Luffy beserta Zoro, Usopp, dan Sanji saat ini sedang berada didalam bus dan dalam perjalanan menuju ke Tanggerang lewat jalan tol.
Seharian ini mereka bepergian cukup jauh dari Solo ke Tanggerang dan perjalanan ini cukup melelahkan bagi mereka sendiri, nyatanya saat ini mereka berempat tertidur pulas didalam bus.
Sore hari kini kian menjelang malam diiringi oleh hujan yang perlahan makin deras diluar sana.
Mendengar rintikan hujan deras yang mengenai jendela bus, Luffy pun terbangun dari tidurnya setelah selama sejam ini ia tertidur pulas.
Luffy pun melihat keadaan sekitar dalam bus, ia melihat kawan-kawannya yang masih tertidur.
Melihat kawannya itu, Luffy seketika tersenyum. Ia sangat bahagia karena para sahabatnya sampai mau menemani dirinya sejauh ini, sungguh sahabat sejati yang Luffy miliki.
Setelah itu, Luffy menatap sayu kearah luar jendela. Ia melihat pemandangan alam disisi jalan tol. Sejauh mata memandang, Luffy menikmati pemandangan alam yang meliputi pegunungan hijau serta pesawahan maupun perkebunan yang juga sama asrinya.
Dalam lamunannya Luffy bergumam...
"Hahhh, seketika aku merindukan seseorang" gumamnya.
"Namun... aku tahu, bahwa untuk menggapainya adalah hal yang mustahil" ucap Luffy menghela nafas kasar.
Mendengar suara lirihan seseorang, mata Zoro perlahan terbuka.
Zoro saat ini memang duduk disamping Luffy dan juga posisi duduk Luffy pun berdekatan dengan jendela bus, persis seperti ketika mereka berada dipesawat.
Mendengar lirihan seseorang yang ternyata adalah Luffy, Zoro lantas membuka suaranya...
"Ada apa, Luffy?" Tanya Zoro dengan wajah yang tak terkondisikan sehabis bangun dari tidurnya.
Merasa terpanggil, Luffy mengalihkan pandangannya pada Zoro.
"Nghh? Tidak ada apa-apa" ucap Luffy lalu kembali memperhatikan keadaan diluar sana yang sedang hujan deras dan menggunakan sebelah tangannya sebagai topangan untuk kepalanya.
Zoro menghela nafas kasar, ia menyilangkan tangannya didada sambil bersandar dikursi bus lalu kembali berkata...
"Apakah kau merindukan, Dia?" Ucap Zoro dengan penekanan dikalimat 'dia'.
"Bisa dikatakan seperti itu" ucap Luffy pelan.
Zoro lalu menyengir, "hehh, kukira kau sudah bisa move on darinya" ejek Zoro.
"Cih, berisik" Luffy berdecih kesal.
Sebenarnya ia gengsi tuk mengakui bahwa dirinya belum bisa move on sepenuhnya dari wanita yang pernah ia cintai setengah mati dengan jiwa dan raganya.
Walaupun sebenarnya Luffy saat ini bersiteguh untuk membenci wanita tersebut karena pernah melakukan hal yang sangat keji kepadanya, namun perasaan yang jauh dalam lubuk hatinya berkata lain.
Tatkala juga Luffy masih teringat akan momen-momen kebersamaan mereka, bayangan akan kebahagiaan mereka berdua dimasa lalu selalu saja terngiang-ngiang dipikirannya.
Padahal, pada awalnya Luffy sudah berkomitmen tuk membahagiakan wanita itu dan hidup bersamanya hingga penghujung hayatnya, tetapi takdir telah menetapkan kenyataan yang berbeda dan pahit tentunya kepada Luffy.
Nampaknya langit dan bumi memang tak merestui hubungan mereka berdua.
Luffy sungguh menyayangkan bahwa kenyataan serta realita tak seindah ekspektasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Teroesir [Revisi]
Romance"Maafkan aku" "Sudah terlambat untuk menyesal, Nami" ☆↫↫↫↫↫ LUNAMI ↬↬↬↬↬☆ [Synopsis] Luffy Widyo Herianto. Seorang lelaki sebatang kara yang hidup sederhana tanpa derajat maupun status sosial, telah jatuh cinta pada seorang wanita terpandang didesan...