tantangan yang berat saat ini kulalui, namun ketika aku teringat pada dirimu aku selalu bisa mengontrol diriku untuk tetap tenang dan menghadapi rintangan itu dengan sabar dan tabah" Nami melanjutkan.

"Kamu adalah obat sekaligus penawar untuk segala penyakit hati yang ada padaku serta hidupku, Luffy" Nami melanjutkan.

Luffy hanya bisa menatap Nami dan tersenyum bahagia mendengar perkataan manis yang keluar dari mulut wanitanya itu.

Setelah itu giliran Luffy berbicara...

"Semalam aku bermimpi buruk" ucapnya.

"Memangnya kamu mimpi apa?" Namj bertanya.

"Aku melihat seseorang yang sekilas mirip denganmu bersama dengan seorang pria yang tak dikenal olehku" Luffy bercerita.

"Lalu pada saat kutanya padamu siapa pria itu, kamu menjawab bahwa dia adalah suamimu" Luffy melanjutkan ceritanya dengan raut wajah agak sedih.

Tetapi beberapa saat setelah Luffy menceritakan tentang mimpi buruknya, Nami tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Loh, kenapa kamu menangis Nami?" Luffy lantas mengusap air mata yang mengalir di pipi Nami.

"Ah tidak apa apa, aku hanya..." Nami pun secara reflek langsung memeluk erat tubuh Luffy dan menangis didalam dekapannya.

Mata Luffy melebar, terkejut dengan tindakan Nami yang tiba tiba itu, namun ia dengan senang hati membalas pelukan dari kekasihnya itu dengan rasa penuh kasih sayang serta ketulusan dari lubuk hatinya yang paling dalam.

Ia melihat Nami menangis terisak-isak dalam pelukannya.

Berusaha menenangkan dirinya, Luffy pun mengelus punggung Nami dan mengelus lembut rambutnya juga.

2. Teroesir [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang