L U K A || CHAPTER 28

9.1K 953 63
                                    

28. Melupakanmu

"Gue pengen move on dari dia. Lo mau gak, bantu gue move on?"

~ Lintang

________________________

"Kamu kenapa?"

Lintang menatap gadis yang berbicara dengannya, Fafa. Gadis itu, orang yang mengejarnya selama tiga tahun ini.

"Kak Lintang, kamu kenapa?" tanya Fafa sekali lagi.

Lintang menggelengkan kepalanya.

"Jangan bohong. Dari wajah kamu, kayak ada masalah," ucap Fafa.

"Raka sembuh."

Fafa tersenyum tipis. "Syukur dong kalau gitu."

"Terus kenapa kamu kayak gak seneng gitu. Padahal kak Raka itu sahabat kamu."

Lintang menunduk. "Gue seneng Raka sembuh. Tapi dengan begitu, gue dan Mira bakal gak bisa deket lagi."

Fafa tersenyum getir. Selama tiga tahun ia mengejar Lintang, hanya Mira yang ada di hati pria itu.

"Aku cuma mau bilang. Kamu harus move on dari dia. Emangnya gak sakit apa, mencintai seseorang yang tidak mencintai kamu?"

"Terus apa bedanya sama lo? Lo gak capek apa ngejar gue selama tiga tahun. Padahal lo tau gue cinta sama cewek lain, bukan sama lo."

Fafa terdiam. Ia salah mengucapkan kalimat itu kepada Lintang. Jelas-jelas kalimat itu sangat pantas untuknya.

"Maaf, kak. Aku cuma gak mau kakak sakit hati karena cinta bertepuk sebelah tangan."

"Terus lo gak sakit hati ngalamin cinta bertepuk sebelah tangan?"

Lagi-lagi Fafa terdiam. Ia tak bisa menjawab lagi. Apapun yang ia ucapkan, Lintang selalu membaliknya.

"Fa.."

Dengan ragu Fafa mendongak menatap Lintang. "Iya, kak?"

"Gue mau move on dari dia. Lo mau gak ngajarin gue move on dan jadi alasan gue move on?"

"Hah?"

Fafa mengerjapkan matanya. Otaknya langsung blank seketika. Ia masih mencerna dengan kejadian yang ia hadapi.

Lintang terkekeh. "Gue mau move on, Fa. Ajarin gue, ya?"

"Beneran kakak mau move on?"

"Iya. Kenapa, gak mau gitu kalau gue move on?"

"Mau, kok!"

Lagi-lagi Lintang tersenyum. Ia rasa hati dan matanya buta. Fafa tulus padanya, tapi dirinya masih mengharapkan cinta Mira.

Cukup Raka saja yang goblok, Lintang jangan!

°°°

"Jadi?"

Lintang menatap ketiga sahabatnya. Kemudian menaruh cangkir kopinya.

"Ya, gue coba nerima Fafa."

Raka bernafas lega. Tadi sempat Indra dan Jack menelponnya. Mereka berdua mengungkapkan suatu fakta yang mengejutkan.

Lintang, sahabatnya ternyata mempunyai perasaan kepada istrinya. Bahkan Lintang juga melamar Mira saat gadis itu masih sah menjadi istrinya.

Raka berkali-kali mengucap syukur di dalam hatinya. Tak lupa pula mengucapkan terimakasih kepada gadis yang bernama Fafa itu.

Setidaknya Fafa menyadarkan Lintang. Ia berharap jika dalam waktu dekat ini, Fafa dan Lintang segera menyebarkan undangan.

Biar gak ada hama lagi di rumah tangganya.

"Tapi gue gak bakal diem aja kalau lo sakiti Mira lagi. Cukup empat tahun yang lalu lo jadi orang goblok. Sekarang jangan lagi," ucap Lintang sembari menunjuk Raka.

Orang yang ditunjuk pun mendengus kesal. Apakah bahasa Lintang tidak bisa sedikit halus? Yah, walaupun memang kenyataannya dia pernah jadi orang gobeloq.

"Emang lo mau apain si Raka, kalau dia jadi orang goblok lagi?" tanya Indra penasaran.

"Gue bikin dia stress dengan nikahin Mira."

Brak

"Mau mati lo?!"

Atensi semua orang yang ada di Cafe teralihkan kepada Raka. Mereka menatap Raka heran.

Jack dan Indra tersenyum canggung dan meminta maaf kepada semua pengunjung yang merasa tak nyaman.

"Jangan malu-maluin lo," desis Jack.

Indra menarik tangan Raka agar pria itu kembali duduk. "Santai dikit napa."

"Gak ada kata santai. Dia mau ngerebut Mira." Tatapan Raka menajam.

"Gak terima lo?" Rupanya Lintang masih ingin memancing emosi Raka.

"Suami mana yang rela istrinya direbut orang?"

"Itu dia. Istri mana yang rela lihat suaminya lebih membela mantannya?"

Skakmat!

Niat hati ingin mengingatkan, tapi malah Raka sendiri yang teringat kejadian itu.

"Udah, jangan ribut mulu," lerai Indra.

"Tau, udah tua juga," balas Jack.

Melihat Raka dan Lintang yang masih saling menatap tajam satu sama lain, membuat Indra angkat tangan.

Indra berdiri dan menatap sahabatnya. "Gue pulang aja kalau gitu."

Jack juga ikut berdiri. "Gue juga. Tau gini mending kita di rumah aja, main sama istri dan anak kita. Daripada lihat pertengkaran antara si suami orang, dan seorang single yang karatan."

Lintang melirik keduanya. Mentang-mentang dirinya saja yang masih single, mereka sering menyindirnya bahkan mengoloknya.

"Pulang aja sana," usirnya.

Ingin sekali rasanya Indra dan Jack melempari Lintang batu. Tapi mereka masih sayang nyawa.

Mereka tak ingin terkena kasus 'dua orang pria yang melempari sahabatnya dengan batu sampai masuk ke rumah sakit'. Kan tidak lucu, apalagi mereka berdua sudah punya istri dan anak.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Setelah Indra dan Jack pergi, Raka kembali menatap Lintang serius. "Awas aja kalau lo sampai deketin Mira lagi."

"Tenang aja, gak bakal gue deketin."

Raka bernafas lega, sebelum Lintang melanjutkan ucapannya.

"Tapi kalau jadiin dia istri kedua, sabilah."

"SIALAN LO!"

To be continued...

_______________________

L U K A || Mira&RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang