L U K A || CHAPTER 41

5.7K 694 52
                                    

41. Takbiran

"Ini Abang Via, gak boleh ada yang ngambil!"

~ Via

__________________________

Cklek

"Via, ayo!"

"Bentar Abang. Kerudung Via miring terus, gak presisi dari tadi."

Ian berjalan mendekati Via dan membenarkan jilbab Via. "Sudah. Ayo turun, katanya mau ikut takbiran."

"Ayo!"

Via berlari dengan semangatnya. Malam ini adalah pertama kalinya Via diperbolehkan ikut takbiran. Biasanya Raka melarang Via ikut karena takut jika putrinya akan kelelahan berkeliling.

"Nanti takbiran ngapain aja?"

"Keliling, lah. Sambil baca takbir. Biasanya ada yang pegang obor gitu."

Semangat Via bertambah mendengarnya. "Jadi gak sabar, deh."

Ian hanya tersenyum melihat antusias Via. Ian sendiri juga merasa lebarannya kali ini lebih ramai dari tahun sebelumnya. Karena tahun ini ia bisa merayakan hari raya bersama Via. Apalagi malam ini untuk pertama kalinya Via ikut takbiran.

Ian dan Via duduk di sofa menunggu orang-orang dewasa yang masih bersiap-siap.

Kening Via mengkerut melihat tumpukan kresek yang ada di dekat sofa. "Itu apa?"

"Beras buat zakat," jawab Ian.

"Zakat?" beo Via.

"Iya, Zakat fitrah. Lain kali Abang jelaskan arti dan pengertian Zakat fitrah."

Tak lama mereka sudah berkumpul. Mereka berangkat memakai dua mobil. Chiko, istri dan anaknya satu mobil dengan Fatih dan Zi. Sedangkan Ian tentu bersama Via di mobil Raka dan Mira. Via tidak mau berpisah dengan Ian semenit pun.

"Daddy, disana ada apa aja?"

Oke, sepertinya panggilan Raka sudah berubah lagi. Dari Papi menjadi Daddy.

"Banyak," jawab Raka singkat.

"Ada permen?"

"Ada?"

"Ada yang jual mainan?"

"Ada?"

"Ada yang jual sandal?"

"Ada."

"Ada ikan-ikanan gak?"

"Ada."

"Ada yang jual anak?"

"Terserah." Raka mendengus. Meskipun sifat Via cerewet menurun dari Mira, tapi Mira tidak secerewet Via.

"Via jangan ganggu Daddy yang lagi nyetir. Nanti gak fokus," nasihat Ian.

"Iya, maaf."

Lalu Via beralih menatap Mira yang asik dengan catatannya. "Momski ngapain?"

"Lagi merencanakan apa saja yang Mami beli waktu takbiran nanti," jawab Mira tanpa mengalihkan pandangannya.

Malam ini Mira berniat untuk menghabiskan uang Raka yang ada di dompet berapapun jumlahnya. Lagipula Raka tidak akan berani protes.

Tak selang lima menit mobil Raka terparkir di halaman masjid. Via langsung turun dan berlari melihat suasana ramai di masjid. Sedangkan Ian mengawasi Via dari belakang. Ian tersenyum saat melihat binar bahagia dalam mata Via.

L U K A || Mira&RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang