Saat ini sudah memasuki hari yang baru..
Luffy masih berada diatas ranjang pasiennya dan tertidur disana. Luffy juga masih mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin, bedanya kali ini ia sedang tak mengenakan jasnya.
Hal itu dikarenakan Zoro melarang perawat disana untuk mengganti pakaian Luffy, khawatir jika nanti barang-barang penting di pakaiannya malah hilang entah kemana.
Para sahabatnya yang menunggu pun ikut tertidur diruangan Luffy karena semalaman kemarin mereka selalu terjaga, khawatir jika terjadi apa-apa dengan Luffy.
Karena hari pun telah berganti dan mentari telah terbit dari timur..
Luffy perlahan mulai tersadar dari alam mimpinya dan membuka matanya.
Setelah matanya terbuka namun pandangannya masih samar-samar, ia segera duduk di ranjangnya dan menatap sejenak dinding yang ada dihadapannya. Kemudian ia mengusap-usap matanya bermaksud untuk memperjelas penglihatannya.
Setelah itu, Luffy memandang ke kanan kirinya.. ia melihat Zoro yang tertidur di kursi yang ada tepat di samping ranjangnya, ia juga melihat Usopp dan Sanji yang berbagi sofa untuk mereka berdua istirahat.
Luffy tersenyum, ia tersenyum ketika melihat para sahabatnya begitu peduli kepada dirinya sampai-sampai mereka lupa akan perihal mereka masing-masing.
Luffy merasa beruntung karena telah dikaruniai tiga orang sahabat yang sangat loyal kepadanya. Yang selalu ada disampingnya dikala senang maupun susah. Yang membantunya dari awal, dimana Luffy masih menjadi seorang yang tak berada dan tak tentu asalnya dengan status sosial tak terpandang di desa mereka sampai sekarang ia telah menjadi orang yang sukses dan telah menjadi tokoh masyarakat yang sangat dikenal karena karya sastranya yang briliant.
Setelah cukup lama Luffy memandang sekitarnya, akhirnya salah satu dari sahabatnya akhirnya terbangun..
"Ngh? sudah pagi kah?" ucap Zoro dengan ekspresi bangun tidurnya yang tak terkondisikan.
Luffy kemudian menoleh kepada Zoro yang berada disampingnya. "Selamat pagi kawan" ucapnya sambil tersenyum.
Zoro kemudian menguap lalu meregangkan badannya, lalu ia berkata "Kukira masih subuh" ujarnya.
"Shishi, tumben sekali kau terbangun di pagi hari?" ujar Luffy yang masih terduduk di ranjangnya.
"Ah.. aku barusan mimpi buruk" jelas Zoro.
"Mimpi apa itu?" Luffy bertanya.
"Entahlah, aku bermimpi bahwa aku sedang memohon untuk diajarkan ilmu berpedang kepada salah seorang pendekar pedang terhebat di dunia yang telah menggapai segala prestasi semasa hidupnya" Zoro berkisah.
"Lalu, apa hal yang buruknya?" Luffy bertanya dengan raut wajah terheran.
"Hal buruknya adalah, ternyata aku salah orang... seseorang yang kumohon pada saat itu ternyata adalah seorang waria, dan dia bilang padaku 'Aku tak bisa mengajarkanmu bagaimana cara berpedang, tapi aku bisa mengajarkanmu bagaimana cara menggunakan death wink dengan benar' begitu katanya" jelas Zoro dengan ekspresi suramnya.
Seketika Luffy tertawa terbahak-bahak. "Terus, gimana kelanjutannya? gahaha mimpimu konyol sekali Zoro. Death wink? apa itu gyahahaha" ucap Luffy masih tertawa geli.
"Entahlah, setelah itu dia malah berbicara kepadaku 'Apakah kau berminat, sayang?' sambil mengedipkan matanya kepadaku. Hal itu membuatku jijik dan akhirnya aku terbangun dari tidurku, hah... sungguh mimpi yang sangat buruk" Zoro menjawab sambil menghela nafas kasar dan menepuk jidatnya.
Karena mendengar kegaduhan yang disebabkan oleh Luffy dan Zoro, akhirnya Sanji dan Usopp terbangun dari tidurnya.
"Kalian ini pagi-pagi sudah berisik sekali" ujar Usopp sambil mengusap matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
2. Teroesir [Revisi]
Romance"Maafkan aku" "Sudah terlambat untuk menyesal, Nami" ☆↫↫↫↫↫ LUNAMI ↬↬↬↬↬☆ [Synopsis] Luffy Widyo Herianto. Seorang lelaki sebatang kara yang hidup sederhana tanpa derajat maupun status sosial, telah jatuh cinta pada seorang wanita terpandang didesan...