L U K A || CHAPTER 30

9.3K 1K 49
                                    

30. Siapa yang Hamil?

"Kita bangun dan jalani rumah tangga yang sesungguhnya."

~ Raka

________________________

"Sayang, bangun. Kita sholat subuh."

Bukannya bangun, Mira semakin menenggelamkan wajahnya di dada bidang Raka. Wanita itu tidur semakin nyenyak.

Raka tertawa pelan. Ia mencium pipi wanitanya. "Sayang, udah mau adzan subuh."

"Lima menit lagi mas," gumam Mira dengan mata yang masih terpejam.

"Gak ada lima menit segala. Bangun atau mas terkam lagi."

Mendengar ancaman itu Mira langsung membuka matanya. Ya kali Mira harus dinas lagi di saat badannya remuk semua.

"Iya, ini udah bangun."

Raka tersenyum tipis dan mengecup singkat pipi Mira. Ia menggendong Mira ke kamar mandi.

"Kamu mandi duluan. Kalau mau sih, kita barengan."

"Heh!"

°°°

Huek

Mira berlari pelan, sedikit terganggu dengan suara bising itu. Ia menghampiri Raka dan memijat tengkuknya.

Raka membersihkan mulutnya. Ia menatap Mira berkaca-kaca. "Pusing," adunya.

"Nanti kita periksa ke dokter."

"Gak mau! Nanti di suntik!"

Sabar...

Mira tak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Setelah shalat subuh tadi, Raka terus muntah-muntah dan pusing. Setiap ia membujuk Raka untuk periksa ke dokter, dia selalu menangis dengan alasan takut di suntik.

Sebenarnya bukan itu yang Raka takutkan. Bayang-bayang masa lalunya, saat Andy membawanya secara paksa ke rumah sakit jiwa, membuatnya takut ke rumah sakit manapun. Dan itu menyebabkan Raka trauma.

Mungkin, tidak hanya trauma dengan rumah sakit, tapi juga dokter.

Ia masih ingat bertapa kejamnya dokter yang memukulinya dan meneriakinya dengan kata-kata kasar, bahkan menyebutnya gila. Tapi emang gitu sih kenyataannya.

Mira melihat jelas kegelisahan di mata suaminya. Ia menangkup pipi Raka.

"Mas takut rumah sakit?" Raka mengangguk.

"Mas takut dokter?" Lagi-lagi Raka mengangguk.

"Gak apa, aku panggil dokternya kesini, aku temenin, gimana?" Kali ini Raka mengangguk setuju.

"Kamu sarapan dulu, gih."

Raka mendusel di ceruk leher Mira. "Suapin. Mas lemes."

Mira hanya mengangguk. Tetapi ia terlebih dulu mengabari Andy jika Raka tak jadi pergi ke kantor. Padahal hari ini adalah hari pertama Raka kembali setelah empat tahun tidak bekerja.

Setelah mengabari Andy, Mira mengambil sarapan untuk Raka, lalu segera kembali ke kamar dan menyuapi suaminya.

"Kamu rebahan dulu, aku mau ke bawah sebentar."

Raka mengangguk lemas. Mira segera turun dan mengambil sarapan untuk Raka.

Semuanya terasa tenang, hingga tamu tak diundang datang...

L U K A || Mira&RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang