35. Cerai
Gak tau lagi gue. Pusing sama hidup gue sendiri.
~ Mira
___________________________
Mira menatap kosong halaman belakang mansion. Tak ada binar kehidupan sama sekali dalam mata Mira. Hidupnya sekarang seperti dipermainkan.
Ia kira setelah Emma sudah tidak ada di kehidupannya, rumah tangganya dan Raka menjadi harmoni.
Memang, rumah tangganya menjadi harmonis. Namun hanya sesaat, sebelum Emma kembali.
Entah bagaimana bisa wanita keluar dari penjara.
Ia kira meskipun Emma kembali, Raka akan tetap menatapnya penuh cinta. Tapi itu hanya kiranya saja.
Raka kembali kepada pelukan Emma. Bahkan mertuanya juga mendukung hubungan Emma dan Raka yang dua hari akan menikah.
Mira tak mau berpisah dengan Raka. Bagaimana di dalam perutnya, ada buah hatinya yang masih membutuhkan sosok ayah.
Meskipun ia tak tahu apakah nantinya Raka akan peduli dengan anaknya atau tidak.
Yang ia inginkan sekarang, semoga Raka tidak menceraikannya. Ia tak mau jika nanti anaknya yang menjadi korban.
Banyak anak yang dibully karena orangtuanya yang bercerai. Atau tidak karena ekonomi keluarganya.
Meskipun ekonomi keluarganya sangat mencukupi, tapi kasih sayang seorang Ayah itu sangat diperlukan untuk anaknya nanti. Meskipun ia tak yakin bagaimana sikap Raka kedepannya.
°°°
"Bagaimana para saksi, sah?"
"Sah!"
"Alhamdulillah."
Air mata Mira kembali jatuh saat mendengar ucapan dari orang-orang. Dirinya terpaksa terkurung di dalam kamar oleh Andy.
Mereka tak membiarkan ia melihat suaminya menikah lagi.
Cklek
Pintu kamar dibuka oleh Raka yang merangkul Emma dengan mesranya tanpa memikirkan bagaimana perasaan Mira.
Raka merogoh saku jasnya dan melemparkan amplop kepada Mira.
Mira membuka amplop itu dan membaca isinya.
"Cerai? Kamu minta cerai?"
"Ya," jawab Raka tak peduli.
"Sekarang kamu pergi dari mansion ini. Jangan pernah menampakkan wajah kamu di depan saya."
Raka berujar dengan gampangnya tanpa peduli dengan perasaan Mira yang sensitif.
"Aku gak mau cerai."
Emma menatap Mira sinis. "Raka minta cerai, apa susahnya, sih? Masih banyak cowok lain, tinggal dicari."
Mira balik menatap Emma. "Oh ya? Masih banyak cowok lain, lalu kenapa memilih suami saya untuk anda jadikan pasangan?"
Plak
Tangan Mira mengepal. Wanita itu tersenyum sinis. Sikap Raka yang dulu kembali lagi, dan itu karena kembalinya Emma.
Raka membuka lemari besar yang ada di sudut kamar. Koper yang berisikan barang-barang Mira ia keluarkan. Pria itu juga menarik Mira secara kasar dan mendorongnya tanpa peduli jika Mira tengah hamil.
"Pergi, dan jangan menampakkan diri lagi."
Brak
Raka membanting pintu, membuat Mira memejamkan matanya terkejut.
"Kamu pernah janji bakal setia sama aku, mas. Tapi nyatanya kamu masih sama seperti dulu," ucap Mira tersenyum getir.
Sekarang melawan dan menangis pun tak ada gunanya. Lebih baik ia segera kembali ke rumah orangtuanya, karena disana ia akan kembali mendapat kehangatan keluarga.
°°°
Huft
Entah sudah berapa kali Mira menghembuskan nafas panjang. Wanita itu mengelus perutnya yang membesar.
Sudah sebulan setelah ia diusir paksa oleh Raka. Dan hari ini ia akan pergi ke suatu tempat. Dimana tempat itu akan menentukan perceraiannya dengan Raka.
Saat kembali ke rumahnya, kebetulan Chiko berada di rumah orangtuanya. Chiko langsung mengapa Mira kembali dengan membawa koper besar.
Saat mengetahui alasannya tentu Chiko langsung marah besar. Ia langsung pergi ke mansion Raka untuk menghajarnya, namun langsung ditahan oleh bodyguard Andy.
Amarahnya semakin dibuat saat mengetahui fakta jika Emma berada di mansion Raka. Malahan Emma sekarang dilindungi oleh Andy dan Amel.
Benar-benar manusia biadab!
Sedangkan orangtua Mira hanya bisa diam. Jika ikut campur, masalah semakin besar. Apalagi Andy lah yang membuat kondisi perusahaan bisa stabil. Juga, mereka tak mau putri mereka berhubungan dengan keluarga itu.
Namun Mira hanya terpikirkan satu hal.
Bagaimana anaknya nanti? Saat lahir tak ada sosok ayah lagi. Walaupun ia bisa menikah lagi seperti yang Raka lakukan, tapi tetap saja, melupakan masa lalu itu sangat sulit.
Mira mengelus perut buncitnya. "Semoga kamu kuat, nak."
°°°
Tok
Tok
Tok
Suara ketukan palu itu berbunyi nyaring, menandakan bahwa Mira dan Raka telah resmi berpisah. Baik secara hukum maupun agama.
Zi langsung memeluk sepupunya. Sesama wanita tentu ia bisa membayangkan, bagaimana sakitnya diceraikan oleh seseorang yang dicintai saat hamil buah hati mereka.
"Kamu hebat," bisiknya pada Mira.
Mira hanya diam. Pandangannya beralih menatap dua insan yang berpelukan mesra.
Sepertinya, inilah akhir dari kisah percintaannya.
Raka yang memulai kesalahan, lalu minta maaf dan menyesal. Raka memperlakukan Mira layaknya seorang ratu. Setelah itu saat masa lalunya kembali lagi, sikap Raka seperti dulu.
Kepala Mira terasa seperti dihantam batu besar. Pandangannya mulai kunang-kunang.
Bruk
To be continued...
________________________
Yok...
Vote dan komen sebanyak-banyaknya biar besok bisa update lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
L U K A || Mira&Raka
ChickLitImpian Mira yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Universitas menjadi angan-angan saja. Gadis itu harus merelakan impiannya dan menikah dengan laki-laki seperti Raka. Raka bilang, dia sangat mencintai dirinya. Tapi nyatanya? Semua itu hanya OMONG...