Seorang wanita berparas cantik dengan rambut jingganya yang dikuncir belakang saat ini sedang dalam perjalanan menuju kediaman sahabatnya.
Rumah mereka berdekatan satu sama lain, hanya berjarak 500 meter.
Setidaknya, Nami butuh waktu 2 menit untuk sampai kesana. Setelah berjalan kaki selama beberapa waktu, akhirnya Nami sampai ke lokasi tujuan.
Saat sampai disana, ia melihat seorang wanita paruh baya tengah menyapu dedaunan dihalaman depan rumahnya.
Nami lalu menyapa wanita tersebut.
"Sugeng enjing bu olvia, Robinnya ada?" Sapa Nami sembari menanyakan Robin.
"Walahh, Nak Nami... Ono opo toh, isuk isuk teko mrene?" Tanya wanita tersebut yang ternyata adalah Ibu dari Robin.
{Walahh, Nak Nami... ada apa, pagi pagi datang kesini?}
"Hanya ingin main saja bu" ucap Nami tersenyum.
"Yowes monggo, masuk dulu sana" ucap Ibu Robin sembari senyum.
"Robin!!! Robin!!! Kui lho, sing digoleki konco mu" Ibu Robin memanggil putrinya tersebut.
"Iyoo!!!" Sahut Robin dari dalam rumahnya.
"Suruh masuk aja bu" lanjutnya.
Ibu Robin lalu menyuruh Nami untuk masuk dan menunggi didalam.
Nami kemudian izin terlebih dahulu, lalu masuk ke ruang tamu. Setelah itu ia duduk disofa yang ada disana untuk menunggu sobatnya yang saat ini entah sedang apa.
Tak lama menunggu, sesosok yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga.
Robin muncul dengan membawa dua cangkir teh hangat di nampan yang ia bawa.
Robin kemudian menaruh nampan tersebut dimeja lalu duduk disofa tepat disamping Nami.
"Ada apa toh?" Robin membuka pembicaraan.
"Ga ada apa apa sih... cuma sumpek aja dirumah" kata Nami.
{Sumpek=sesak}
"Ooo" ucap Robin.
Nami kemudian melamun dengan raut wajah yang terkesan agak frustasi. Robin menatap Nami, namun ada hal yang membuatnya penasaran...
"Nami..." Robin kembali buka suara.
"Hmm?" Jawab Nami.
"Itu... cincin dari siapa?" Tanya Robin.
Seketika Nami tersadar dari lamunannya setelah mendengar pertanyaan yang dilontarkan Robin.
Ia sangat terkejut. Ternyata selama ini ia selalu mengenakan cincin dari Zappa, ia lupa melepaskan dan menyimpan cincin tersebut.
Nami merasa dirinya sangat bodoh, mengapa sedari tadi ia tak sadar bahwa cincin pemberian Zappa itu selalu terpasang di jari manisnya?.
Nami bingung ingin merespon seperti apa, ia takut akan terjadi sebuah kesalahpahaman yang berakibat fatal.
"Itu... dari Luffy?" Tanya Robin kembali.
Skakmat.
Seketika Nami membatu saat mendengar pertanyaan kedua dari Robin.
Ia tak bisa menjawab pertanyaan Robin, jika salah menjawab, selesai sudah semuanya...
Maju kena mundur kena.
Aduhh, aku harus jawab apa ya? Gawat nih... lagian bodoh sekali aku datang kesini sambil memakai cincin ini. Nami menyesal dalam hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Teroesir [Revisi]
Romance"Maafkan aku" "Sudah terlambat untuk menyesal, Nami" ☆↫↫↫↫↫ LUNAMI ↬↬↬↬↬☆ [Synopsis] Luffy Widyo Herianto. Seorang lelaki sebatang kara yang hidup sederhana tanpa derajat maupun status sosial, telah jatuh cinta pada seorang wanita terpandang didesan...