《Bagian 14》

92 22 10
                                    

Saat ini sudah mulai menjelang malam hari.

Kedua kekasih bernama Luffy dan Nami sedang menghabiskan waktu mereka bersama ditempat tinggal Luffy.

Sepanjang waktu, mereka bermain, bercanda, mengobrol dan saling bermanja-manja satu sama lain selama seharian ini.

Langit pun seketika sudah gelap seutuhnya.

"Eh sudah malam?" Tanya Nami.

"Iya yaa, padahal baru tadi siang kita masak-masak, tau-tau udah malam aja" ucap Luffy dengan raut wajah kecewa.

Luffy lalu berbaring dan menaruh kepalanya dipaha Nami yang sedang duduk, paha Nami yang mulus dan empuk itu bagaikan sebuah bantal baginya.

Sepertinya ia melakukan itu sebagai kode untuk Nami supaya jangan pulang dulu.

Nami yang melihat kelakuan manja Luffy seperti anak kecil yang merajuk tersebut hanya bisa tertawa kecil.

"Kapan-kapan kita main lagi ya" Nami mengelus rambut Luffy.

"Humphh aku masih mau ditemenin kamu" Luffy merajuk sambil menggembungkan pipinya.

"Nanti lagi..., kalo aku dicariin sama orangtuaku gimana?" Ucap Nami.

"Memangnya kamu mau jadi bulan-bulanan warga desa kalau sampai mereka tahu aku itu kekasihmu?" Lanjutnya.

Luffy hanya menggeleng pelan kepalanya.

"Kalau begitu aku pulang dulu, nanti kita bertemu lagi" ucap Nami tersenyum lembut.

"Tapi kapan?" Ucap Luffy masih dengan ekspresi kecewa.

Degg...

Seketika matanya melebar karena terkejut dengan pertanyaan Luffy,

Perkataan itu seperti menusuk kedalam hati Nami sampai ke lapisan yang paling dalam.

Ia hanya bisa diam tak bergeming karena tak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Luffy.

Mulutnya seperti membeku, tak bisa ia gunakan untuk menjawab pertanyaan Luffy.

"Kapan kamu bisa kesini lagi Nami?" Tanya Luffy kembali.

"Lihat saja nanti" ucap Nami memalsukan senyumnya, padahal didalam hatinya ia tak ingin tersenyum sama sekali.

Luffy hanya bisa pasrah dan menerima jawaban Nami.

"Baiklah" ucap Luffy.

"Anak baik" ucap Nami.

Nami dan Luffy pun berdiri dan melangkahkan kaki menuju pintu keluar dari kediaman Luffy.

Setelah melangkahkan kaki melewati pintu keluar, Nami berhenti sejenak lalu membalikan badannya kearah Luffy yang sedang berada dibelakang dirinya.

"Aku ada hadiah untukmu, Luffy" ucap Nami tersenyum misterius.

"Apa it-" perkataan Luffy terpotong seketika dan...

Chuu...

Sebuah ciuman mendarat dipipi Luffy, mata Luffy melebar karena tak percaya dengan kondisi yang saat ini ia alami.

Apakah ini sebuah mimpi? Tentu saja tidak.

Nami kemudian melepas ciumannya dan menatap Luffy sambil tersenyum lembut.

Luffy masih diam membatu ditempat. Ia hanya memegang pipinya yang tadi dicium oleh sang kekasih, memastikan bahwa ini nyata atau hanya sekedar khayalannya saja.

Tapi Luffy tau bahwa hal ini nyata, ia bisa merasakan kelembutan dan kehangatan dari bibir Nami.

"Jangan pasang ekspresi kaget gitu dong, kan aku jadi malu" Nami malah malu sendiri akibat perbuatannya.

2. Teroesir [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang