《Bagian 18》

107 24 13
                                    

-Kilas Balik-

°Sudut Pandang Nami°

Aku saat ini sedang berjalan kaki pulang menuju ke rumahku sehabis dari rumah Robin.

Dalam perjalanan, awalnya aku memang berniat untuk pulang, tapi ada suatu hal yang membuatku terus kepikiran.

Sepertinya aku memang harus menceritakan semuanya pada Luffy. Pikirku.

"Aku harus menceritakan yang sebenarnya. Kalau tidak, itu hanya akan membuat Luffy semakin terluka" aku berbicara sendiri.

Aku berpikir apakah memang perlu aku datang ke Luffy untuk menceritakan semuanya?

Setelah berpikir sejenak, aku memantapkan diriku untuk menyempatkan terlebih dahulu berkunjung ke rumah Luffy.

"Baiklah, aku akan mampir kerumah Luffy dulu" ucapku.

Aku lalu mengurungkan niatku untuk pulang dan mengubah arah tujuanku menuju ke kediaman Luffy.

Namun saat sedang berjalan, tangan kananku tiba-tiba gatal.

Lantas kulihat lalu ku garuk tanganku. Dan aku tersadar, bahwa saat ini aku tengah mengenakan sebuah cincin yang tadi Zappa hadiahkan kepadaku.

Kalau Luffy melihat ini bisa gawat jadinya, aku takut permasalahannya akan semakin rumit jika ia mengetahui asal usul cincin ini. Batinku.

Aku lalu melepaskan cincin yang ada dijari manisku lalu kusimpan cincin tersebut kedalam dompet kecilku.

Untung saja tanganku sempat gatal. Kalau tidak, mungkin akan berbeda nanti jadinya jika Luffy tahu soal cincin ini.

Selang beberapa waktu, akhirnya aku sampai didepan pintu rumah Luffy, kemudian aku mengetok pintunya.

Tetapi tak ada jawaban, lalu aku mengetok kembali pintunya untuk memastikan. Namun, masih tak ada jawaban.

Lantas aku menunggu saja dirinya dikursi panjang yang terbuat dari bambu yang ada diteras.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga...

°Sudut Pandang Nami Berakhir°

-Kembali Ke Masa Sekarang-

Saat ini, terdapat dua insan yang sedang duduk dikursi meja makan dan membicarakan suatu hal tertentu.

Aura ketegangan dapat dirasakan disekitar mereka.

Tensinya semakin meninggi mengingat keseriusan dari tatapan mereka.

"Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Nami?" Luffy memulai pembicaraan sambil menatap serius wajah Nami.

"Tapi sebelum itu, maukah kamu berjanji sesuatu padaku?" Tanya Nami.

"Apa itu?" Luffy balik bertanya.

"Kuharap kamu bisa memaafkan ku setelah ini" ucapnya dengan ekspresi sedih.

"Aku tak bisa menjamin" balas Luffy.

Nami lalu meletakkan kedua tangannya diatas meja makan lalu mulai membicarakan hal yang perlu ia perbincangkan dengan Luffy.

"Sebenarnya, sebentar lagi aku akan menikah" ucap Nami pasrah.

Ekspresi terkejut terpampang diwajah Luffy.

Apa yang Nami bicarakan? Batin Luffy.

"A-Apa?" Luffy bertanya.

2. Teroesir [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang