20. Haruskah Aku Menyerah?
"Cukup! Aku sudah lelah dengan LUKA yang kamu berikan."
~ Mira
_____________________________
Mira menatap gaun didepannya. Tadi ia mendapat kiriman dari Johan yang katanya itu adalah kotak dari Raka.
Percaya tidak percaya memang. Hubungannya dengan Raka saja merenggang, tapi tiba-tiba pria itu mengirimkan gaun kepadanya.
Bukan hanya soal gaun yang membuatnya bingung, tapi surat yang ada di dalamnya itu yang membuatnya bingung.
Silahkan berdandan yang cantik. Setelah itu datang ke hotel xxx malam ini jam delapan malam.
Tanpa mencari tahu ia sudah dapat menebak surat itu ditulis oleh siapa. Tentu saja tulisan Raka. Baginya sangat mudah membedakan tulisan Raka, karena tulisan pria itu seperti ceker. Persis dengan anak-anak yang baru belajar menulis.
"Mungkin tuh orang kepentok kepalanya," gumam Mira.
Sedangkan di tempat lain...
"Kita harus segera melakukan rencana utama kita, honey."
"Memangnya ada apa? Bukannya rencana itu kita lakukan beberapa minggu lagi?"
"Tidak! Sekarang sulit menaklukkan Raka. Aku takut kalau Raka benar-benar jatuh hati dengan istrinya." Emma berujar panik.
"Baiklah. Persiapkan dirimu nanti malam, honey."
Tut
Emma menggenggam erat ponselnya. Belakangan ini Raka sangat sulit di dekati semenjak pulang dari menjenguk sepupu Mira. Ia takut jika Raka benar-benar cinta kepada Mira.
Itu tidak bisa dibiarkan. Walaupun semua harta Raka masih belum terkuras, setidaknya pernikahan Raka dan Mira hancur, itu sudah cukup baginya.
°°°
Raka melirik jam tangannya. Ini sudah hampir jam delapan malam, itu artinya Mira akan datang sebentar lagi. Sungguh, ia sangat gugup sekarang, rasanya persis seperti saat mengucapkan ijab qobul dulu.
Namun seseorang datang dari belakang. Orang itu memukul tengkuk Raka dengan kayu, membuat Raka jatuh pingsan.
Orang yang tidak laina adalah Emma itu menyeringai. Ia melirik pintu hotel, Mira sudah datang, dan ini waktu yang sangat pas baginya.
Emma membopong tubuh Raka. Meskipun sangat sulit tapi ia akan berusaha dengan keras demi berjalannya rencana.
Mira melihat itu semua. Dari belakang memang terlihat seperti Raka mencium pipi Emma. Gadis itu berlari mengikuti Emma, namun pintu lift sudah tertutup.
Tak kehabisan akal, Mira berlari menaiki tangga. Percuma saja, ia ketinggalan jejak. Namun saat di depan salah satu kamar hotel, ia mendengar suara laknat yang dikeluarkan Emma.
Mira menutup mulutnya tak percaya. Di dalam sana, ia mendengar suara orang yang tengah berhubungan. Emma, berkali-kali menyebut nama Raka.
Apa-apaan ini? Apakah Raka menyuruhnya datang hanya untuk menyuruhnya menyaksikan hubungannya dengan Emma?
Cukup! Mira sudah tidak tahan lagi. Cukup sampai disini saja ia bertahan, ia sudah tidak kuat.
Ia terlalu berharap tinggi. Membayangkan jika malam ini Raka mengungkapkan cinta kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L U K A || Mira&Raka
Chick-LitImpian Mira yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Universitas menjadi angan-angan saja. Gadis itu harus merelakan impiannya dan menikah dengan laki-laki seperti Raka. Raka bilang, dia sangat mencintai dirinya. Tapi nyatanya? Semua itu hanya OMONG...