39. Jadi Orangtua
"Capek, ya, jadi orangtua."
~ Mira
______________________
Setelah dua hari dirawat inap, Mira sudah diperbolehkan pulang. Amel dan Dina juga menginap di mansion Raka untuk mengajarkan mereka bagaimana merawat bayi dengan benar.
Dan saat ini, dua wanita yang baru saja menjadi nenek tersebut tengah sibuk membereskan barang-barang Mira dan cucu mereka.
Sedangkan Mira, wanita itu mencoba berjalan walaupun masih terasa sakit.
"Mau mas gendong aja."
Mira menggeleng. Meskipun masih terasa sakit, ia tetap akan berjalan tanpa kursi roda maupun digendong. Katanya sih, biar cepat bisa jalan.
"Ayok, pulang!"
Raka menggandeng tangan Mira dan memperhatikan cara berjalan istrinya.
Melihat bagaimana perjuangan Mira melahirkan, membuatnya tidak ingin memiliki anak lagi. Sudah cukup Via saja. Raka tak ingin Mira kesakitan lagi.
Tapi, lihat kedepannya saja. Bisa jadi Raka kebablasan.
°°°
Raka terbangun kala mendengar tangisan bayi di sampingnya. Ia membuka mata dan menyesuaikan cahaya yang masuk, lalu Raka melihat Via yang menangis di gendongan Mira.
"Maaf, keganggu ya?"
Raka menggeleng. "Mas gak keganggu, kok." Ia mendekati Mira. "Via kenapa?"
"Gak tau. Aku udah kasih dia ASI tapi gak mau. Aku periksa dia pipis atau pup enggak juga. Aku bingung."
Mata Mira berkaca-kaca. Wanita itu tak kuat lagi menahan, dia merasa sangat lelah. Raka mengambil alih dan menimang Via. Bayi perempuan itu langsung berhenti menangis saat digendong Raka.
Mira mengusap sudut matanya yang berair. Wanita itu memeluk Raka dan menyembunyikan wajahnya di punggung pria itu.
Raka merasakan punggungnya basah. Ia tahu jika Mira menangis. Terdengar dari suaranya yang sesenggukan.
"Kamu tidur lagi, ya. Biar Via sama aku."
Mira menggeleng. "Aku nunggu Via tidur."
Raka berbalik. "Tidur aja. Kamu capek banget 'kan? Tidur sekarang."
Mira tetap menggeleng. Ia ingin menjadi seorang Ibu yang benar. Tapi mendengar Via yang terus menangis saja membuatnya ikut menangis. Ia merasa tak becus menjadi seorang Ibu.
Dirasa Via sudah tertidur, Raka menidurkannya di tengah kasur. Pria itu berbalik dan memeluk sang istri.
Tangisan Mira tumpah di pelukan suaminya. Raka semakin mengeratkan pelukannya dan membisikkan kata-kata penenang.
Raka menangkup wajah Mira dan mengelap keringat wanita itu. "Kenapa, hm? Capek?"
"Dari tadi Via rewel terus gak mau bobok lagi. Aku capek Via gak tidur-tidur."
"Kan bisa bangunin aku."
Mira menunduk. "Kamu capek jagain aku terus di rumah sakit. Gak enak kalau ngebangunin kamu."
"Hey, dengerin." Raka menatap dalam manik mata Mira. "Kamu yang lebih capek. Kamu yang ngelahirin Via, kamu juga yang ngurus Via selama di rumah sakit. Aku cuma bantu beberapa kali doang. Jadi Ibu itu lebih susah dan melelahkan. Lagipula aku juga Ayahnya Via, aku juga harus turut andil ngasuh dia. Jangan merasa sungkan atau takut."
Mira menunduk. Benar, Raka itu ayah dari anaknya. Seharusnya ia tak merasa sungkan untuk meminta tolong kepada Raka.
"Coba mana senyum manisnya? Mas mau lihat."
Mira tersenyum manis seperti yang Raka minta, meskipun air matanya masih keluar.
Raka menyatukan dahinya dan dahi Mira. Pria itu tersenyum manis dan menatap teduh manik mata Mira.
"Still with me."
°°°
"Gimana lahirannya?"
"Alhamdulillah, lancar. Kali ini Zi lahirnya normal, gak Caesar seperti dulu."
"Btw, anak kamu cowok apa cewek?" tanya Mira menimbrung.
"Laki-laki." jawab Fatih.
"Enak banget Zi, cantik sendiri di rumah," balas Mira.
"Ya iya dong! Bininya mas Fatih nih, senggol dong!"
Mira memutar bola matanya malas. Mentang-mentang dua anaknya laki-laki. Merasa paling cantik. Padahal Mira ini juga cantik, lho. Sayangnya cuma pernah disia-siakan dan dicampakkan.
"Matikan, mas."
Raka menatap Mira bingung. Namun ayah anak satu itu tetap melaksanakan perintah sang istri. Raka memutuskan panggilan setelah mengucapkan salam kepada Zi dan Fatih.
"Kamu kenapa, sih?" heran Raka.
"Kamu mau punya anak cowok? Biar ada temannya gitu." Mira bertanya.
"Enggak. Aku gak mau punya anak lagi."
Mira tersentak kaget dengan jawaban tegas Raka. Apakah ia salah bertanya? Padahal dulu Raka yang paling menginginkan memiliki anak banyak.
"Kamu gak mau punya anak lagi sama aku?"
Raka menghela nafas. Ia menggenggam tangan Mira dan menatap manik mata wanita yang ia cintai. "Bukan begitu. Melihat perjuangan kamu melahirkan waktu itu buat aku takut. Kamu kesakitan, dan aku gak bisa berbuat apa-apa."
"Aku gak mau lihat kamu kesakitan kayak waktu itu."
Mira terhenyak mendengar penuturan Raka. Mira akui, Raka benar-benar berubah seratus persen. Raka benar-benar menepati janjinya untuk tak menyakiti hatinya. Yah, walaupun sedikit kesal dengan tingkah absurd suaminya.
"Kirain kamu gak mau punya anak lagi sama aku. Mungkin kamu takut aku gendut, terus gak cantik, jelek, terus kamu cari istri baru."
Raka menyentil bibir Mira. "Ngomongnya."
Hey, meskipun dulu Raka sempat ingin menikahi Emma, tapi jelas sekarang Raka hanya setia dengan Mira. Tak peduli jika wanita itu gendut ataupun tak cantik lagi. Yang penting ia masih tinggal bersama wanita yang ia cintai.
"Gak peduli bagaimana kamu nantinya. Fisik masih bisa diubah, tapi cinta sulit untuk diubah. Jadi jangan sampai kamu ngomong kayak gitu lagi. Kalau enggak, mas beneran cari istri baru."
Mira melotot. "Berani?" tanyanya yang sudah berdiri dan berkacak pinggang.
Raka menggeleng takut. Baru ia bilang saja Mira seperti ingin menelannya hidup-hidup. Bagaimana jika ia cari istri baru beneran.
Saat ingin memeluk Mira, suara tangisan Via terdengar keras. Mira segera berlari walaupun masih sedikit tertatih.
Wanita itu menggendong Via yang masih menangis. Mulut Via seperti menyedot sesuatu. Mira yang mengerti membuka kancing bajunya dan menyusui Via.
Jemari lentik Mira menyusuri wajah mungil Via. Alis, hidung, bibir, semuanya mirip Raka. Hanya struktur wajah Via saja yang mirip dengannya.
Raka yang sedari tadi memperhatikan Mira hanya diam di ambang pintu. Pria itu tersenyum melihat bagaimana perlakuan lembut Mira.
Gimana aku mau cari yang baru kalau kamu terus-terusan bikin aku terpesona? Batinnya.
_______________________
Gak kerasa tinggal beberapa chapter lagi mau tamat. Setelah itu aku fokus sama cerita satu lagi terus bikin cerita baru.
Ada yang mau request bikin cerita tentang apa? Bebas deh!
Maaf buat yang prank itu. Gabut pren soalnya.
Ini aja update karena habis selesai ujian. Beban saya terasa berkurang sedikit gitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
L U K A || Mira&Raka
Romanzi rosa / ChickLitImpian Mira yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Universitas menjadi angan-angan saja. Gadis itu harus merelakan impiannya dan menikah dengan laki-laki seperti Raka. Raka bilang, dia sangat mencintai dirinya. Tapi nyatanya? Semua itu hanya OMONG...