L U K A || CHAPTER 40

5.5K 863 36
                                    

40. Edisi Lebaran

"Gak kuat lagi gue. Beneran gak kuat lagi."

~ Mira

_______________________

"Allahu Akbar! Via, balikin softex Mami!"

"Gak mau!"

Mira menghela nafas gusar. Sungguh, sifat anaknya ini sebelas dua belas dengan dirinya waktu kecil. Tidak bisa diam meskipun hanya lima menit. Suka bikin orang elus dada sabar.

"Via anak Mami yang paling cantik. Sini balikin softex Mami. Itu mau Mami pakai, nak." Mira mencoba menahan emosinya agar tak memarahi sang anak.

Via mendekap erat softex Mira hasil curiannya. "Ndak mau!"

Mira mengelus dada sabar. "Cobaan punya anak prik."

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam."

Raka yang baru pulang dengan setelan jas formalnya mengernyit heran. Anak dan istrinya terlihat seperti habis kejar-kejaran.

"Kalian kenapa?"

"Mas, Via ambil softex aku. Padahal aku mau pake," adu Mira.

Raka melihat sesuatu berwarna merah di belakang Mira. Segera pria itu melilitkan jas mahalnya di pinggang Mira. "Bulanan?"

"Iya," jawab Mira lesu. Padahal puasa tinggal sebentar lagi, tapi tamu bulanannya datang. Terpaksa waktu hari Raya Mira tidak bisa ikut Sholat Eid.

Raka beralih menatap putrinya. "Nak, balikin, itu punya Mama."

"Aku gak punya Mama. Punyanya Mami."

"Iya, Mami." Raka mengalah. "Sekarang balikin. Kasihan lho, Mami berdarah."

"Mana?" tanya Via menyolot.

Mira menyingkap jas Raka. "Nih, berdarah."

"Iya, bokong Mami berdarah." Via melihat softex di tangannya. "Padahal rotinya mau aku makan."

Raka dan Mira melotot. "Heh!"

"Kenapa? Kata Om Indra ini roti, tapi roti Jepang," jawab Via dengan polosnya.

Tangan Raka mengepal. Ternyata satu temannya yang paling freak itu mengajarkan yang tidak-tidak kepada anaknya.

"Lain kali jangan dengerin Om Indra."

Via hanya mengangguk menanggapi Raka. Gadis kecil itu mengembalikan softex kepada Mira dan berlari ke kamar.

Mira geleng-geleng kepala. "Giliran sama kamu nurut, mas."

"Namanya juga anak-anak. Udah kamu sekarang ganti, takut darahnya merembes kemana-mana."

"Iya."

°°°

"Bang Ian!"

Mendengar teriakan cempreng dari seseorang yang ia rindukan membuat Ian menoleh. Ian menyambut pelukan Via yang tiba-tiba.

L U K A || Mira&RakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang