L U K A || CHAPTER 42

5.4K 624 43
                                    

42. Edisi Lebaran

_____________________

Pagi hari setelah Sholat Ied, lima keluarga sekaligus berkumpul di mansion Raka. Para istri mencium punggung tangan suami mereka. Begitupun dengan anak-anak yang mencium punggung tangan para orangtua.

"Selamat Hari Raya, mas. Maafin aku kalau ada salah."

Raka memeluk dan mencium kening Mira. "Selamat hari raya. Mas juga minta maaf atas kesalahan mas masa lalu."

Mira tersenyum mendengarnya. "Saling memaafkan."

"Aunty." Mira menoleh.

Iyan mencium tangan Mira. "Maaf lahir batin, aunty. Maafin aku kalau ada salah."

Mira mengelus kepala Iyan. "Iya, Aunty juga minta maaf kalau pernah ada salah atau pernah buat kamu marah."

"Uncle Choko!"

Chiko mengangkat satu alisnya saat Via menjulurkan tangannya. Pria itu menanggapinya dengan membawa tangannya agar dicium Via, menganggap jika bocah perempuan itu ingin meminta maaf.

Kening Via mengerut. "Via gak mau salaman sama uncle. Via mau minta THR," ucapnya polos.

Chiko tepuk jidat. Ia lupa jika Via spesies yang masuk dalam kategori ponakan laknat dan prik. Chiko merogoh kantongnya dan mengeluarkan angpao bertemakan kartun dan memberikannya kepada Via.

Via menerimanya dengan senang hati. Via langsung berlari menghampiri Ian dan berteriak senang.

Melihatnya Chiko tersenyum miring. Salah sendiri tidak meminta maaf lahir batin kepadanya. Rasakan saja jika ia mengerjai bocah tengil itu.

"Abang, Via dapat THR!"

Dengan sigap Iyan menangkap Via yang hampir tersandung karena terus melompat-lompat. "Hati-hati, Via."

Via menyengir. Via membuka angpao yang diberikan Chiko. Senyum lebarnya luntur seketika saat mengetahui jika tidak ada isinya sama sekali.

"Kok kosong?"

Iyan berpikir. Jika seperti ini, berarti Via melakukan suatu hal yang membuat Chiko kesal. "Via tadi langsung dikasih angpao atau Via sendiri yang minta?"

"Via yang minta," jawab Via dengan wajah polosnya.

"Via belum salaman sama uncle Chiko?"

"Belum. Via 'kan langsung minta angpao sama uncle."

Iyan menghela nafas. "Salaman sama uncle. Lagipula gak baik minta-minta sama orang. Kalau begini sama saja Via seperti mengemis."

Via mengerucutkan bibirnya. "Iya, ini mau salaman."

"Abang temani." Iyan menggandeng tangan Via.

"Uncle."

Chiko mengernyit heran melihat Iyan. "Kenapa kamu? Mau salaman? Tadi kan sudah."

Iyan mengangkat tangan Via yang ia genggam. "Nih, yang mau salaman."

Via langsung mencium punggung tangan Chiko tanpa mengucapkan sepatah katapun. Iyan menghela nafas panjang.

"Gak minta maaf juga?"

"Gimana?" tanya Via tak tahu.

"Ikutin ucapan Abang." Via mengangguk.

"Uncle. Selamat hari Raya Idul Fitri. Maafin Via kalau ada salah."

Via mengangguk paham dan meniru ucapan Iyan. "Uncle. Selamat hari Raya Idul Fitri. Maafin Via kalau ada salah."

L U K A || Mira&RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang